Persediaan Obat Buat si Kecil

Memiliki balita sehat merupakan harapan orang tua. Namun bila si kecil sakit maka hal ini menjadi masalah yang membuat panik seluruh keluarga. Orang tua memerlukan langkah-langkah antisipatif jika anak sakit, salah satunya adalah dengan menyediakan obat-obatan di rumah.

Yang perlu ayah ibu ketahui
Ditemui di ruang kerjanya, Dra. Rina Mutiara, Apt. M.Pharm menyatakan bahwa orang tua harus memahami bahwa anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa tubuh anak belum memiliki sistem absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi yang sempurna seperti orang dewasa. Pengobatan anak harus didasarkan pada usia dan berat badan. Selain itu orang tua harus berhati-hati dalam memberikan obat pada anak.

Penanganan penyakit anak di rumah
Penyakit “langganan” yang sering dijumpai pada balita yaitu demam, diare, flu, batuk, mual, muntah dan kejang. Demam merupakan keluhan yang paling banyak ditemukan. Dalam satu bulan, anak bisa saja mengalami demam lebih dari satu kali. Orang tua harus mengenali anak-anaknya. Terkadang pada beberapa anak, demam sering diikuti kejang. Keluhan lain yang sering muncul yaitu muntah yang dapat disebabkan banyak hal. Muntah bisa dikarenakan gangguan absorpsi, tersedak, maupun  gangguan pada saluran cerna. Begitupun dengan diare yang sering menjangkiti anak-anak. Gangguan saluran nafaspun tak luput menjadi gangguan yang sering terjadi pada balita. Gangguan saluran nafas dapat meliputi flu, batuk, dan sesak. Meskipun penyakit-penyakit ini sering muncul, tak jarang orang tua tetap pusing dan panik. Sebelum dilakukan tindakan lebih lanjut, orang tua di rumah perlu melakukan penanganan pertama pada anak.

Memilih obat untuk buah hati
lemari obatPemberian obat pada anak tidak bisa disamakan dengan pemberian obat pada orang dewasa. Pemilihan obat anak dilihat dari sisi keamanan, efektivitas, ketersediaan bentuk sediaan, dan harga yang sesuai. Memilih obat yang aman dan efektif dapat meminta bantuan pada apoteker di apotek. Konsultasikanlah pemilihan obat anda dan tanyakan informasi obat sejelasnya pada apoteker. Selain itu anda bisa juga melihat informasi obat yang terdapat di kemasan. Perhatikan mengenai indikasi, efek samping, aturan pakai, dan perhatian.

Beliau juga memaparkan bahwa orang tua harus mengetahui dengan pasti penyakit yang sering muncul pada buah hatinya. Yang perlu diingat adalah jika penyakit pada anak terus berlanjut setelah tiga hari penanganan di rumah, maka perlu pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.

Obat yang perlu disediakan
Obat-obat yang sebaiknya disediakan di rumah, harus disesuaikan dengan seringnya anak sakit. Sebagai oarang tua harus mengetahui penyakit apa yang sering diderita anak. Penyakit yang umum seperti demam, untuk pertolongan pertama dapat diberikan obat bebas.

button
Demam
Demam merupakan gejala dari suatu penyakit yang umum. Misalnya saja cacar, campak, flu, bahkan anak tumbuh gigi umumnya didahului dengan demam. Penting bagi orang tua untuk mengetahui penyebab demam pada anak karena tidak semua gejala penyakit memerlukan obat. Pilihan untuk persediaan obat demam di rumah yang paling aman untuk anak adalah parasetamol. Berikan parasetamol pada anak sesuai dengan aturan pakai yang tercantum pada kemasan obat.
Selain diberikan parasetamol, lakukan juga kompres pada anak. Lakukan kompres dengan menggunakan air hangat. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak menggigil. Tubuh memiliki pusat pengaturan suhu (thermoregulator) di hipotalamus. Jika suhu tubuh meningkat, maka pusat pengaturan suhu berusaha menurunkannya begitu juga sebaliknya. Jika anak dikompres dengan air hangat maka hipotalamus menerima sinyal bahwa suhu di sekitarnya sedang hangat dan suhu tubuh harus segera diturunkan.
Bila anak memiliki riwayat kejang pada saat demam tinggi, di rumah perlu menyediakan anti kejang, yaitu diazepam dalam bentuk suppositoria.
Bila telah diberikan penurun panas dan kompres air hangat namun suhu tubuh tidak kunjung tidak turun setelah 3 hari, maka periksakan anak ke dokter. Obat-obatan di rumah hanya sebagai pertolongan pertama.
button
Gangguan Saluran Nafas
Bila buah hati mengalami gangguan saluran nafas seperti flu maupun batuk sebaiknya pilih pengobatan yang rasional.
  • Batuk
    “Jangan gunakan faktor kebiasaan dalam mengobati anak karena beberapa obat batuk pilek tidak diindikasikan untuk anak di bawah usia 2 tahun. Dalam mengobati anak, diperlukan ilmu pengetahuan. Bacalah leaflet dan informasi obat di kemasan serta tanyakan pada apoteker mengenai obat yang aman bagi anak” papar apoteker Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM ini.
    “Untuk obat pengencer dahak, boleh saja diberikan pada anak di bawah usia 5 tahun, dengan syarat anak tersebut sudah bisa mengeluarkan lendir. Jangan sampai lendir yang seharusnya dikeluarkan malah menumpuk di saluran nafas sehingga menyebabkan penyakit baru, yaitu pneumonia” jelasnya.
    Yang beliau rekomendasikan untuk mengatasi batuk si kecil adalah minum banyak air putih.
  • Pilek
    Jika hidung anak pilek atau mampet, cukup dengan pemberian NaCl 0,9% yang diteteskan atau disemprot. Sediaan NaCl 0,9% bentuk tetes atau semprot bisa didapatkan di apotek maupun toko obat.
    Penyakit batuk pilek pada anak umumnya disebabkan oleh virus, sehingga tidak diperlukan penggunaan antibiotik. Namun, bila penyakit tidak kunjung sembuh selama 3 hari, kemungkinan ada peradangan dan infeksi sehingga membutuhkan antibiotik. Pemilihan antibiotikpun harus dengan pertimbangan medis.
  • Sesak
    Bila si kecil mengalami sesak, berikan obat gosok khusus untuk bayi yang dapat melegakan pernafasan anak.
button
Diare
Menangani diare pada si kecil, orang tua perlu mengetahui penyebab diare, mengingat penyebab diare bermacam-macam. Diare dapat disebabkan karena makanan, susu, kebersihan, infeksi, dan lain-lain. Namun, apapun penyebab diare, penanganan pertama yang harus dilakukan adalah mencegah terjadinya dehidrasi supaya anak tidak kekurangan cairan dan elektrolit.
Racun-racun penyebab diare harus dikeluarkan, oleh karena itu penggunaan obat diare yang bersifat menyerap tidak dianjurkan untuk anak. Perhatikan juga kebersihan diri dan makanan yang masuk. Berikanlah anak cairan elektrolit, bisa menggunakan oralit maupun produk-produk sejenis. Anda juga dapat membuat larutan gula-garam sendiri dengan mencampurkan 1 sendok teh gula pasir, seperempat sendok teh garam dapur dan 1 gelas (200 ml) air matang. Bila anak masih diberikan ASI, tetap lanjutkan pemberian ASI.
button
Mual-muntah
Tidak ada zat yang dapat mengobati mual-muntah pada anak. Yang harus diketahui adalah penyebab mual-muntah. Yang perlu orang tua perhatikan adalah menjaga agar anak tidak dehidrasi maupun kekurangan nutrisi. Setiap anak muntah berikan minuman hangat.

