Risiko Sedot Lemak yang Perlu Diketahui Sebelum Melakukannya

Sedot lemak menjadi salah satu prosedur bedah estetika yang cukup populer, terutama bagi Anda yang ingin mendapatkan bentuk tubuh lebih ideal. Namun sebelum menjalaninya, penting memahami risiko sedot lemak secara menyeluruh, karena setiap prosedur bedah tetap memiliki potensi efek samping.

 

Sebagai tindakan medis, sedot lemak melibatkan proses pengangkatan jaringan lemak yang dilakukan oleh dokter bedah berpengalaman. Karena itu, memahami risikonya sejak tahap operasi hingga masa pemulihan akan membantu Anda mempersiapkan diri sekaligus menurunkan kemungkinan komplikasi.

 

Risiko Sedot Lemak Saat Operasi

 

Risiko melakukan Sedot Lemak

 

Tahap operasi merupakan fase paling penting dalam prosedur sedot lemak, karena pada proses inilah berbagai dapat muncul akibat tindakan invasif, penggunaan alat medis, hingga efek dari anestesi.

 

Setiap langkah yang dilakukan di ruang operasi membutuhkan ketelitian tinggi serta standar keamanan yang ketat agar komplikasi dapat diminimalkan. Dengan memahami risiko yang mungkin terjadi sejak awal, Anda dapat berdiskusi lebih optimal dengan dokter mengenai persiapan dan persiapannya.

 

1. Reaksi terhadap Anestesi

 

Selama operasi, dokter biasanya menggunakan anestesi lokal, regional, atau umum, tergantung teknik sedot lemak yang dilakukan. Salah satu risiko sedot lemak pada tahap ini adalah reaksi terhadap anestesi, seperti gangguan tekanan darah, mual, atau reaksi alergi.

 

National Institutes of Health (NIH) menyebutkan bahwa reaksi terhadap anestesi dapat terjadi pada pasien dengan riwayat alergi atau kondisi kesehatan tertentu. Karena itu, pemeriksaan pra-operasi sangat penting untuk memastikan anestesi yang digunakan aman bagi Anda.

 

Selain reaksi alergi, penggunaan anestesi yang tidak tepat juga dapat menimbulkan gangguan pernapasan atau perubahan detak jantung. Prosedur ini harus dilakukan oleh tenaga medis profesional yang memahami manajemen risiko anestesi dengan baik.

 

2. Perdarahan

 

Perdarahan merupakan salah satu risiko yang mungkin terjadi selama tindakan berlangsung. Walaupun umumnya minim, perdarahan tetap dapat terjadi pada pasien dengan gangguan pembekuan darah atau yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah.

 

WHO menjelaskan bahwa kontrol perdarahan merupakan langkah penting dalam setiap tindakan bedah untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

 

Jika perdarahan tidak tertangani dengan tepat, bisa terjadi hematoma atau penumpukan darah di bawah kulit yang memerlukan perawatan lanjutan.

 

3. Infeksi Luka Operasi

 

Infeksi termasuk risiko dari sedot lemak yang perlu diwaspadai selama proses operasi. Infeksi dapat terjadi bila bakteri masuk melalui sayatan kecil pada kulit.

 

Infeksi pasca operasi dapat menimbulkan pembengkakan, nyeri, atau keluarnya cairan berbau tidak sedap. Fasilitas medis yang baik selalu menerapkan standar sterilisasi ketat untuk mengurangi risiko infeksi.

 

Risiko Sedot Lemak Setelah Operasi

 

Setelah prosedur selesai dilakukan, tubuh akan mulai bereaksi terhadap proses pengangkatan lemak yang telah terjadi, dan pada tahap inilah beberapa risiko biasanya mulai terlihat setelah operasi.

 

Fase ini penting untuk Anda pahami karena kondisi pasca operasi menjadi penentu kualitas hasil akhir sekaligus faktor yang memengaruhi kelancaran pemulihan.

 

Dengan mengetahui potensi risiko yang mungkin muncul setelah operasi, Anda dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik, mengikuti arahan dokter secara tepat, serta mengantisipasi gejala yang perlu mendapatkan perhatian medis lebih lanjut.

 

1. Memar dan Pembengkakan

 

Setelah prosedur selesai, memar dan pembengkakan menjadi efek samping yang sangat umum. Hal ini terjadi karena jaringan tubuh mengalami trauma selama proses penyedotan lemak.

 

Meski ini merupakan salah satu risiko sedot lemak yang wajar, pembengkakan dapat berlangsung beberapa minggu. Dokter biasanya menyarankan penggunaan pakaian kompresi untuk membantu proses pemulihan.

 

2. Sensasi Kebas atau Mati Rasa

 

Iritasi pada saraf di area yang dioperasi dapat menyebabkan mati rasa sementara. NHS mencatat bahwa sensasi kebas yang muncul setelah tindakan kosmetik dapat berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung respons tubuh masing-masing pasien.

