Gangguan Sistem Pencernaan: Jenis, Gejala, dan Penanganannya

Gangguan sistem pencernaan umumnya menjadi tanda bahwa terdapat gangguan atau disfungsi pada salah satu atau beberapa organ. Gangguan ini tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan fisik, tetapi juga dapat berdampak langsung terhadap kualitas hidup seseorang.

 

Untuk itu, penting bagi setiap orang untuk memahami lebih dalam apa saja penyebab umum yang dapat memicu gangguan pencernaan. Simak pembahasan lengkap mengenai berbagai jenis gangguan pada sistem pencernaan, gejala-gejala yang perlu diwaspadai, serta langkah-langkah penanganannya.

 

Mengenal Lebih Dalam tentang Gangguan Sistem Pencernaan

 

Gangguan sistem pada pencernaan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi yang terjadi pada organ-organ dalam proses pencernaan. Sistem pencernaan penting dalam menyalurkan nutrisi makanan ke seluruh tubuh, sekaligus mengeluarkan zat sisa yang tidak diperlukan.

 

Ketika salah satu bagian dari sistem ini mengalami gangguan, maka seluruh proses pencernaan dapat terganggu. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk memahami gejala awal serta cara menjaga kesehatan sistem pencernaannya secara menyeluruh.

 

Jenis Gangguan Sistem Pencernaan: Gejala dan Solusi Penanganan yang Tepat

 

Jenis Gangguan Sistem Pencernaan

 

Sistem pencernaan manusia memiliki peran vital dalam tubuh, yaitu memecah makanan menjadi zat gizi yang dibutuhkan. Tujuannya untuk mendukung proses metabolisme, pembentukan energi, serta perbaikan dan pertumbuhan jaringan. Selain itu, sistem ini juga bertugas membuang limbah dan sisa makanan.

 

Namun, pada kondisi tertentu, sistem pencernaan bisa mengalami gangguan yang membuat proses tersebut tidak berjalan normal. Sebagian masalah pencernaan dapat diatasi sendiri di rumah. Namun, ada juga yang menetap lama dan memerlukan penanganan medis. Apa saja jenisnya?

 

1. Diare

 

Diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan tekstur feses yang encer atau cair. Meski terkesan ringan, diare tidak boleh dianggap sepele. Penyebab diare sangat beragam. Mulai dari infeksi virus seperti rotavirus, bakteri, dan efek samping konsumsi obat.

 

Gejala yang sering menyertai diare di antaranya adalah nyeri atau kram perut, demam ringan hingga sedang, mual, perut kembung. Sebagian besar kasus diare dapat sembuh dengan sendirinya melalui perawatan rumahan yang sederhana, seperti memperbanyak asupan cairan dan elektrolit.

 

2. Konstipasi (Sembelit)

 

Konstipasi atau sembelit adalah kondisi ketika seseorang mengalami buang air besar dengan frekuensi sangat jarang. Biasanya kurang dari tiga kali dalam seminggu. Biasanya disertai dengan feses yang keras, kesulitan saat mengejan, serta rasa tidak tuntas setelah BAB.

 

Penyebab konstipasi dapat berasal dari pola makan rendah serat, kurang minum air, jarang berolahraga, atau gangguan struktur usus. Penanganannya meliputi peningkatan konsumsi serat, memperbanyak cairan, dan olahraga teratur. Jika gejala tidak membaik, penggunaan pelunak feses bisa menjadi solusi sementara.

 

3. Batu Empedu

 

Batu empedu terbentuk saat kandungan kolesterol atau zat sisa dalam empedu terlalu tinggi. Kemudian mengendap dan membentuk batu. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh terganggunya aliran empedu. Gejalanya meliputi nyeri di perut kanan atas, mual, demam, dan kulit menguning.

 

Faktor risiko batu empedu mencakup obesitas, usia di atas 40 tahun, jenis kelamin perempuan, perubahan hormon, serta pola makan tinggi lemak. Penanganan bergantung pada tingkat keparahan, mulai dari obat-obatan hingga tindakan operasi jika batu menyebabkan nyeri hebat atau infeksi.

 

4. IBS (Irritable Bowel Syndrome)

 

IBS atau sindrom iritasi usus besar adalah gangguan fungsi usus tanpa kerusakan organik yang terlihat. Gejalanya bisa berupa sakit perut yang sering kambuh serta gangguan BAB seperti diare atau sembelit. Selain itu, perut kembung, lendir dalam tinja, serta rasa tidak tuntas saat BAB juga termasuk.

 

Penyebab pastinya belum diketahui. Namun stres, pola makan, infeksi usus, dan gangguan kecemasan diduga berperan. Penanganan dilakukan dengan menghindari makanan pemicu seperti makanan pedas, tinggi gas, dan produk susu. Penderita disarankan mengonsumsi makanan yang kaya akan serat larut.

