Keracunan makanan adalah suatu kondisi yang jarang terjadi, tetapi masih sering ditemukan pada beberapa keadaan.
Keracunan makanan merupakan salah satu jenis foodborne disease, yang dimana penyakit tersebut diakibatkan oleh sesuatu yang mereka makan atau minum. Penyebabnya dapat berasal dari bakteri atau zat berbahaya lainnya yang berada di dalam makanan atau minuman.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai foodborne disease, silahkan klik tautan berikut ini.
Pada beberapa keracunan makanan ini tidak membahayakan jiwa, tetapi jika tidak ditangan dengan baik maka tentunya tanda keracunan makanan dapat berkembang menjadi lebih berat.
Walaupun keadaan ini jarang dialami, tanda keracunan makanan sangat penting untuk diketahui.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tanda keracunan makanan , bacalah artikel berikut ini.
Apa itu Keracunan Makanan ?
sumber: https://continentalhospitals.com
Keracunan makanan terjadi kerika makanan atau minuman anda telah terkontaminasi dengan suatu zat.
Terkontaminasi artinya makanan tersebut telah terinfeksi dengan organisme beracun, seperti bakteri, jamur,parasite, virus, atau bahan kimia beracun lainnya.
Ketika Anda makan sesuatu yang beracun, tubuh dapat bereaksi untuk membersihkan racun dengan cara mengeluarkannya melalui muntah, diare atau disertai keduanya.
Tanda keracunan makanan yang tidak nyaman inilah yang merupakan cara tubuh anda bekerja untuk kembali sehat. Pada beberapa orang keadaan ini dapat memaik dalam 1-2 hari.
Siapa yang paling berisiko untuk mengalami tanda keracunan makanan ?
Sistem kekebalan tubuh merupakan hal yang penting dalam mengembangkan tanda keracunan makanan ini.
Kekebalan tubuh yang baik dapat menurunkan risiko untuk mengalami keracunan makanan, jika kekebalan tubuh anda kurang baik maka semakin besar anda untuk berisiko mengalami keracunan makanan.
Hal-hal inilah yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh Anda antara lain :
- Usia. Anak-anak di bawah usia 5 tahun memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum baik. Sistem kekebalan tubuh yang baik mulai menurun setelah berusia 65 tahun.
- Kehamilan. Saat dalam keadaan hamil, tubuh seringkali memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan sehingga biasanya sulit untuk melawa infeksi yang masuk ke dalam tubuh.
- Penyakit kronis. Memiliki penyakit kronis terkadang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh Anda, seperti infeksi, kanker, penyakit defisiensi imun, atau penyakit autoimun.
- Pengobatan. Mengonsumsi obat seperti kortikosteroid dan imunosupresan dapat menekan sistem kekebalan tubu, sehingga membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit.
Apa Saja Tanda Keracunan Makanan yang Dialami ?
sumber: https://mypositiveparenting.org
Tanda keracunan makanan yang dialami pada setiap orang dapat bervariasi bergantung dari tingkat keparahan keracunan yang dapat dialami. Bahkan ada pada beberapa kondisi tanda keracunan makanan tidak terdeteksi.
Tetapi pada umumnya tanda keracunan makanan yang dialami adalah, seperti :
- Kram Perut
- Diare (BAB Cair)
- Mual
- Muntah
- Kehilangan nafsu makan
- Demam ringan
- Lemah dan lesu
- Sakit Kepala
Pada tanda keracunan makanan dapat menimbulkan keluhan yang berat, bahkan dapat mengancam jiwa, meliputi :
- BAB Cair yang berlangsung selama lebih dari 3 hari
- Demam tinggi yaitu sekitar lebih dari 38,9°C
- Kesulitan melihat ataupun berbicara
- Disertai dengan gejala dehidrasi yang berat, seperti :
- Mulut kering
- Mata cekung
- Ubun-ubun cekung (jika dialami oleh anak < 18 bulan)
- Buang air kecil sedikit atau tidak ada sama sekali
- Buang air kecil tampah berdarah
Jika anda mengalami keluhan diatas, segeralah membawakan diri untuk konsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat, agar anda segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Berapa Lama Tanda Keracunan Makanan Berlangsung ?
