ASI atau air susu ibu telah diketahui merupakan sumber makanan pertama yang terbaik bagi bayi karena mengandung nutrisi yang dibutuhkan bayi serta memberikan daya imunitas / kekebalan tubuh bayi bayi. ASI juga mudah untuk diberikan, kapan pun si bayi merasa haus, dapat segera diberikan tanpa perlu di persiapkan terlebih dahulu. Tapi bagaimana dengan para ibu yang juga bekerja ?. Untuk itu kali ini medicastore.com mencoba membuat artikel mengenai pemberian ASI bagi ibu bekerja yang diambil dari nlm.nih.gov.
Sumber : upenn.edu
ASI
ASI atau air susu ibu dibuat di didalam kantong kecil yang menyerupai kelenjar didalam payudara. Hormon seperti estrogen, progesteron, prolactin & lactogen berperan penting dalam produksi ASI. Proses pembentukan ASI sendiri telah dimulai sejak usia kehamilan memasuki periode trimester kedua.
ASI tidak tersimpan dalam jumlah banyak di dalam payudara, karena payudara akan memproduksi ASI setiap kali bayu amnyusui. Oleh karena itu semakin sering ibu memberikan ASI maka ASI yang keluar juga akan semakin banyak. Hal ini karena sewaktu bayi menghisap puting payudara, maka tubuh akan melepaskan hormon prolactin, yang akan memerintahkan tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI. Selain itu juga dikeluarkan hormon oxytocin yang memicu refleks untuk mengalirkan ASI keluar dari kelenjar susu, menuju ke saluran susu & ke puting payudara.
Dalam setiap pemberiannya, ASI bisa berubah :
- Pada tahap awal pemberian : ASI akan berwarna agak kebiru-biruan serta mengandung lactosa & protein, tetapi hanya sedikit lemak. ASI yang demikian disebut juga dengan ASI awal.
- Pada tahap akhir pemberian : ASI yang dikeluarkan akan lebih banyak mengandung lemak, yang merupakan sumber energi utama bagi bayi. ASI yang demikian disebut juga dengan ASI akhir.
Pemompaan & penyimpanan ASI
Sumber : 3doulas.com
Pemompaan & penyimpanan ASI penting dilakukan supaya persediaan ASI selalu tersedia kapanpun bayi membutuhkan. Hal ini juga merupakan pilihan yang tepat, terutama bagi ibu yang bekerja atau mempunyai kesibukan di luar rumah. Meskipun demikian, untuk mencukupi kebutuhan ASI dapat menjadi tantangan tersendiri bagi ibu yang bekerja atau yang mempunyai kesibukan di lura rumah. Ibu harus memompa & menyimpan ASI yang didapat setiap hari saat berada di kantor atau di luar rumah. Untuk itu diperlukan perencanaan yang baik, dukungan dari lingkungan sekitarnya & peralatan yang tepat yang dapat membantu supaya ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI bahkan setelah kembali bekerja.
1. Persiapan yang sebaiknya dilakukan
Sebelum mulai kembali bekerja, ibu sebaiknya sudah mulai menyiapkan ASI termasuk juga melatih kemampuan untuk memeras ASI. Berikut adalah hal-hal yang dapat membantu menjaga suplai ASI tetap lancar :
- Biasakan untuk memeras ASI secara teratur
- Minum banyak air
- Menerapkan pola makan yang sehat
- Cukup istirahat
Begitu ibu & bayinya sudah mempunyai pola pemberian ASI yang jelas, maka bayi bisa mulai diperkenalkan dengan botol susu yang berisi ASI. Hal ini dapat memberikan cukup waktu untuk membentuk pola pemberian ASI. Tetapi yang perlu diingat, pemberian ASI melalui botol tersebut sebaiknya abru dimulai setelah bayi berusia > 4 minggu.
