Herpes Zoster, atau yang lebih dikenal dengan sebutan cacar ular, merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus varicella zoster, yaitu virus yang juga menyebabkan terjadinya cacar air. Setelah seseorang mengalami cacar air, virus penyebabnya akan bersembunyi pada ganglion saraf dalam keadaan tidak aktif. Herpes zoster atau cacar ular bisa timbul jika virus ini teraktivasi kembali.

Herpes zoster atau cacar ular memiliki gejala yang khas, yaitu adanya lepuhan-lepuhan kecil (bintil-bintil) berisi cairan di kulit yang berwarna kemerahan, dan biasanya terdapat pada salah satu sisi tubuh, yaitu pada kulit yang mempunyai persarafan yang sama. Gejala ini bisa didahului atau bersama dengan timbulnya rasa nyeri.

Pada seminar media yang diadakan oleh Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia di Jakarta tanggal 24 Juni 2014 kemarin, dr Hanny Nilasari Sp.KK dari Kelompok Studi Herpes Indonesia menjelaskan bahwa ada berbagai faktor yang meningkatkan risiko terjadinya herpes zoster, antara lain :

  • Pernah terkena cacar air sebelumnya. Sekitar 98% orang pernah terinfeksi cacar air dan 1 dari 3 orang berisiko untuk mengalami herpes zoster atau cacar ular semasa hidupnya.
  • Usia tua. Pertambahan usia merupakan risiko utama terjadinya herpes zoster. Setelah usia 50 tahun, risiko terkena dan tingkat keparahan herpes zoster juga semakin besar. dr Hanny Nilasari Sp.KK juga mengatakan bahwa saat usia 85 tahun, 1 dari 2 orang akan berisiko mengalami herpes zoster. Hal ini disebabkan oleh adanya reaktivasi virus yang lebih sering terjadi pada orang tua, yaitu 10 kali lebih besar dari usia usia muda.
  • Sumber : www.nydailynews.com

  • Gangguan sistem kekebalan tubuh. Herpes zoster sebenarnya bisa terjadi pada semua usia dan biasanya sering terjadi saat seseorang mengalami penurunan imunitas, misalnya pada orang-orang usia lanjut, pasien dengan keganasan (kanker), pasien yang mendapat kemoterapi atau terapi steroid jangka panjang, dan orang dengan HIV, lanjut dr Hanny Sp.KK.

Pada orang-orang usia lanjut, gejala dan komplikasi herpes zoster yang terjadi bisa lebih berat, dimana nyeri yang mendahului bisa dirasakan lebih hebat dan lebih lama, ruam kulit bisa timbul lebih berat dan luas, serta perjalanan penyakit juga bisa menjadi lebih panjang. Seringkali penyakit bisa berulang dan komplikasi juga lebih sering terjadi.

Ada berbagai komplikasi yang bisa terjadi akibat herpes zoster, antara lain berupa nyeri pasca herpes (neuralgia pasca herpes), infeksi kulit, dan gangguan penglihatan atau pendengaran. Pada sebagian orang, rasa nyeri yang muncul pada herpes zoster bisa menetap sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun dan sangat mengganggu, sehingga bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang untuk waktu lama. Meskipun kelainan kulit sudah sembuh, rasa nyeri bisa terus dirasakan. Nyeri yang muncul bisa beragam, umumnya berupa rasa perih, seperti terbakar, berdenyut-denyut, seperti ditusuk-tusuk atau rasa nyeri yang menyakitkan. Sentuhan kain lembut atau angin sepoi-sepoi pada kulit pun bisa terasa sangat menyakitkan.

Tidak ada yang mengetahui siapa yang akan mengalami herpes zoster atau cacar ular, kapan terjadinya, dan seberapa berat penyakit akan muncul. Paparan cacar air di Indonesia yang masih tinggi juga membuat risiko terjadinya herpes zoster yang tinggi. Selain itu, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit herpes zoster. Saat ini pengobatan yang ada bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan, menurunkan keparahan nyeri, dan mencegah terjadinya komplikasi atau gejala sisa. Oleh karena itu, tindakan yang bisa kita lakukan adalah mencegah terjadinya penyakit ini.

Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi Sp.PD, K-AI, FINASIM, FACP mengatakan bahwa kini telah ada vaksin herpes zoster yang dapat membantu mengurangi risiko terjadinya herpes zoster dan juga neuralgia pasca herpes. Setiap orang yang peduli terhadap bahaya herpes zoster dan berusia 50 tahun atau lebih dapat memanfaatkan vaksin ini.

Sumber : www.npr.com

Vaksin herpes zoster cukup diberikan satu kali melalui suntikan di lengan atas dan tidak perlu vaksinasi ulangan. Akan tetapi, vaksin tidak dapat digunakan oleh orang-orang yang mengalami penurunan kekebalan tubuh yang berat. Oleh karena itu, sebelumnya perlu melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Manfaat vaksin herpes zoster itu sendiri telah terlihat dari pengalaman di Amerika Serikat yang telah menggunakan vaksin ini secara luas, sehingga dapat menurunkan angka kejadian rawat inap dan rawat jalan akibat herpes zoster, termasuk juga kasus neuralgia pasca herpes.

Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi Sp.PD juga menambahkan bahwa sangat penting untuk menjalankan gaya hidup yang sehat, hidup bersih, mengkonsumsi makanan bergizi yang cukup buah-buahan dan sayur, berolahraga, serta tidur yang cukup agar kekebalan tubuh tetap baik.