Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Saat ini penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi pembunuh no.1 di Indonesia dan jumlah penderitanya terus bertambah. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa penyakit kardiovaskular akan menjadi penyebab terbesar kasus kematian di seluruh dunia pada tahun 2020.
dr.Djoko Maryono, Sp.PD, Sp.JP, FIHA, FASE |
Hanya dalam 20 tahun saja, insiden penyakit koroner meningkat 3 kali lipat. Hal ini dikarenakan perubahan drastis pada lingkungan dan gaya hidup,? ungkap dr. Djoko Maryono, Sp.PD, Sp. JP, FIHA, FASE dalam media edukasi yang diselenggarakan di Hotel Manhattan, 11 Juli 2007 lalu.
dr. Djoko Maryono menambahkan bahwa sistem modernisasi seperti adanya kendaraan bermotor yang kemudian menimbulkan kemacetan dan westernisasi seperti makan junk food ternyata mengakibatkan masyarakat menjadi kurang bergerak (inactivity), stres, timbulnya sindrom metabolik.
Mereka yang berpotensi terserang penyakit jantung dan stroke adalah yang berusia lebih dari 40 tahun, laki-laki, memiliki faktor keturunan, perokok, kurang berolahraga, obesitas, penderita diabetes, penderita hipertensi, mengalami stres, disarankan untuk mewaspadai hal ini.
Salah satu penyebab kian tingginya angka kematian akibat penyakit jantung adalah kurangnya kepedulian serta pengetahuan sebagian besar masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit ini sejak dini. Dengan sedikit kepedulian serta pengetahuan yang memadai, penyakit jantung sebenarnya dapat dicegah.
Mencegah penyakit jantung dengan ASA
dr. Rosalina Sutadi, Ketua Medical & Regulatory PT Bayer Schering Pharma menjelaskan bahwa pencegahan penyakit kardiovaskular terbagi menjadi dua yaitu pencegahan primer dan sekunder. Pencegahan primer merupakan pencegahan dini pada individu yang memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular atau belum mengalami kejadian kardiovaskular, sedangkan pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakukan pada individu yang telah mengalami kejadian kardiovaskular.
Aspirin telah ditemukan sejak 200 tahun yang lalu dan digunakan sebagai antipiretik (obat penurun panas) dan analgesik (menghilangkan nyeri). Kemudian pada tahun 1973 diketahui bahwa kandungan dalam aspirin yaitu Acetyl Salicylic Acid (ASA) bisa mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
?Acetyl Salicylic Acid (ASA) dapat berperan sebagai pencegahan primer dan sekunder penyakit jantung dan pembuluh darah,? ungkap dr. Djoko Maryono yang berpraktek di RS Pondok Indah dan JEC. ASA disarankan mulai dikonsumsi oleh wanita pada usia lebih dari 45 tahun, sedangkan laki-laki mulai 40 tahun. Namun, ASA juga dapat dikonsumsi oleh orang muda yang memiliki minimal 1 faktor risiko sebagai pencegahan.
?ASA bekerja terhadap butir trombosit (platelet) sehingga trombosit tidak gampang menggumpal dan bekerja pada lapisan dalam pembuluh darah (endotel) menghasilkan vasodilator agent yang menyebabkan pembuluh darah melebar,? tambah dr. Djoko Maryono.
Pemakaian ASA dosis rendah terbukti dapat menurunkan risiko stroke iskemik sebesar 24%. Juga menurunkan risiko stroke non-fatal, infark miokard (kerusakan otot jantung) non-fatal, atau kematian akibat penyakit kardiovaskular pada wanita usia 65 tahun ke atas sebesar 26%.
Hal ini merupakan temuan yang diperoleh Women?s Health Study, suatu studi terlama dan terbesar yang pernah dilakukan dengan ASA dosis rendah terhadap 40.000 wanita usia 65 tahun ke atas yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung koroner atau serebrovaskular (gangguan pembuluh darah otak).
Hanya saja di Indonesia, ASA termasuk obat ethical atau memerlukan resep dokter, sehingga penggunaannya harus berdasarkan instruksi dokter. Tidak seperti di luar negeri seperti di Amerika dimana ASA merupakan obat yang dijual bebas karena di sana terjadi wabah kegemukan dan jumlah kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah sangat tinggi.
Kelemahan ASA adalah menyebabkan iritasi lambung, sehingga sebaiknya memilih sediaan ASA dengan salut enterik. Salut enterik ini menyebabkan tablet akan larut di usus halus dan bukan terurai dalam lambung sehingga tidak merangsang asam lambung secara berlebihan. Dr. Rosalina menambahkan bahwa ASA dikontraindikasikan bagi pasien yang memiliki tukak (luka) usus dan lambung.
Merubah gaya hidup
Tidak hanya mengkonsumsi ASA, penyakit jantung dan stroke dapat dicegah dengan merubah gaya hidup. Berikut ini beberapa tips untuk mencegah datangnya penyakit stroke dan penyakit jantung, yaitu:
- Berhenti merokok sedini mungkin
Nikotin, karbon monoksida (CO) dan zat lainnya yang terkandung dalam rokok berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah. Hal ini akan mempermudah kolesterol untuk melekat pada didndidng pembuluh darah yang mengalami kerusakan sehinga membentuk plak. Risiko terkena serangan jantung akan meningkat 50% jika menghisap 4 batang setiap hari. - Berolahraga secara teratur
Ketika melakukan aktivitas fisik, jantung akan berdenyut lebih cepat untuk meningkatkan jumlah darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh sehingga meningkatkan kadar HDL/kolesterol baik dan menurunkan LDL/kolesterol jahat. Selain itu berolahraga juga membantu mengurangi berat badan. - Perbaikan diet
Membatasi konsumsi daging, ikan atau unggas maksimal 150 gram per hari. Tingkatkan asupan makana tinggi serat, antara lain roti/sereal tinggi serat, sayuran serta buah-buahan. - Hindari stres yang berlebihan
Stres bisa menyebabkan peningkatan kadar hormon epinefrin yang mengakibatkan naiknya tekanan darah dan denyut jantung sehingga mempermudah kerusakan pada dinding pembuluh darah. - Hindari pola hidup tidak sehat
Pola hidup yang tidak sehat dapat memicu timbulnya penyakit diabetes, darah tinggi dan kolesterol tinggi serta obesitas, faktor-faktor ini merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung.