Cara Mengatasi Ruam Popok pada Bayi dengan Tepat

Ruam popok adalah masalah kulit yang paling sering dialami oleh bayi. Lebih dari separuh bayi berusia 4 sampai 15 bulan mengalaminya, setidaknya satu kali dalam dua bulan.

Ruam popok adalah ruam yang terdapat di area popok, yaitu bokong, area kelamin, dan paha.

Pada kasus yang ringan, kulit di area popok terlihat kemerahan dan hangat ketika disentuh. Ruam hanya ada di beberapa titik, atau di semua area popok. Ruam ringan biasanya menghilang dengan penanganan di rumah dalam tiga atau empat hari.

Ruam yang lebih berat dapat menyebabkan kulit mengelupas dan nyeri. Bila terinfeksi, ruam menjadi merah terang dan kulit di sekelilingnya membengkak. Ruam yang berat memerlukan pengobatan lebih lanjut dari dokter.

derajat ruam popok

Apa Penyebab Ruam Popok?

 

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan ruam popok, diantaranya:

  • Area popok terlalu lembab
  • Ada banyak gesekan di area popok
  • Air seni atau tinja bersentuhan dengan kulit terlalu lama
  • Infeksi jamur
  • Infeksi bakteri
  • Alergi dengan bahan popok sekali pakai
  • Alergi makanan

Ketika kulit basah dalam waktu lama, kulit mulai mengalami kerusakan, terutama saat terjadi gesekan, sehingga ruam mudah terjadi.

Ruam lebih mungkin terjadi bila bayi mengalami diare, mulai mengkonsumsi makanan padat, sedang mengkonsumsi antibiotik, atau minum ASI dari ibu yang mengkonsumsi antibiotik.

 

Bagaimana Cara Mengatasi Ruam Popok yang Tepat?

 

Anda mungkin pernah mendengar tentang krim-krim yang dapat digunakan untuk mengatasi ruam popok. Akan tetapi, cara mengatasi ruam yang tepat bukanlah sekedar mengoleskan krim.

Berikut ini beberapa tindakan yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi ruam popok dengan tepat.

  1. Sering ganti popok (terutama ketika anak buang air besar). Langkah pertama mengatasi ruam popok adalah menjaga area kelamin tetap bersih dan kering.

Dengan mengganti popok yang basah (karena air seni ataupun tinja), kelembaban di kulit akan berkurang, sehingga menghindari peradangan kulit.

Periksa popok bayi di malam hari setidaknya satu kali, dan ganti bila sudah terlalu basah. Jangan pakaikan popok yang telalu kencang untuk menghindari gesekan.

  1. Bersihkan area popok dengan lembut (termasuk bagian lipatan-lipatan kulit). Gunakan air dan kain yang lembut, atau tisu basah yang tidak mengandung alkohol dan tidak mengandung pewangi. Jangan menggosok kulit dengan keras.

Bersihkan dengan sabun bila tinja sulit dibersihkan hanya dengan air, tetapi gunakan sabun yang sangat lembut (sabun untuk anti alergi).

Bila ruam sangat parah, gunakan botol semprot untuk membersihkan area kelamin.  

  1. Biarkan anak tanpa popok selama mungkin agar kulit dapat kering dengan sendirinya dan bisa segera sembuh. Atau keringkan kulit dengan kain lembut dengan cara menepuk-nepuk kulit, bukan menggosok.
  2. Gunakan krim popok. Pilih krim yang mengandung zinc oxide atau petroleum jelly (merek atau harga tidak berpengaruh, asalkan krim yang Anda pilih mengandung kedua bahan tersebut).

Oleskan krim dengan tebal. Anda tidak perlu membersihkan krim sepenuhnya setiap kali mengganti popok (kecuali bila terkena tinja).

Hati-hati jangan menggunakan bedak tabur karena dapat terhirup bayi dan bisa menyebabkan pneumonia (radang paru-paru).

