Ciri-ciri Autoimun pada Kulit yang Perlu Diwaspadai Sejak Dini

Kerusakan jaringan kulit dan organ-organ vital yang disebabkan oleh penyakit autoimun bisa bersifat permanen. Kondisi bisa semakin memburuk seiring berkembangnya penyakit. Untuk mencegah kondisi tersebut, sangat penting memahami ciri-ciri autoimun pada kulit sejak dini.

 

Penangan yang cepat dan tepat dapat mencegah gejala lebih serius, serta kerusakan serius pada sel-sel tubuh. Gangguan autoimun termasuk dalam penyakit kronis, sehingga deteksi dini perlu dilakukan agar penderita tetap bisa beraktivitas secara normal.

 

Ciri-ciri Autoimun pada Kulit yang Sering Dianggap Remeh

 

Penderita autoimun tidak selalu menunjukkan gejala yang sama. Akan tetapi, ada beberapa ciri umum yang dapat dilihat dari perubahan kulit. Anda perlu waspada ketika mengalami tanda-tanda seperti yang dijelaskan berikut ini.

 

1. Bercak Merah dan Bersisik

 

Muncul bercak merah tebal dan bersisik pada kulit kepala, siku, atau lutut merupakan tanda dari Psoriasis. Salah satu gangguan autoimun ini menyebabkan sel kulit membelah lebih cepat, sehingga terjadi penumpukan. Selain itu, Psoriasis dapat menyebabkan pecah-pecah, bahkan mengeluarkan berdarah.

 

Umumnya, tanda-tanda gangguan tersebut muncul dalam beberapa minggu, kemudian hilang dengan sendirinya. Namun, beberapa hari kemudian akan muncul kembali. Psoriasis disebabkan oleh stress emosional yang parah, infeksi, atau gangguan tenggorokan.

 

2. Muncul Lupus Kulit

 

Ciri-ciri autoimun pada kulit dapat dideteksi dari munculnya gejala lupus. Deteksi gangguan ini sangat mudah dikenali karena hampir semua penderita mengalami tanda-tanda yang sama. Umumnya, muncul ruam kemerahan berbentuk sayap kupu-kupu simetris di kedua sisi pipi.

 

Penderita Lupus kronik menunjukkan gejala berbeda, seperti bercak merah yang berubah menjadi keunguan hingga hitam. Tanda-tanda ini muncul di kulit kepala, daun telinga, dan area wajah. Ketika masalah kulit tersebut muncul, penderita lupus akan mengalami demam, nyeri sendi, serta tubuh menjadi mudah lelah.

 

3. Lapisan Kulit Tebal dan Keras

 

Gangguan autoimun Scleroderma dapat menyebabkan penumpukan kolagen, sehingga terjadi penebalan pada jaringan ikat. Akibatnya, lapisan kulit menebal, keras, dan tekstur licin menyerupai lilin. Tanda-tanda ini sering kali muncul pada bagian wajah, tangan, dan kaki.

 

Gejala-gejala yang muncul dapat semakin parah dan memperburuk kondisi fisik penderita seiring waktu. Apabila tidak segera ditangani Scleroderma dapat menyerang jaringan sel organ dalam tubuh. Biasanya, ahli medis melakukan tindakan operasi

 

4. Ruam Ungu Kemerahan

 

Dermatomikosis menyerang jaringan otot yang menyebabkan ruam keunguan di kelopak mata. Ciri-ciri autoimun pada kulit ini disertai dengan munculnya gejala lemah otot di bagian leher dan bahu. Gangguan tersebut disebabkan oleh kelainan genetik, infeksi, serta kanker otot atau perut.

 

Dermatomiositis yang sudah cukup parah mengalami sesak napas, demam tinggi, dan sulit menelan. Kondisi tersebut membuat penderita gangguan ini mengalami penurunan berat badan yang sangat drastis.

 

5. Bercak-bercak Putih

 

Vitiligo merupakan gangguan autoimun yang merusak pigmen kulit. Tanda ini muncul di area yang sering terkena sinar matahari, seperti bibir, wajah, lengan, dan kaki. Awalnya, muncul bercak samar-samar berwarna lebih muda dari kulit, lambat laun menjadi putih seperti kulit belang.

 

Kerusakan pigmen warna tidak hanya menyerang kulit, seiring perkembangnya penyakit rambut, alis, dan kumis juga akan memutih. Ada juga penderita dengan kasus khusus yang kornea matanya ikut memutih.

 

6. Kulit Melepuh dan Terasa Gatal

 

Salah satu ciri-ciri autoimun pada kulit ditandai dengan kulit melepuh seperti luka bakar dan terasa gatal. Kondisi ini disebabkan oleh penyakit Pemfigus yang menyerang sel pada keratinosit. Menurut beberapa sumber, belum diketahui secara pasti penyebab gangguan ini.

 

Namun, berdasarkan hasil uji laboratorium ahli medis menunjukkan, bahwa Pemfigus disebabkan oleh efek samping obat rifampicin. Selain itu, konsumsi sefalosporin, OAINS, dan captopril tanpa resep dokter juga bisa menjadi pemicu. Menurut data kesehatan, penderita gangguan ini berusia antara 50 - 70 tahun.

 

7. Sensitif Terhadap Sinar Matahari

 

Dalam kondisi normal, sel kulit mati yang terserang radiasi dari sinar matahari diperbaiki secara alami oleh tubuh. Namun, pada penderita autoimun tidak demikian. Sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif justru menyerang sel kulit mati karena dianggap sebagai benda asing.