Lamanya waktu yang diperlukan hingga munculnya gejala bergantung dari pada sumber infeksi, tetapi rata-rata dapat berkisar antara 30 menit hingga 8 minggu.
Dengan atau tanpa pengobatan, sebagian besar kasus keracunan makanan akan sembuh dalam waktu 1 minggu.
Apakah Tanda Keracunan Makanan Dapat Menular ?
Keracunan makanan tanpa disadari tentunya dapat menular jika kita bersentuhan dengan kuman yang mendasarinya.
Kuman dapat menyebar melalui partikel kecil, percikan muntahan atau kotoran yang menempel di permukaan atau di jari, lalu berpindah ke makanan dan masuk ke dalam mulut orang lain.
Apakah Tanda Keracunan Makanan Akan Sembuh Dengan Sendirinya ?
Dalam kebanyakan kasus, Anda dapat mengatasi keracunan makanan melalui terapi suportif di rumah yaitu hanya dengan menjaga tubuh untuk tetap terhidrasi.
Menjaga tubuh untuk tetap terhidrasi, dapat membantu anda untuk mencegah terjadinya dehidrasi akibat diare dan juga muntah.
Contoh cairan pengganti yang dapat dikonsumsi untuk mengatasi dehidrasi adalah seperti pedialit atau oralit.
Mengonsumsi cairan pengganti ini dapat sangat membantu anda untuk tetap selalu terhidrasi.
Apakah Tanda Keracunan Makanan Harus Diatasi Dengan Obat-Obatan ?
Pada beberapa keracunan makanan yang disebabkan oleh infeksi biasanya memerlukan antibiotik atau menggunakan obat jenis lainnya yang sesuai dengan penyebab yang mendasari terjadinya keracunan makanan.
Tetapi ada juga yang sebagian besar, antibiotik tidak diperlukan. Selain antibiotik, pada keracunan makanan juga dapat diresepkan obat lain, seperti obat anti diare, obat anti muntah, obat demam, atau obat lainnya yang dapat membantu mengurangi keluhan akibat keracunan makanan.
Untuk keluhan diare, hati-hatilah dalam memilih obat diare tanpa resep dokter, ada beberapa obat yang jika dikonsumsi dapat memperberat keluhan keracunan makanan ini.
Apa Saja Bahaya Yang Mungkin Terjadi Akibat Keracunan Makanan ?
Bahaya atau komplikasi dapat terjadi pada keracunan makanan, walaupun saat ini masih jarang terjadi.
Namun, bahaya ini dapat menjadi lebih berat pada beberapa kasus, bahkan dapat berakibat fatal.
Mengalami dehidrasi berat adalah risiko yang paling umum terjadi akibat keracunan makanan.
Bahaya lainnya juga masih dapat terjadi bergantung dari penyebab yang mendasari terjadinya keracunan makanan, yaitu contohnya :
- Mengalami keguguran hingga kematian janin : Jika dalam keadaan hamil mengalami keracunan makanan yang disebabkan oleh Infeksi Listeria, bakteri ini sangat berbahaya teurtama bagi janin yang sedang berkembang, karena bakteri ini dapat menyebabkan kerusakan saraf hingga kematian.
- Kerusakan ginjal : Infeksi E. coli dapat menyebabkan sindrom uremik hemolitik (HUS) dan gagal ginjal.
- Radang sendi : Infeksi bakteri Salmonella dan Campylobacter dapat menyebabkan radang sendi kronis hingga kerusakan sendi.
- Sistem saraf dan kerusakan otak : Beberapa jenis bakteri atau virus dapat menyebabkan infeksi otak yang disebut meningitis. Bakteri lain seperti campylobacter dapat menyebabkan gangguan neurologis yang disebut sindrom Guillain-Barré.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai meningitis, silahkan klik tautan berikut ini.
Referensi :
- https://www.healthline.com/health/food-poisoning#symptoms
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21167-food-poisoning
- https://www.cdc.gov/food-safety/signs-symptoms/index.html