Sakit Kepala Tidak Sembuh-sembuh, Apakah Gejala Kanker Otak?

Sakit kepala yang sesekali dirasakan karena kurang tidur atau dehidrasi, mungkin tidak terlalu mengganggu.

Bagaimana dengan sakit kepala yang sering muncul? Berbagai penyebab mungkin Anda pikirkan, salah satunya kanker otak.

Benarkah sering sakit kepala adalah gejala dari kanker otak?

Penyebab Sering Sakit Kepala

Sering sakit kepala atau sakit kepala kronis, adalah sakit kepala yang dirasakan selama 15 hari atau lebih dalam sebulan, dan berlangsung lebih dari tiga bulan.

Sakit kepala kronis tidak selalu disebabkan oleh kanker otak.

Penyebab dari sakit kepala kronis tidak dipahami sepenuhnya, dan pada sakit kepala kronis primer, tidak ada penyebab yang mendasari yang dapat diidentifikasi.

Sakit kepala kronis primer (bukan karena penyebab lain) misalnya:

  1. Migraine kronis

Migraine kronis dirasakan di satu atau kedua sisi kepala. Sakit yang dirasakan seperti berdenyut dengan intensitas sedang hingga berat.

  1. Sakit kepala tension kronis

Sakit kepala tension cenderung dirasakan di kedua sisi kepala dengan intensitas ringan hingga sedang. Sakit yang dirasakan seperti ditekan atau diikat, tidak berdenyut.

  1. Sakit kepala persisten

Sakit kepala jenis ini dirasakan tiba-tiba pada orang yang sebelumnya tidak ada riwayat sakit kepala. Sakit kepala jenis ini menetap selama tiga hari pertama, seringkali dirasakan di kedua sisi kepala, dengan intensitas ringan hingga sedang. Sakit kepala seperti ditekan atau diikat, tidak berdenyut.

  1. Hemicrania continua

Sakit kepala jenis ini hanya dirasakan disatu sisi kepala dan tanpa jeda (dirasakan setiap hari). Sakit dirasakan dengan intensitas sedang yang dapat meningkat tajam. Sakit kepala dapat memberat dengan gejala menyerupai migraine.

Sakit kepala jenis ini juga dikaitkan dengan gejala lain seperti:

  • Mata merah atau berair di sisi yang sama dengan kepala yang sakit
  • Hidung tersumbat atau berair
  • Kelopak mata turun
  • Gelisah

Beberapa faktor berperan pada kejadian sering sakit kepala, diantaranya:

  • Gangguan tidur (kurang tidur, mendengkur)
  • Obesitas
  • Konsumsi kafein dan alkohol
  • Depresi, stress, gangguan kecemasan
  • Lapar, dehidrasi
  • Cahaya terang, suara-suara keras atau bau-bauan kuat juga dapat mencetuskan sakit kepala

Kondisi lainnya yang bisa menjadi penyebab sering sakit kepala yaitu:

  • Masalah pada pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak, seperti peradangan atau stroke
  • Infeksi, misalnya meningitis
  • Tekanan di dalam otak yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
  • Cedera otak
  • Tumor otak

Lalu bagaimana dengan gejala kanker otak? Apakah sering sakit kepala berarti menderita kanker otak?

Gejala Kanker Otak

Gejala dari kanker otak bervariasi bergantung pada jenis, ukuran dan lokasi dari kanker di otak.

Gejala umum pada kanker otak antara lain:

  1. Perubahan gejala sakit kepala

Gejala yang paling umum adalah sakit kepala yang memburuk. Sebuah tumor di otak dapat menekan saraf yang sensitif dan pembuluh darah sehingga muncul gejala sakit kepala yang:

  • Menetap
  • Lebih sakit di pagi hari
  • Disertai dengan gejala muntah atau gangguan neurologis lain
  • Memburuk ketika berolahraga, batuk, atau berubah posisi
  • Tidak membaik dengan obat sakit kepala

Meskipun begitu, tidak semua gejala yang disebutkan di atas sudah pasti menandakan adanya kanker otak.

  1. Kejang

Kejang dapat muncul karena tumor menekan sel-sel saraf sehingga sinyal di otak terganggu dan terjadi kejang.

Terkadang kejang merupakan gejala awal dari tumor otak, tetapi kejang dapat terjadi setiap stadium kanker otak.

Kejang tidak selalu disebabkan oleh tumor otak, penyebab lainnya misalnya masalah neurologis, penyakit otak, dan efek dari penghentian obat.

  1. Perubahan kepribadan atau mood

Tumor di otak dapat mengganggu fungsi otak dan mempengaruhi kepribadian dan perilaku seseorang.

Gejala ini dapat terjadi karena adanya tumor di bagian tertentu di otak.

Selain akibat tumor, gejala ini juga dapat muncul akibat penyakit mental, penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit lain yang menyerang otak.

  1. Gangguan ingatan dan kebingungan

Gejala ini muncul bila tumor terdapat di bagian otak depan atau samping.

Penderitanya dapat sulit berkonsentrasi, kebingungan menghadapi suatu hal sederhana, tidak dapat melakukan beberapa hal bersamaan, atau memiliki masalah ingatan jangka pendek.

Masalah tersebut juga dapat muncul karena sebab lain selain kanker otak, misalnya karena defisiensi vitamin, efek samping obat, atau akibat gangguan emosional.