 

Serangan oleh sistem kekebalan tubuh ini menyebabkan peradangan di seluruh tubuh. Tanda-tanda yang sebelumnya muncul menjadi lebih parah, bahkan menyerang organ ginjal dan paru-paru.

 

Pengobatan Bagi Penderita Autoimun Kulit

 

Pengobatan Bagi Penderita Autoimun Kulit

 

Sejauh ini, belum ada pasien autoimun yang sembuh total hanya dengan bantuan obat-obatan. Namun, ahli medis berusaha membantu pasien dengan memberikan penanganan khusus untuk mencegah penyebaran.

 

Berikut ini jenis obat-obatan yang diberikan untuk memperbaiki kualitas hidup penderita autoimun.

 

1. Kortikosteroid

 

Fungsi utama obat ini adalah meredakan peradangan yang dialami oleh penderita Lupus dan Pemfigus. Kortikosteroid tidak boleh dikonsumsi tanpa resep dokter, terutama pada individu yang memiliki riwayat darah tinggi, diabetes, glaukoma, dan osteoporosis.

 

Jangan langsung mengonsumsi obat ini setelah mengalami ciri-ciri autoimun pada kulit. Sebaiknya, periksa kesehatan tubuh secara keseluruhan di klinik atau rumah sakit terpercaya. Pemakaian Kortikosteroid menimbulkan efek samping, seperti kenaikan berat badan, bengkak pada area kaki, dan lemah otot.

 

2. Imunosupresan

 

Imunosupresif adalah golongan obat yang mampu menekan sistem kekebalan tubuh pada penderita autoimun. Selain itu, obat ini juga sering digunakan untuk pencegahan reaksi pada pasien yang menjalani operasi besar, termasuk sumsum tulang.

 

Penderita autoimun yang memiliki riwayat hepatitis, herpes, atau TBC tidak dianjurkan mengonsumsi Imunosupresif. Konsumsi jangka panjang dapat memicu berbagai infeksi, seperti sepsis dan saluran pernapasan. Obat ini juga bisa membuat tubuh menjadi rentan terhadap berbagai virus, termasuk HMPV.

 

3. Intravenous Immunoglobulin (IVIG)

 

Penanganan ini diberikan untuk penderita kronis, lebih dari sekadar menunjukkan ciri-ciri autoimun pada kulit. Prosedur terapi IVIG melibatkan pendonor sehat yang akan diambil plasma darahnya dalam takaran yang sudah ditentukan.

 

Pelaksanaan terapi setiap pasien bisa berbeda tergantung usia, jenis autoimun, dan reaksi tubuh terhadap dosis yang diberikan. Penyuntikan plasma darah hanya boleh dilakukan oleh dokter ahli atau tenaga medis lainnya.

 

4. Pengobatan Biologik

 

Pengobatan biologik lebih efektif dari IVIG karena menargetkan kompon spesifik dalam sistem kekebalan tubuh. Artinya, tidak ada penekanan berlebihan pada sistem kekebalan yang terlalu aktif. Selain itu, gejala yang dialami penderita autoimun dapat berkurang secara perlahan.

 

Nyeri sendi, peradangan, dan lelah berlebihan berangsur-angsur setelah melakukan pengobatan biologik. Terapi ini merupakan alternatif untuk penderita autoimun yang tidak dapat merespon obat-obatan jenis steroid. Saat ini, teknologi medis berhasil menciptakan terapi biologis dalam bentuk tablet.

 

5. Transplantasi Sel

 

Transplantasi sel adalah tindakan terakhir untuk pasien yang tidak mengalami perubahan setelah menjalani perawatan kurang lebih 13 tahun. Penanganan ini termasuk dalam prosedur operasi besar yang dapat membahayakan pasien jika mengalami kegagalan.

 

Setelah menjalani transplantasi sel, pasien akan mengalami sering mual, rambut rontok, infeksi, dan gangguan neurologis. Meskipun banyak yang sudah menjalani transplantasi sel, prosedur penyembuhan ini masih terus dievaluasi dan dikembangkan.

 

Sudah Tahu Ciri-Ciri Autoimun pada Kulit? Dapatkan Obatnya di Medicastore

 

Medicastore menyediakan beragam obat-obatan untuk meredakan gejala yang sesuai dengan ciri-ciri autoimun pada kulit. Anda bisa membeli langsung ke official store atau melakukan pemesanan online melalui website resmi kami. Medicastore menyediakan produk berkualitas dan terjamin keasliannya.

 

Akan tetapi, kami hanya melayani pembelian obat keras yang disertai resep dokter. Konsumsi tanpa arahan dokter dapat menyebabkan timbulnya  masalah kesehatan. Oleh karena itu, jangan sembarangan mengkonsumsi obat terutama obat keras tanpa petunjuk dokter.

 

Dapatkan semua kebutuhan kesehatan Anda dan keluarga di Medicastore, termasuk juga obat untuk penyakit autoimun.

 

Referensi:

  1. https://primayahospital.com/kulit-dan-kelamin/autoimun-kulit/#:~:text=perawatan%20yang%20sesuai.-,Gejala%20Autoimun%20Kulit,Perubahan%20bentuk%20pada%20kuku
  2. https://medistra.com/2025/05/14/autoimun-pada-kulit/
  3. https://www.halodoc.com/artikel/ini-5-penyakit-autoimun-kulit-dan-pengobatannya?srsltid=AfmBOooqeJ7j4TUqL1vMoBSjpgjn3HFZPph26M_ooHs4Vem1eTKGK907