Perlu orang tua perhatikan
Dalam pemberian obat pada anak, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

button
Kemungkinan terjadinya interaksi
Beberapa sediaan obat anak memiliki rasa yang tidak nyaman (pahit). Untuk menutupi rasa yang tidak enak ini terkadang orang tua memberikannya bersamaan dengan susu atau makanan lain. Tanyakan pada apoteker mengenai kemungkinan interaksi obatnya. Sebagai contoh tetrasilkin (antibiotik) yang diberikan bersamaan dengan susu maupun makanan yang mengandung kalsium (seperti keju) dapat mengurangi penyerapan tetrasiklin, sehingga tetrasiklin harus dimakan 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
button
Alat pengukur
alat pengukur obatGunakanlah alat pengukur obat sesuai dengan takarannya. Jangan menggunakan sendok makan maupun sendok teh yang ada di rumah karena ukurannya tidak tepat. Ukuran yang tidak tepat akan berpengaruh pada dosis obat. Sebaiknya gunakan sendok obat. Bila obat sirup tidak dilengkapi dengan sendok obat, anda bisa menggunakan syringe yang jarumnya telah dilepas, obat yang masuk takarannya akan lebih tepat.
button
Waktu pemberian obat
Perhatikan juga waktu pemberian obat pada anak. Sebelum, setelah, atau bersamaan dengan waktu makan. Ada obat yang seharusnya diminum setelah makan, namun karena ketidaktahuan dan kurangnya informasi, obat tersebut dikonsumsi sebelum makan yang mengakibatkan mual pada anak. Sebaiknya tunggu setelah 15 menit setelah makan kemudian bisa diberikan obat pada anak. Sekali lagi, bacalah informasi obat dan tanyakan pada apoteker.
button
Penyimpanan obat di rumah
  • Simpanlah obat pada suhu ruangan, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
  • Jangan menyimpan obat dalam mobil
  • Periksalah kondisi obat sebelum diberikan pada anak (apakah ada perubahan fisik seperti gumpalan, perubahan warna, atau berbau)
  • Jauhkan dari jangkauan anak

Saran Bagi Para Orang Tua
Merupakan hal yang wajar bila anak sakit kemudian orang tua merasa cemas. Berikut beberapa saran dari praktisi farmasi klinik RSCM ini yaitu:

button Orang tua jangan panik bila buah hati sakit
button Orang tua perlu mengetahui bahwa tidak semua penyakit anak membutuhkan pemberian obat. Cari tahu penyebabnya agar tindakan tepat dapat dilakukan
button Lakukan penanganan pertama bila anak sakit sebelum dibawa ke dokter
button Bila anak demam, namun kondisi anak masih aktif dan ceria, cukup lakukan istirahat
button Berikan makanan yang bergizi dan sehat bagi anak
button Dalam menghadapi anak yang susah makan, bisa saja karena anak merasa bosan dengan menu makanan dan tampilan makanan.Yang dianjurkan adalah pemberian makanan sehat dan segar. Lakukan variasi menu makanan dan cara penyajian. Pemberian vitamin pada anak diperbolehkan apabila memang diperlukan
   

Tentang Nara Sumber


Dra. Rina Mutiara, Apt., M.Pharm merupakan Apoteker Farmasi Klinik di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Jakarta. Beliau yang juga pengajar di Departemen Farmasi FMIPA UI ini menyelesaikan program Master Farmasi Klinik di University Sains Malaysia.