 

5. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

 

GERD merupakan gangguan sistem pencernaan yang terjadi saat asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Penyebabnya adalah lemahnya otot sfingter bawah yang gagal menutup dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan sensasi panas di dada (heartburn), nyeri dada, mual, sulit menelan, hingga batuk kronis.

 

Penanganan GERD dapat dimulai dari perubahan gaya hidup. Misalnya, makan dalam porsi kecil, tidak langsung berbaring setelah makan, dan menghindari makanan pemicu seperti makanan pedas atau berkafein. Meninggikan posisi kepala saat tidur menjadi salah satu cara efektif untuk mengurangi risiko.

 

6. Tukak Lambung

 

Tukak lambung adalah kondisi medis yang ditandai dengan adanya luka pada lapisan dalam dinding lambung yang dapat menimbulkan rasa nyeri. Luka ini disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) dalam jangka panjang.

 

Gejala tukak lambung bervariasi pada setiap orang. Namun, yang paling umum adalah rasa nyeri di bagian ulu hati, perut terasa kembung, mual, bahkan feses berwarna hitam pekat. Pengobatan biasanya melibatkan pemberian antibiotik (jika penyebabnya adalah infeksi bakteri) dan obat pengurang asam lambung.

 

7. Penyakit Divertikular

 

Penyakit divertikular terdiri dari dua kondisi, yaitu divertikulosis (munculnya kantong kecil di dinding) dan divertikulitis (infeksi pada kantong tersebut). Divertikulosis sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun jika berkembang, dapat menimbulkan nyeri di perut kiri bawah, kembung, dan sembelit.

 

Penyebab pastinya belum diketahui secara pasti. Namun, risiko meningkat akibat pola makan rendah serat, usia lanjut, kurang gerak, serta penggunaan jangka panjang NSAID. Pencegahan bisa dilakukan dengan meningkatkan asupan serat dan menjalani gaya hidup aktif.

 

8. Penyakit Radang Usus (Inflammatory Bowel Disease/IBD)

 

Penyakit radang usus adalah peradangan kronis yang menyerang saluran pencernaan dan berlangsung jangka panjang. IBD biasanya dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu Crohn dan kolitis ulseratif. Keduanya tentu dapat menyebabkan peradangan hebat hingga pembengkakan pada usus.

 

Gejalanya meliputi diare terus-menerus, nyeri perut, demam, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan secara drastis. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan seperti kolonoskopi dan tes laboratorium. Pengobatan meliputi obat antiinflamasi, imunosupresan, serta.

 

9. Wasir (Hemoroid)

 

Gangguan sistem pencernaan seperti wasir terjadi ketika pembuluh darah di sekitar anus dan rektum membengkak. Kondisi ini umumnya dialami oleh orang yang berusia lebih dari 50 tahun. Gejalanya meliputi nyeri, rasa panas, gatal, perdarahan saat buang air besar, serta munculnya benjolan di anus.

 

Faktor pemicu utamanya antara lain sembelit lama, sering mengejan, duduk terlalu lama, dan diare terus-menerus. Penanganan awal mencakup peningkatan konsumsi serat, cukup minum air, dan penggunaan salep wasir. Bila gejala tidak membaik, intervensi medis seperti operasi mungkin diperlukan.

 

Langkah Awal Menjaga Pencernaan Sehat Dimulai dari Medicastore

 

Jika Anda sedang mencari referensi terpercaya seputar gangguan sistem pencernaan, Medicastore hadir sebagai pilihan yang tepat. Melalui platform digital yang mudah diakses, media online ini menyajikan berbagai informasi  kesehatan yang informatif, edukatif, dan aktual serta mudah dipahami oleh semua kalangan.

 

Di Medicastore, selain artikel kesehatan Anda juga bisa mendapatkan informasi tentang penyakit, obat, dokter serta fasilitas kesehatan

 

Tidak hanya sebagai media informasi, Medicastore juga berperan sebagai apotik online terpercaya yang menyediakan berbagai produk kesehatan dan kebutuhan medis. Tunggu apalagi? Kunjungi situs kami sekarang juga dan temukan kemudahan dalam menjaga kesehatan Anda setiap hari!

 

Referensi:

  1. https://hellosehat.com/pencernaan/gangguan-pencernaan/
  2. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/9-macam-gangguan-pencernaan-penyebab-dan-cara-mengobatinya
  3. https://www.rspremierjatinegara.com/artikel/jenis-gangguan-pencernaan-dan-pengobatan-yang-dapat-dilakukan
  4. https://www.alodokter.com/gangguan-pencernaan
  5. https://www.ekahospital.com/better-healths/10-gangguan-sistem-pencernaan-umum-terjadi-dari-yang-ringan-sampai-berat