Pikun atau Dementia, penyakit orang tua ?
Pikun/Dementia
dementiaMenurut nlm.nih.gov yang medicastore kutip, dementia adalah kata yang menggambarkan sekelompok gejala yang diakibatkan oleh adanya kelainan yang mempengaruhi otak. Masyarakat awam lebih mengenal gejala tersebut dengan sebutan pikun. Orang yang mengalami pikun/dementia, biasanya tidak dapat berpikir dengan baik untuk melakukan aktifitas secara normal, seperti makan atau memakai baju. Penderita pikun/dementia juga dapat kehilangan kemampuannya untuk menyelesaikan masalah ataupun mengendalikan emosinya. Kepribadian penderita pikun/dementia juga dapat berubah, mereka dapat menjadi lebih mudah terganggu atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Kehilangan ingatan merupakan gejala yang umum terjadi pada penderita pikun/dementia. Akan tetapi bukan berarti orang yang sering lupa adalah penderita pikun/dementia. Orang yang menderita pikun/dementia biasanya mempunyai masalah serius dengan 2 atau lebih dari fungsi otaknya, seperti misalnya masalah pada ingatan atau kemampuan berbicara.

Banyak penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya pikun/dementia, termasuk diantaranya adalah penyakit alzheimer & stroke, terapi dengan obat dapat dilakukan untuk menangani beberapa penyakit tersebut. Meskipun obat-obatan tidak dapat menyembuhkan pikun/dementia atau memperbaiki fungsi dari otak, akan tetapi dapat memperbaiki gejala yang timbul ataupun memperlambat penyakit pikun/dementia yang dialami.

Gejala Pikun/Dementia
Pikun/dementia dapat menyebabkan berbagai gangguan pada penderita ataupun keluarganya. Banyak dari gangguan tersebut akibat adanya kehilangan ingatan. Beberapa gejala yang umum terjadi pada penderita pikun/dementia terdapat dalam daftar berikut (meskipun tidak semua penderita mengalaminya), yang medicastore ambil dari familydoctor.org :
  • Kehilangan ingatan yang baru terjadi. Setiap orang terkadang suka lupa akan sesuatu tetapi dapat mengingatnya lagi nanti. Tetapi untuk penderita pikun/dementia, mereka sering lupa akan sesuatu & tidak dapat mengingatnya kembali. Penderia pikun/dementia mungkin dapat menanyakan pertanyaan yang sama berulang-ulang kali & lupa kalau sudah mendapatkan jawabannya. Mereka bahkan mungkin lupa kalau sudah menanyakan pertanyaan tersebut sebelumnya.
  • Kesulitan mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Seperti misalnya penderita pikun/dementia mungkin dapat memasak tetapi lupa untuk menyajikan atau bahkan lupa telah memasak makanan tersebut.
  • Kesulitan berbicara. Penderita Pikun/dementia dapat lupa kata-kata sederhana yang biasa digunakan atau menggunakan kata-kata yang salah. Hal ini dapat menyebabkan penderita pikun/dementia menjadi susah untuk dimengerti.
  • Disorientasi tempat & waktu. Penderita pikun/dementia dapat tersesat di lingkungan rumah mereka sendiri. Mereka dapat lupa cara untuk ke tempat tujuan ataupun cara untuk kembali pulang.
  • Penilaian yang kurang sesuai. Terkadang orang dapat menjadi bingung akan sesuatu, tetapi penderita pikun/dementia dapat bingung akan sesuatu hal yang sederhana, seperti misalnya lupa memakai payung ketika keluar dalam cuaca hujan.
  • Bermasalah dengan pemikiran abstrak. Seperti misalnya penderita pikun/dementia dapat lupa akan arti angka serta apa maksud dari angka-angka tersebut.
  • Salah meletakkan benda. Penderita pikun/dementia dapat meletakkan suatu benda di tempat yang salah, misalnya meletakkan setrika didalam kulkas atau menaruh gelang di wadah gula dll. Sehingga apabila diperlukan, benda-benda tersebut akan kesulitan untuk dicari.
