Musim Hujan Tiba, Waspada Penyakit DBD Mengintai

Memasuki musim penghujan, salah satu penyakit yang harus diwaspadai adalah demam berdarah atau DBD karena banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Penyakit demam berdarah mungkin sudah sering Anda dengar, beberapa penderita dengan kasus ringan, hanya mengalami gejala demam dan seperti flu. Pada kasus berat, penyakit DBD dapat menyebabkan penurunan tekanan darah tiba-tiba (syok) dan bahkan kematian. Karena itu, kewaspadaan terhadap penyakit DBD sebaiknya lebih ditingkatkan.

Penyebab Penyakit DBD

Penyakit DBD disebabkan oleh virus. Virus dengue sendiri ada 4 tipe, dan keempatnya dapat menyebabkan penyakit.

Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk yang mengandung virus dengue.

Seseorang yang pernah menderita penyakit DBD akan kebal terhadap satu jenis virus dengue yang pernah menginfeksinya. Hal ini berarti orang tersebut masih bisa terkena DBD dikemudian hari dari virus DBD tipe lainnya.

Sayangnya, risiko mengalami sakit DBD berat justru akan meningkat bila Anda terkena DBD untuk kedua, ketiga atau keempat kalinya.

Apa Gejala Penyakit DBD?

Banyak penderita tidak bergejala. Terkadang karena gejalanya tidak spesifik, seringkali dikira menderita penyakit lain misalnya flu, gejala biasanya muncul empat hingga 10 hari setelah digigit nyamuk.

Gejala penyakit dbd

Selain demam tinggi (40°C), gejala lainnya antara lain:

  • sakit kepala
  • sakit otot, tulang atau sendi
  • mual
  • muntah
  • sakit di belakang mata
  • pembengkakan kelenjar
  • ruam merah di kulit

Sebagian besar penderita sembuh dalam waktu kurang lebih satu minggu. Akan tetapi, pada beberapa kasus, gejala memburuk dan mengancam nyawa.

Penyakit DBD berat terjadi ketika pembuluh darah rusak dan mengalami kebocoran, sehingga dapat terjadi perdarahan internal, gagal organ, dan bahkan kematian.

Tanda-tanda bahaya dari DBD berat yang merupakan kegawatdaruratan yang mengancam nyawa dapat terjadi dengan sangat cepat.

Tanda bahaya biasanya justru muncul pada hari pertama atau kedua setelah demam turun, yaitu:

  • Sakit perut berat
  • muntah terus menerus
  • perdarahan di gusi atau hidung
  • ada darah di air seni, tinja, atau di muntahan
  • perdarahan di bawah kulit, yang tampak seperti memar
  • napas cepat atau sulit
  • kelelahan
  • gelisah atau rewel (pada anak)
  • kulit dingin
  • denyut nadi yang lemah dan cepat

Seseorang yang terdiagnosis penyakit DBD apabila memiliki gejala tersebut, harus kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Bagaimana Cara Mengobati Penyakit DBD?

Tidak ada terapi spesifik untuk penyakit DBD.

Obat penurun panas yang dijual bebas seperti parasetamol dapat digunakan untuk menurunkan demam dan nyeri otot. Hindari aspirin, dan ibuprofen karena dapat meningkatkan risiko komplikasi perdarahan.

Selama masa penyembuhan, penderita sebaiknya minum banyak air.

Segera ke rumah sakit apabila ada tanda-tanda dehidrasi seperti buang air kecil berkurang, mulut atau bibir kering, tangan dan kaki dingin, pada bayi atau anak tidak ada air mata saat menangis.

Penderita DBD berat memerlukan penanganan lebih lanjut seperti pemberian cairan intravena dan elektrolit, transfusi darah dan pemantauan ketat.

Bisakah Penyakit DBD Dicegah?

Saat ini tersedia vaksin DBD untuk usia 9–45 tahun yang sebelumnya pernah terkena DBD setidaknya satu kali.

Pada orang yang belum pernah terkena DBD sebelumnya, vaksin dapat meningkatkan risiko penyakit bertambah berat bila orang tersebut terkena DBD di kemudian hari.

Mencegah Gigitan Nyamuk

WHO menekankan vaksin bukan merupakan cara yang efektif untuk mencegah penyakit demam berdarah. Pencegahan utama untuk menghindari terkena penyakit DBD adalah dengan mencegah gigitan nyamuk.

Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghindari perkembangbiakan dan gigitan nyamuk:

3M plus demam berdarah

Sumber gambar: promkes.kemkes.go.id

  1. Tindakan yang paling penting adalah dengan membasmi sarang nyamuk. Nyamuk pembawa virus dengue, nyamuk Aedes aegypti, berkembang biak di genangan air yang bersih, oleh karena itu hindari meletakkan atau membiarkan benda-benda yang dapat digenangi air baik di dalam ataupun di luar/sekitar rumah.

Lakukan 3M Plus, yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampung air, dan mengubur benda-benda yang berpotensi untuk menampung air.

Setidaknya seminggu sekali keringkan, dan bersihkan tempat-tempat yang menampung air, misalnya vas bunga, tempat minum binatang peliharaan, dll.

  1. Bila terdapat kolam yang sulit untuk dikuras, pelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
  2. Gunakan pakaian yang lebih tertutup untuk mengurangi kemungkinan digigit nyamuk.
  3. Gunakan krim anti nyamuk pada bagian tubuh yang tidak tertutup pakaian. Baca aturan pemakaian. Oleskan berulang bila diperlukan. Perhatikan keamanan krim anti nyamuk untuk anak-anak terutama bayi. Jangan oleskan krim anti nyamuk pada tangan (terutama jari), sekitar mata, dan mulut anak. Gunakan kelambu khusus untuk tempat tidur, dan kereta dorong bayi.
  4. Pasang kassa nyamuk pada ventilasi rumah Anda untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah dan usahakan ruangan tetap dingin.
  5. Hindari menggantung pakaian atau meletakkan benda-benda yang dapat menjadi tempat persembunyian nyamuk.
  6. Anda dapat menanam tanaman pengusir nyamuk, misalnya lavender, atau serai.

 

 

 

Referensi:

  • https://www.cdc.gov/dengue/resources/denguedhf-information-for-health-care-practitioners_2009.pdf
  • https://www.cdc.gov/ncezid/dvbd/media/avoid-dengue.html
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue-fever/symptoms-causes/syc-20353078