Pneumonia atau radang paru-paru sebagian besar disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae (pneumokokus), yaitu bakteri yang biasa hidup dirongga hidung dan tenggorokan manusia. Penularan yang mudah melalui percikan ludah, membuat pneumokokus dapat menulari anggota keluarga satu sama lainnya, baik dari anak ke orang tua maupun sebaliknya.
Walau pada mulanya pneumokokus tidak berbahaya, pada suatu saat bisa menginfeksi organ tubuh dan melalui darah dapat menyebar (invansif) ke organ lainnya seperti selaput otak, paru, dan telinga tengah.
Kecacatan dan kematian akibat infeksi pneumokous invansif (IPD), sebenarnya selain dapat dicegah dengan cara pemberian nutrisi yang cukup, ASI eksklusif, zinc (mineral seng) dan kebersihan lingkungan serta perilaku hidup sehat, juga dapat dicegah dengan pemberian vaksin pneumokokus konjugasi (vaksin IPD PCV-7
Dengan vaksinasi IPD, selain akan melindungi anak dari bahaya penyakit IPD yang disebabkan tujuh serotipe dari Streptococcus pneumoniae, bila dilakukan perbandingan, biaya pengobatan bagi penderita IPD jauh lebih besar dari biaya vaksinasinya.
Bagaimana dengan tingkat efektifitas pemberian vaksin IPD?
Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi mengatakan, ”Tidak ada vaksin yang 100% melindungi anak untuk tidak terserang dari penyakit, namun pemberian vaksinasi dapat melemahkan serangan penyakit agar tidak lagi berbahaya hingga mengancam jiwa sang anak, begitu pula dengan vaksin IPD. Jadi segeralah bawa anak anda untuk mendapatkan vaksinasi secara lengkap, lebih baik terlambat dari pada tidak diberikan,” tegasnya.

Namun ternyata, informasi mengenai vaksinasi IPD termasuk dosis dan jadwalnya, belum diketahui dan dipahami benar oleh masyarakat bahkan dokter anak. Ini terungkap saat sesi tanya jawab acara pengumuman pemenang IPD Journalistic Award yang diselenggarakan PT. Wyeth Indonesia 2007 – 2008 di Blitz café, 29 April 2008.
Intan, salah satu jurnalis yang memenangkan IPD Journalistic Award, menuturkan, “Setelah mengikuti media edukasi mengenai bahaya penyakit infeksi pneumokokus pada anak, saya segera membawa anak saya ke dokter anak untuk mendapatkan vaksin IPD, Namun oleh dokter, saya disarankan untuk menunda pemberian vaksin IPD hingga anak saya berusia 2,5 tahun. Hal ini tentu saja membingungkan saya dan mungkin saja orang tua lain yang mengalami hal yang sama, manakah informasi yang benar dan harus saya jalankan”.
Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi menjawab, ”Ini memang biasa terjadi, dan kejadian ini bersifat sangat individual tergantung dari sesering apa dokter tersebut mengup-date dan memahami suatu informasi kesehatan yang ada. Untuk menghindari orang tua mengambil keputusan yang salah, diperlukan peran aktif untuk mencari informasi yang benar".
Menyikapi hal ini, tentu saja kita selaku masyarakat, tidak hanya pemerintah, dokter dan media massa, semuanya memiliki tanggung jawab dan peranan penting menyediakan dan memberikan informasi yang jelas dan benar untuk sosialisasi dan edukasi pemberian vaksin IPD yang dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas bayi dan balita akibat infeksi pneumokokus yang invansif.
Jadwal Pemberian vaksin IPD yang direkomendasikan oleh IDAI Pemberian vaksin IPD dapat dimulai sejak bayi berusia 2 bulan. Vaksin IPD PCV-7 Prevenar@ dapat diberikan bersama vaksin lain, yaitu: DTP/Hib, DTaP, Hib, Polio oral/suntikan, Hepatitis B, MMR, Varisela (cacar air). |
Artikel terkait :
1. Perlukah Vaksin Pneumokokus Diprioritaskan dalam Program Imunisasi Nasional?
2. Penyakit Infeksi Pneumokokus
3. Penyakit Pneumonia Pneumokokus
Untuk undangan liputan seminar dan kegiatan lain kirim ke redaksi kami di fax. 021-7397069 atau redaksi@medicastore.