Ilmuwan di Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa mereka berhasil menemukan sumber stem cell terbaru yang kelak bisa digunakan untuk memperbaiki kerusakan organ tubuh manusia.
Stem cell merupakan sel awal mula yang menumbuhkan semua organ tubuh manusia dalam perkembangan embrio manusia. Stem cell memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, dan sel pankreas. Stem cell juga mampu meregenerasi dirinya sendiri.
Stem cell bisa ditemukan pada darah dalam ari-ari dan tali pusar, serta sumsum tulang belakang. Penemuan terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan di AS menyebutkan mereka berhasil mengekstrak sel dari cairan yang mengisi rahim di masa kehamilan dan menumbuhkannya di laboratorium percobaan. Penelitian ini disebut merupakan cara yang etis untuk mendapatkan sel induk.
Sebelum ini, para ilmuwan mendapatkan sumber stem cell dari embrio hasil abortus, zigot sisa, dan hasil pengklonan. Namun cara ini mendapat sandungan berupa masalah etika, karena setelah stem cell didapatkan, embrio dimusnahkan. Para penentang riset ini menyebut tindakan tersebut sebagai kanibalisme.
Sementara yang mendukung mengatakan bahwa terapi stem cell merupakan penemuan mengagumkan dan memberikan harapan nyata untuk mengobati berbagai penyakit seperti diabetes, penyakit kanker darah, parkinson atau alzheimer.
Diimplan pada tikus
Seperti dilaporkan dalam jurnal Nature Biotechnology, para ilmuwan dari Wake Forest University School of Medicine, Texas, AS, menyebut bahwa sel tersebut bisa ditumbuhkan pada jaringan berbeda untuk mengobati penyakit.
Meski begitu, para ilmuwan di Inggris masih meragukan kemampuan teknik tersebut. Mereka mengatakan menyatukan cairan air ketuban dari banyak wanita tidak semudah itu.
Cairan ketuban mengandung jumlah sel yang sangat banyak, dan kebanyakan berasal dari proses perkembangan janin.
Dalam risetnya, para ilmuwan asal AS tersebut mengambil contoh cairan ketuban dari ibu hamil lalu mengembangkannya di laboratorium. Hasilnya, sel tersebut memiliki potensi untuk berkembang menjadi berbagai variasi sel yang berbeda, seperti halnya stem cell.
Kemudian sel tersebut ditransplantasi pada tikus untuk melihat bagaimana sel itu berkembang dalam mahluk hidup. Sekali lagi, hasilnya mengagumkan. Stem cell berkembang dan mulai memproduksi zat kimia tubuh baik di otak atau hati.
Stem cell tulang yang diperkenalkan sebagai sel buatan yang diimplan pada tikus juga menampakkan cara kerja alami dan berkembang layaknya sel tulang normal beberapa bulan kemudian.
Ilmuwan yang melakukan riset ini menyimpulkan bahwa sel air ketuban juga memiliki kemampuan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel jaringan, serta berpotensi untuk terapi penyakit, terutama pada anak-anak dari ibu yang cairan ketubannya diambil, karena memiliki jaringan yang sama.
Penemuan sumber stem cell ini menjadi menarik karena tidak menyebabkan pemusnahan embrio, seperti teknik yang sebelumnya dipakai, dan telah menimbulkan perdebatan etika di seluruh dunia.
Menanggapi hasil tersebut, Profesor Colin McGuckin dari Universitas Newcastle, yang meneliti penggunaan sel serupa dari darah tali pusar, menyambut baik hasil penemuan tersebut.
"Akan lebih baik lagi jika semakin banyak sumber untuk mendapatkan stem cell dari pasien," katanya. Namun ia juga mengingatkan bahwa cairan ketuban memiliki kesulitan pada banyak kasus.
"Jika kelahiran berlangsung normal, kita bisa kehilangan cairan tersebut. Apalagi, kebanyakan wanita melahirkan normal, yang berarti akan sulit mengumpulkan cairan tersebut," ujarnya.
Menurutnya, pengumpulan cairan hanya bisa dilakukan jika seorang ibu melahirkan dengan operasi caesar.