  • Perubahan suasana hati. Setiap orang dapat mengalami perubahan suasana hati, tetapi untuk penderita pikun/dementia dapat mengalami perubahan suasana hati yang cepat, seperti misalnya dari tenang menjadi menangis kemudian marah dalam waktu beberapa menit.
  • Perubahan kepribadian. Penderita pikun/dementia dapat mengalami perubahan kepribadian yang drastis. Mereka dapat berubah menjadi susah dipahami, selalu curiga atau ketakutan.
  • Kehilangan inisiatif. Orang yang mengalami pikun/dementia dapat berubah menjadi pasif. Mereka bisa jadi tidak mau untuk bergerak atau menemui orang lain.
Penyebab Pikun/Dementia
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya pikun/dementia, seperti berikut ini yang medicastore ambil dari webmd.com :
  • Penyakit yang menyebabkan menurunnya fungsi sel syaraf otak seperti penyakit alzheimer, parkinson & huntington.
  • Penyakit yang mempengaruhi pembuluh darah, seperti stroke yang dapat menyebabkan kelainan yang juga dikenal dengan multi-infarct dementia.
  • Reaksi keracunan akibat penggunaan alkohol yang berlebih atau zat berbahaya lainnya.
  • Defisiensi nutrisi, seperti misalnya kekurangan vitamin B12 atau folat.
  • Adanya infeksi yang mempengaruhi otak & tulang belakang, seperti misalnya AIDS dementia complex dan penyakit Creutzfeldt-Jakob.
  • Beberapa tipe dari penyakit hydrocephalus, yaitu penyakit dimana terjadi penimbunan cairan di otak dapat menyebabkan kelainan perkembangan mental, infeksi, cedera ataupun tumor pada otak.
  • Cedera di kepala, baik cedera berat yang terjadi dalam waktu singkat ataupun cedera ringan yang terjadi dalam waktu lama (seperti misalnya pada petinju).
  • Penyakit yang bukan terjadi di otak, seperti misalnya pada ginjal, paru-paru & hati dapat menjurus untuk terkena pikun/dementia.
Penyakit alzheimer sendiri menjadi 50-60 % penyebab terjadinya pikun/dementia. Akan tetapi saat ini para peneliti telah menemukan adanya 2 penyakit lain pada syaraf yang pada awalnya keliru didiagnosa sebagai alzheimer, yaitu penyakit Lewy body dan Pick sebagai penyebab utama terjadinya pikun/dementia.

Pencegahan Pikun/Dementia
Meskipun tidak mungkin untuk mencegah semua penyebab pikun/dementia, ada beberapa hal yang dapat membantu untuk mencegah terjadinya pikun/dementia akibat penyakit pada pembuluh darah (dementia vaskular), seperti halnya pada penyakit kardiovaskular yang dapat menyebabkan terjadinya stroke & serangan jantung.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dementia vaskular, yang medicastore ambil dari nhs.uk :
  • Makan makanan yang sehat
  • Pertahankan berat badan yang ideal
  • Lakukan olahraga secara teratur
  • Kurangi atau hindari konsumsi alkohol
  • Jangan merokok
  • Pastikan tekanan darah selalu terkontrol & rutin diperiksa
  • Jika menderita diabetes, jaga selalu pola makan & konsumsi obat yang diberikan sesuai anjuran dokter
Menjaga pola makan
  • Untuk membantu mencegah terjadinya pikun/dementia, makanan yang rendah lemak & tinggi kandungan seratnya sangat dianjurkan. Yang termasuk makanan tinggi serat adalah sayur & buah serta gandum utuh.
  • Batasi konsumsi garam hingga < 6 gram (sekitar 1 sendok teh)/hari. Terlalu banyak konsumsi garam dapat meningkatkan tekanan darah, yang juga akan meningkatkan resiko untuk terkena dementia vaskular.
