

Secara prinsip, persalinan dengan metode water birth tidaklah jauh berbeda dengan metode persalinan normal di atas tempat tidur, hanya saja pada metode water birth persalinan dilakukan di dalam air sedangkan pada persalinan biasa dilakukan di atas tempat tidur. Perbedaan lainnya adalah pada persalinan di atas tempat tidur, calon ibu akan merasakan jauh lebih sakit jika dibandingkan dengan persalinan menggunakan metode water birth. Ada yang mengatakan persalinan dengan water birth dapat mengurangi rasa sakit hingga mencapai 40-70%.


Pada persalinan dalam air ini, suami juga memiliki peran yang sangat penting di dalam kelancaran persalinan, yaitu dengan melakukan pemijatan pada punggung ibu yang bertujuan untuk memberikan rasa rileks dan nyaman kepada ibu saat persalinan dilakukan di dalam kolam. Persalinan dengan metode water birth ini berlangsung kurang lebih 1-2 jam setelah bukaan keenam dimana pada persalinan biasa membutuhkan waktu hingga 8 jam.
Kemudian setelah bayi lahir maka dokter akan mengangkat bayi ke permukaan air untuk diberikan ASI pertama kali. Kebanyakan ibu kadang merasa khawatir bayi mereka akan tersedak, tetapi sebenarnya hal tersebut tidak akan terjadi karena pada saat bayi sudah berada diluar, bayi tersebut masih bernafas melalui ari–ari dan tali pusat yang masih tersambung ke perut ibu, sehingga tidak akan menjadi masalah bagi bayi yang dilahirkan di dalam air.


Selain itu juga diperlukan water heater dan termometer untuk menjaga suhu air agar tetap dalam suhu 37ºC. Hal ini bertujuan agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrem antara di dalam perut dengan di luar dan agar bayi tidak mengalami hipotermia. Suhu air yang hangat juga menjadi sebab mengapa bayi sesaat setelah dilahirkan di dalam air tidak akan menangis, karena bayi masih merasa berada di dalam kandungan akibat suhu air yang tetap hangat. Air yang digunakan juga air suling yang steril dan tidak mengandung kuman sehingga tidak akan menimbulkan infeksi apabila tertelan.

Melahirkan di air juga ada batasan dan beberapa pertimbangan medisnya. Berikut adalah beberapa kriteria calon ibu yang tidak diperkenankan untuk melakukan water birth:
- Calon ibu yang memiliki panggul sempit,
- Bayi lahir sungsang atau melintang
- Ibu yang sedang dalam perawatan medis
- Ibu yang mempunyai penyakit herpes, sebab virus herpes tidak mati dalam air dan dapat menular kepada bayi yang dilahirkan
- Ada kemauan dan keyakinan untuk melahirkan di dalam air
- Mengikuti senam hamil saat kehamilan, agar proses persalinan berjalan lancar
- Pastikan kolam yang akan dipakai dalam persalinan adalah kolam yang memenuhi standart untuk water birth, dan yakinkan kebersihan serta sterilitas kolam.
- Menyiapkan data lengkap, seperti pemeriksaan laboratorium sebagai salah satu prasyarat mutlak dalam pelaksanaan persalinan di dalam air.