Jangan gunakan bahan-bahan lain yang mungkin pernah Anda baca atau dengar di sosial media (mungkin Anda pernah mendengar baking soda atau tepung maizena).

Bahan-bahan tersebut mungkin justru akan membuat kulit menjadi semakin teriritasi dan menjadi terinfeksi.

 

Bagaimana Cara Mencegahnya?

 

Segera mengganti popok yang basah atau kotor dan membersihkannya adalah cara terbaik untuk mencegah ruam popok.

Secara umum, coba untuk membatasi kontak air seni dan tinja dengan kulit.

Beberapa cara lain yang dapat Anda lakukan yaitu:

  • Memilih popok yang penyerapannya baik. Popok yang daya serapnya tinggi akan membuat kulit bayi tetap kering. Meskipun tidak ada bukti hingga saat ini yang menunjukkan jenis popok mana yang paling baik mencegah ruam, popok kain biasanya lebih kurang menyerap dibandingkan dengan popok sekali pakai.

Bila bayi Anda menggunakan popok kain, pertimbangkan untuk menggunakan popok sekali pakai saat bayi Anda sedang ruam.  

  • Pastikan popok tidak terlalu ketat, terutama di malam hari.  
  • Jaga area kelamin tetap bersih. Kotoran, zat iritan dan bakteri dapat dibersihkan dengan memandikan bayi setiap hari. Hal ini dapat membantu bayi terhindar dari berbagai penyebab ruam.

Jangan lupa untuk mengoleskan krim pelindung setelah memandikan bayi.

  • Gunakan detergen khusus bayi yang ringan dan tidak mengandung alergen untuk mencuci pakaian dan alas tidur bayi.
  • Perhatikan kulit bayi dan pencernaannya ketika memperkenalkan makanan baru.

 

Popok Kain atau Popok Satu Kali Pakai, Mana yang Lebih Baik?

 

Ruam popok dapat terjadi pada bayi yang memakai popok kain ataupun sekali pakai.

Sebagian anak mengalami ruam akibat menggunakan popok sekali pakai merek tertentu, atau akibat sabun yang digunakan untuk mencuci popok kain.

Penelitian menunjukkan bahwa ruam popok lebih jarang terjadi pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai. Akan tetapi yang lebih penting dari jenis popok paling baik adalah seberapa sering popok bayi diganti saat basah atau kotor.

Apapun jenis popok yang Anda pilih untuk bayi Anda, pastikan untuk selalu menggantinya dengan teratur agar kulit bayi tetap bersih, kering dan sehat.

 

Kapan Harus Konsultasi dengan Dokter?

 

Segera konsultasikan dengan dokter apabila:

  • Ruam tidak sembuh atau membaik dengan cara-cara yang sudah disebutkan di atas.  
  • Ruam semakin memburuk dalam dua atau tiga hari setelah diatasi di rumah.
  • Ruam disertai dengan bisul-bisul kecil, kulit mengelupas, kulit melepuh, luka bernanah atau berkerak.  
  • Bayi Anda sedang mengkonsumsi antibiotik dan timbul ruam merah atau merah muda terang dengan bintik-bintik kemerahan di sekelilingnya.  
  • Ruam disertai dengan rasa sakit (bayi menangis ketika kulit yang ruam tersentuh atau saat dibersihkan), atau bayi terus menerus rewel dan sulit ditenangkan.
  • Selain ruam, bayi juga mengalami demam.

Ketika sudah mendapatkan obat dari dokter, pastikan untuk mengikuti petunjuknya dengan benar, karena sebagian obat mungkin hanya boleh digunakan untuk waktu yang singkat.

 

 

 

Referensi:

  • my.clevelandclinic.org/health/diseases/11037-diaper-rash-diaper-dermatitis
  • www.aad.org/public/everyday-care/itchy-skin/rash/treat-diaper-rash
  • www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/diapers-clothing/Pages/Diaper-Rash.aspx
  • www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/family-resources-library/tips-to-avoid-diaper-rash