Salah satu wujud nyata dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan lansia Indonesia adalah “Gerakan Vaksinasi Lansia untuk Hidup Sehat dan Bahagia” yang akan dicanangkan pada 31 Mei 2015 di Taman Menteng, Jakarta.

Komitmen seperti diatas yang diangkat dalam acara seminar Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional 2015 : Mengedepankan Aspek Promotif dan Preventif pada Pelayanan Kesehatan Lansia Pencanangan Gerakan Vaksinasi Lansia untuk Hidup Sehat dan Bahagia, pada Kamis, 21 Mei 2015 di Makara Room 3 Double Tree Hotel, Jakarta.

Dalam sambutannya, Prof.DR.dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, FINASIM, FACP, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa mengatakan, “Sehat di usia lanjut yang menjadi tujuan kita semua memerlukan berbagai upaya. Salah satu diantaranya adalah upaya pencegahan penyakit menular dengan vaksinasi. Kita berharap mereka yang berusia lanjut dapat meneruskan gaya hidup sehat serta melaksanakan vaksinasi. Dewasa ini vaksinasi yang dianjurkan pada orang usia lanjut adalah influenza, pneumonia dan herpes zoster. Pada saat ini vaksinasi pada lansia masih dibiayai oleh masyarakat, belum menjadi program pemerintah. Karena itulah gaung vaksinasi dewasa, khususnya vaksinasi untuk usia lanjut, gaungnya belum terlalu kuat. Biaya vaksin relatif masih tinggi sehingga dapat menurunkan akses untuk vaksinasi. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya Gerakan Vaksinasi Lansia untuk Hidup Sehat dan Bahagia.

Prof.DR.dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-K-AI, FINASIM, FACP

Sumber : http://medicastore.com

Selain itu terdapat beberapa masalah kesehatan yang masih dianggap normal oleh masyarakat pada umumnya. Lansia kurang gizi dan berat badan kurang dianggap, lumrah karena faktor usia. Gejala depresi pada orang tua juga kurang banyak diperhatikan, padahal menurut survei prevalensinya terbilang tinggi. Keluhan lemas dan selalu ingin tidur juga jarang dieksplorasi lebih lanjut penyebabnya. Padahal, usia lanjut yang sehat itu harus aktif dan sehat mental.

Prof.Dr.dr. Siti Setiati, SpPD-KGer, M.Epid, FINASIM Ketua PERGEMI mengatakan, “Kami di PERGEMI sangat mendukung Gerakan Vaksinasi Lansia karena saat ini jumlah lanjut usia (≥60 tahun) yang betul-betul sehat sangat sedikit dan menjadi tua merupakan kesempatan emas (golden opportunity) yang tidak dimiliki oleh semua orang. Para usia lanjut harus bersyukur dan memperhatikan kesehatannya, tetap aktif, hidup dalam kegiatan sosial, serta sehat secara rohani. Penting bagi orang tua untuk melakukan vaksinasi, dikarenakan pencegahan terhadap penyakit infeksi merupakan hal yang amat penting bagi orang tua, karena ketika seseorang yang berusia lanjut jatuh sakit terkena infeksi, maka penyakitnya akan lebih berat, fase penyembuhan lambat dan sulit pulih, bisa memperberat penyakit penyerta lain (misalnya diabetes dll), dan bisa tiba-tiba cepat memburuk.”

Lebih lanjut Prof. Siti menjelaskan, “Tentu saja vaksinasi dan pencegahan penyakit tidak dapat dilakukan sendiri oleh kaum lansia. Mereka perlu dukungan keluarga, kerabat terdekat, serta memerlukan sistem dan tatanan yang ramah bagi lansia. Kita sedikit beruntung karena masih kentalnya budaya “three generation in one roof”. Dalam satu rumah bisa ada nenek, anak, dan cucu. Model demikian diharapkan mampu meningkatkan kepedulian terhadap masalah-masalah kesehatan orang berusia lanjut, terutama dalam hal pencegahan, misalnya melakukan vaksinasi pada lansia.