 

3. Ketidakseimbangan Kontur Tubuh

 

 

Kontur tubuh yang tidak rata juga termasuk risiko dari sedot lemak yang perlu Anda ketahui. Faktor penyebabnya bisa berasal dari teknik operasi, elastisitas kulit, atau proses pemulihan yang tidak berjalan optimal.

 

Pada beberapa kasus, koreksi tambahan mungkin diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih merata.

 

Risiko Sedot Lemak Saat Pemulihan

 

Setelah tindakan selesai, masa pemulihan menjadi tahap yang tidak kalah penting karena pada fase inilah beberapa risiko dapat muncul akibat respons alami tubuh terhadap prosedur bedah.

 

Meski sebagian besar efek samping bersifat ringan dan dapat membaik seiring waktu, beberapa kondisi tetap perlu Anda pahami agar proses pemulihan berjalan aman dan efektif.

 

Memahami risiko pada tahap ini akan membantu Anda mengikuti arahan dokter dengan lebih tepat, melakukan perawatan mandiri secara benar, serta mengenali tanda-tanda yang membutuhkan perhatian medis segera.

 

1. Penggumpalan Darah (DVT)

 

Salah satu risiko dari sedot lemak yang dapat terjadi saat pemulihan adalah terbentuknya penggumpalan darah atau Deep Vein Thrombosis (DVT).

 

Kemenkes RI menekankan bahwa mobilisasi dini setelah prosedur medis dapat membantu mencegah terjadinya DVT. Karena itu, Anda biasanya dianjurkan bergerak ringan setelah dokter memberikan izin.

 

2. Seroma

 

Cairan yang terkumpul di bawah kulit atau seroma dapat menyebabkan pembengkakan dan rasa tidak nyaman. Seroma termasuk risiko yang cukup sering muncul pada pasien dengan area operasi yang luas.

 

Dokter mungkin perlu mengeluarkan cairan tersebut dengan jarum steril untuk mempercepat pemulihan.

 

3. Luka Sembuh Lebih Lama

 

Beberapa faktor seperti kebiasaan merokok, diabetes, atau imunitas rendah dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Ketika proses penyembuhan melambat, risiko infeksi juga meningkat. Pola makan bergizi dan kebiasaan hidup sehat dapat membantu mempercepat pemulihan Anda.

 

Risiko Sedot Lemak Lainnya yang Perlu Anda Perhatikan

 

Selain beberapa risiko yang telah kami sebutkan sebelumnya, ada beberapa hal juga yang penting untuk Anda perhatikan, antara lain:

 

1. Perubahan Warna Kulit

 

Perubahan warna kulit atau hiperpigmentasi dapat muncul pada area operasi sebagai salah satu risikonya. Walau umumnya membaik seiring waktu, kondisi ini perlu dipantau secara berkala oleh dokter.

 

2. Emboli Lemak

 

Emboli lemak merupakan risiko yang sangat jarang namun serius. Ketika partikel lemak masuk ke aliran darah, komplikasi ini dapat mengganggu fungsi organ seperti paru-paru. Kasus ini memerlukan penanganan medis darurat.

 

3. Reaksi Cairan Tumescent

 

Pada teknik tumescent, dokter menyuntikkan cairan khusus untuk memudahkan pengangkatan lemak. Jika jumlah cairan terlalu banyak, dapat terjadi gangguan elektrolit atau jantung. Inilah alasan memilih fasilitas kesehatan yang kompeten menjadi hal penting.

 

Panduan Aman Menghadapi Risiko Sedot Lemak

 

Sebelum menjalani prosedur, penting bagi Anda mempertimbangkan berbagai risiko sedot lemak secara cermat dan berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan Anda benar-benar memungkinkan. Langkah ini membantu Anda memahami manfaatnya sekaligus mempersiapkan pencegahan yang diperlukan.

 

Jika dokter meresepkan obat untuk pemulihan, pastikan penggunaannya sesuai petunjuk medis. Untuk obat keras, pembelian hanya bisa dilakukan dengan resep dokter. Selain itu, Anda mungkin memerlukan perban, suplemen, atau kebutuhan kesehatan lainnya selama masa pemulihan.

 

Untuk mendukung kelancaran pemulihan Anda pasca-sedot lemak dan meminimalkan komplikasi, Medicastore menyediakan berbagai produk kesehatan pendukung yang direkomendasikan dokter. Download aplikasi Medicastore sekarang untuk kemudahan pemesanan.

 

Referensi:

  1. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4173431/
  2. https://www.who.int/teams/integrated-health-services/infection-prevention-control
  3. https://www.nhs.uk/tests-and-treatments/cosmetic-procedures/advice/before-you-have-a-cosmetic-procedure/
  4. https://keslan.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1733822951_63299.pdf
  5. https://www.instagram.com/reel/DJJoBUizkir/