  1. Kelelahan

Kelelahan karena kanker otak berbeda dengan kelelahan pada umumnya. Rasa lelah sangat berat sehingga penderitanya sulit berkonsentrasi, tiba-tiba tertidur, kaki terasa berat.

  1. Mual dan Muntah
  2. Kelemahan dan Mati Rasa

Gejala kelemahan dapat muncul karena tubuh sedang melawan kanker otak.

Beberapa jenis kanker otak dapat menyebabkan gejala kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki.

Gejala Kanker Otak Menurut Lokasi

Selain gejala-gejala di atas, gejala kanker otak lainnya berkaitan dengan lokasi kanker, misalnya:

  1. Gangguan penglihatan bila tumor atau kanker berada di bagian otak yang mengatur fungsi penglihatan.
  2. Gangguan bicara, membaca dan menulis.
  3. Gangguan pendengaran
  4. Gangguan menelan
  5. Masalah pergerakan di tangan, lengan, kaki dan tungkai
  6. Gangguan keseimbangan tubuh
  7. Kelemahan, mati rasa, atau rasa sakit di wajah

Kapan Harus ke Dokter?

Umumnya sakit kepala dapat membaik setelah Anda beristirahat, atau minum obat pereda nyeri.

Akan tetapi ada beberapa kondisi lain yang membutuhkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Segera periksakan diri Anda ke dokter bila ada gejala seperti berikut ini:

  • Sakit kepala sangat berat
  • Perubahan pola sakit kepala (tidak seperti yang biasa Anda alami)
  • Sakit kepala yang terus bertambah berat
  • Sakit bertambah saat batuk atau bergerak
  • Sakit kepala disertai dengan demam, leher kaku, kebingungan, penurunan kesadaran atau gangguan ingatan, mata merah, nyeri di pelipis, atau gangguan neurologis seperti gangguan penglihatan, kelemahan, baal, atau kejang
  • Sakit kepala setelah benturan di kepala
  • Sakit kepala yang membuat Anda tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari atau yang membuat Anda terbangun dari tidur
  • Anda harus minum obat sakit kepala setiap hari bahkan melebihi dosis yang direkomendasikan untuk meredakan sakit kepala
  • Adanya perubahan kepribadian atau fungsi mental
  • Sakit kepala pertama kali dirasakan saat berusia lebih dari 50 tahun
  • Sakit kepala pada pasien kanker atau gangguan kekebalan tubuh

Pengobatan Sakit Kepala

Sakit kepala umumnya dapat ditangani dengan obat-obatan pereda nyeri, misalnya parasetamol, ibuprofen (baca aturan pakai, kontraindikasi dan efek samping obat) atau kombinasi obat untuk migraine.

Apabila diketahui penyebab yang mendasarinya (misalnya infeksi), dengan mengatasi penyebab tersebut gejala sakit kepala akan menghilang.

Untuk sakit kepala karena kanker otak, pengobatan dilakukan sesuai dengan stadium kanker otak. Pengobatan dapat berupa operasi, kemoterapi atau radiasi.

Terapi Alternatif untuk Sakit Kepala

Selain dengan obat-obatan, beberapa cara berikut ini dapat dilakukan untuk membantu mengatasi sakit kepala kronis:

  • Akupuntur. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa akupuntur dapat membantu mengurangi kekambuhan dan intensitas sakit kepala kronis.
  • Pijat. Pijat dapat membantu mengurangi stress, merelaksasi dan meredakan nyeri. Pijat juga membantu untuk mengatasi otot-otot leher dan bahu yang tegang.
  • Suplemen. Vitamin B2 dosis tinggi dapat membantu mengurangi migraine. Bagi sebagian orang, coenzim Q10 dan magnesium sulfat dapat mengurangi kekambuhan sakit kepala.

Konsultasikan dengan dokter sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan terapi alternatif.

Bagaimana Cara Mencegah Sering Sakit Kepala?

Anda dapat mencoba cara berikut ini untuk mencegah atau mengurangi kekambuhan sakit kepala kronis.

  1. Menghindari pencetus sakit kepala. Pencetus sakit kepala pada setiap orang dapat berbeda-beda. Kenali pencetus sakit kepala Anda agar Anda dapat menghindarinya.
  2. Tidur cukup. Rata-rata orang dewasa perlu tidur selama tujuh hingga delapan jam setiap hari.
  3. Makan teratur. Upayakan untuk makan di waktu yang sama setiap harinya, dan hindaria makanan atau minuman yang mengandung kafein.
  4. Olahraga teratur.
  5. Kurangi stress. Terkadang kita tidak dapat mengendalikan penyebab stress. Bila hal ini terjadi, cobalah untuk berlatih relaksasi, misalnya dengan melakukan yoga, tai chi, atau meditasi.
  6. Hindari penggunaan obat-obatan berlebihan. Obat-obat sakit kepala yang dijual bebas bila dikonsumsi lebih dari dua kali seminggu dapat meningkatkan kekambuhan dan keparahan sakit kepala. Konsultasikan dengan dokter mengenai obat dan dosis yang tepat untuk Anda.

 

 

 

 

 

Referensi:

  • https://www.health.com (Gambar Cover)
  • https://www.health.harvard.edu/pain/headache-when-to-worry-what-to-do
  • https://www.healthline.com/health/brain-tumor-warning-signs
  • https://www.keckmedicine.org/are-daily-headaches-something-serious/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-daily-headaches/diagnosis-treatment/drc-20370897
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-daily-headaches/symptoms-causes/syc-20370891