Dari sisi medis, tata laksana pasien tua tidak boleh disamakan dengan dewasa muda. Para dokter dan perawat harus peka dan proaktif terhadap permasalahan-permasalahan pasien. Keterampilan berempati dan berkomunikasi, serta kesabaran dan kehati-hatian juga diperlukan dalam menangani pasien usia lanjut.”

Prof.Dr.dr. Akmal Taher, SpU(K), Dirjen BUK Kemenkes RI mengungkapkan, “Kemenkes mendukung semua upaya pencegahan dan promosi kesehatan terutama untuk mencegah berbagai penyakit infeksi akut dan degeneratif kronik. Seperti diketahui pada kasus infeksi akut yang sering dialami lansia, vaksinasi merupakan ujung tombak pencegahan. Disamping itu, pencegahan penyakit degeneratif kronik juga penting untuk dilakukan utamanya adalah untuk mengurangi beban biaya kesehatan yang sangat tinggi yang ditanggung pemerintah akibat penyakit tersebut, antara lain gagal ginjal, kanker dan lain-lain.”

Dalam penjelasannya Prof. Akmal juga mengemukakan, “Kami menyambut positif Gerakan Vaksinasi Lansia untuk Hidup Sehat dan Bahagia yang akan dicanangkan pada 31 Mei mendatang. Sejalan dengan upaya Kemenkes yang saat ini mengedepankan upaya promotif dan preventif, kami mendukung dan akan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal P2PL dan Komite Penilaian Teknologi Kesehatan Kemkes untuk mendapat gambaran yang komprehensif menyangkut khasiat, efek samping, analisis finansial sebelum menentukan menjadi program nasional.”

Foto Bersama: dr. Eka Viora, Sp.KJ (Direktur Bina Kesehatan Jiwa, Ditjen BUK Kemenkes RI), Prof.Dr.dr.Siti Setiati, SpPD, KGer, FINASIM, FACP (Ketua PERGEMI), Prof.DR.dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-K-AI, FINASIM, FACP (Satgas Imunisasi Dewasa) dan Eugenia Siahaan (moderator)

Sumber : http://medicastore.com

Pencegahan penyakit menular pada orang dewasa dapat diturunkan risikonya dengan vaksinasi. Bahkan vaksinasi pada usia lanjut tidak hanya menurunkan angka penularan penyakit, namun juga dapat mencegah kematian. Infeksi penyakit pada usia lanjut lebih sering terjadi dan perjalanan penyakitnya lebih berat sehingga jika tak ditatalaksana dengan baik dapat menimbulkan kematian. Sebagai contoh setiap tahun sekitar 500.000 orang meninggal karena komplikasi influenza dan sebagian besar yang meninggal adalah orang berusia lanjut. Prof. Samsuridjal mengungkapkan, “Dengan melakukan vaksinasi pada usia lanjut, biaya kesehatan yang dikeluarkan untuk penyakitpenyakit infeksi pada usia lanjut dan penyakit penyertanya, juga dapat diturunkan.”

“Kita merasa bergembira karena Kementerian Kesehatan sudah semakin memperkuat upaya penyuluhan dan pencegahan penyakit sehingga suasana untuk melakukan pencegahan penyakit melalui vaksinasi menjadi lebih mudah dikenalkan. Jika kita bercermin pada layanan program vaksinasi nasional yang berhasil memanfaatkan layanan kesehatan primer bahkan Posyandu, maka layanan vaksinasi dewasa juga harus tersebar merata dan mudah dijangkau. Kita berharap layanan kesehatan primer juga menyediakan layanan vaksinasi dewasa termasuk vaksinasi untuk manula. Program BPJS yang mendapat sambutan hangat masyarakat diharapkan dapat menjadi pendukung pembiayaan vaksinasi pada usia lanjut. Untuk itu perlu kajian ekonomi kesehatan seperti telah dilakukan di negera lain. Jika faktor pembiayaan ini dapat disepakati, maka cakupan layanan vaksinasi dewasa termasuk vaksinasi pada usia lanjut akan dapat ditingkatkan dengan cepat. Mudah mudahan kerjasama semua pihak dapat mendukung vaksinasi pada usia lanjut di negeri kita,” tutupnya.