  • Hindari mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemak jenuhnya, karena hal tersebut dapat meningkatkan kadar kolesterol, yang juga dapat meningkatkan resiko untuk terkena dementia vaskular. Untuk menurunkan kadar kolesterol, dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tak jenuh seperti alpukat, minyak ikan, kacang-kacangan & minyak zaitun.
Hidup dengan Penderita Pikun/Dementia
dementiaAdanya pikun/dementia dapat mempengaruhi kehidupan penderita ataupun keluarganya. Penderita pikun/dementia sebaiknya tetap dianggap sebagai individu yang mandiri & sebisa mungkin harus tetap dapat menikmati aktifitas sehari-harinya, meskipun terkadang gejala pikun/dementia yang dialami oleh penderita dapat memburuk. Perkembangan dari pikun/dementia itu sendiri dapat dipengaruhi oleh kepribadian & kondisi kesehatan umum dari si penderita. Terkadang penderita pikun/dementia bahkan harus membutuhkan pertolongan untuk menjalankan aktiftasnya sehari-hari seperti makan, mandi atau memakai baju. Untuk mendampingi penderita pikun /dementia memang dibutuhkan kesabaran, pengertian & kewaspadaan oleh anggota keluarga yang merawatnya.

Berikut adalah beberapa saran yang dapat dilakukan baik oleh pendamping penderita pikun/dementia maupun yang mempunyai anggota keluarga yang mengalami pikun/dementia (diambil dari medicinenet.com) :
  • Lingkungan rumah yang biasa pun dapat menimbulkan bahaya & kesulitan bagi penderita pikun/dementia. Tetapi perubahan kecil dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya dengan menyimpan pisau/benda tajam lain serta bahan kimia berbahaya ditempat yang aman atau tersembunyi, menaruh karpet khusus di tempat tidur/kamar mandi untuk mencegah jatuh, memberi identifikasi khusus untuk dikenakan, bila sewaktu-waktu mereka tersesat atau kebingungan di luar rumah. Dapat juga dipasang kunci/alarm khusus di pintu rumah untuk mencegah mereka keluar sendiri tanpa ditemani.
  • Penderita pikun/dementia sering mengalami masalah tingkah laku, biasanya terjadi karena frustasi terhadap situasi tertentu. Dengan mencegah penyebabnya, maka dapat menghindari situasi yang tidak diinginkan. Misalnya penderita pikun/dementia dapat menjadi bingung atau frustasi karena suara ramai di sekitar mereka, maka hal tersebut dapat dicegah dengan cara mengurangi aktifitas/keributan di sekitarnya. Kebingungan juga dapat diatasi dengan cara merubah dekorasi rumah menjadi lebih sederhana, meletakkan benda-benda yang akrab di sekitar penderita serta melakukan aktifitas setiap hari dengan teratur. Kalender & jam juga dapat membantu penderita pikun/dementia untuk mengingat waktu dengan baik.
  • Penderita pikun/dementia sebaiknya tetap didukung untuk melakukan kegiatan sehari-harinya dengan normal. Aktifitas seperti membuat pernak-pernik, melakukan permainan atau mendengarkan musik dapat memberikan rangsangan terhadap mental & memperbaiki suasan hati. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa berpartisipasi dalam aktifitas fisik atau intelektual dapat memperlambat penurunan fungsi kognitif pada beberapa orang.
  • Merawat penderita pikun/dementia dapat menjadi tantangang yang berat bagi anggota keluarga. Adanya dukungan dari teman atau anggota keluarga lainnya dapat membantu meringankan beban tersebut. Penting juga bagi mereka untuk dapat beristirahat dari aktifitas merawat penderita pikun/dementia, sehingga mereka juga dapat meluangkan waktu untuk diri sendiri.
Sumber :
  1. www.nlm.nih.gov
  2. familydoctor.org
  3. www.webmd.com
  4. www.nhs.uk