Jika berencana untuk menggunakan ASI yang disimpan, maka sebaiknya cukup susui bayi secara langsung pada sore hari & akhir pekan. Pompa ASI bisa dibeli setidaknya 2 minggu sebelum mulai bekerja, sehingga ibu bisa mulai memompa & menyimpan ASI sejak jauh hari.
Saat sudah kembali bekerja, ibu harus memompa ASI setidaknya 2-3 kali sehari. Saat bayi sudah mulai lebih besar, frekuensi memompa bisa dikurangi tanpa mengurangi jumlahnya ASI yang dihasilkan.
Tempat bekerja yang ideal bagi ibu menyusui adalah kantor yang menyediakan ruangan khusus menyusui. Bila perlu disediakan juga pompa ASI elektrik untuk bisa digunakan oleh ibu menyusui secara bergantian.
Bila diperlukan, dapat juga pemberian ASI diselingi dengan pemberian susu formula. Tetapi pemberian susu formula tersebut dapat mengurangi keinginan bayi untuk menyusu sehingga berakibat pada berkurangnya produksi ASI yang dihasilkan.
Sebaiknya ibu bekerja, menyusui bayinya secara langsung di pagi hari sebelum bekerja & pada sore hari sesudah pulang ke rumah. Kadangkala bayi juga dapat menyusu lebih sering pada sore / malam hari, sebaiknya susui bayi kapan pun ia membutuhkan.
2. Pompa ASI
Ada banyak jenis pompa ASI yang terdapat di pasaran, baik yang menggunakan tangan (manual) atau elektrik. Model pompaASI yang lebih kecil juga tersedia, untuk memudahkan dibawa bepergian. Pilihlah model pompa ASI yang sesuai dengan kebutuhan & juga mudah untuk penggunaannya.
Pompa ASI elektrik mempunyai kelebihan lebih mudah untuk digunakan karena tidak memerlukan pelatihan khusus. Konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis lain mengenai pilihan pompa ASI yang ada beserta kelebihan & kekurangannya.
3. Pengemasan & penyimpanan ASI
Sumber : e-infopages.com
Biasakan untuk selalu mencuci tangan setiap sebelum memompa ASI, selain itu ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan saat ingin menyimpan ASI :
- Gunakan wadah untuk menyimpan ASI yang berupa botol berukuran 60-90 ml atau gelas plastik. Sebelum digunakan cuci wadah tersebut dengan air panas & sabun, kemudian bilas hingga bersih. Wadah-wadah tersebut sebaiknya mempunyai tutup yang rapat seperti misalnya tutup dengan ulir.
- Selalu beri label tanggal pemompaan ASI pada botol sebelum disimpan.
ASI segar yang baru dipompa dapat disimpan pada suhu ruangan hingga 8 jam, sedangkan ASI yang disimpan dalam lemari pendingin dapat tahan selama 5-7 hari. Untuk ASI yang dibekukan, lama penyimpanannya tergantung dari tempat disimpannya, misalnya :
- Dalam ruang pembeku di lemari pendingin dapat disimpan selama 2 minggu.
- Dalam lemari pembeku yang terpisah, dapat disimpan hingga 3-4 bulan.
- Sedangkan bila disimpan pada lemari pembeku dengan suhu yang selalu tetap 0° C, dapat bertahan hingga 6 bulan.
4. Menggunakan ASI yang telah didinginkan
Untuk mencairkan ASI yang beku atau mengembalikan ASI yang disimpan di lemari pendingin ke suhu biasa sebaiknya jangan menggunakan microwave. Panas berlebih yang dihasilkan oleh microwave dapat merusak kandungan nutrisi yang terdapat dalam ASI. Cara terbaik untuk mencairkan ASI yang beku adalah dengan meletakkannya di lemari pendingin, kemudian didiamkan di mangkuk yang berisi air hangat. Susu yang sudah di cairkan dapat disimpan kembali di lemari pendingin & dapat tahan hingga 9 jam.
Berikut adalah saran-saran lain dalam penggunaan ASI :
- Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dicairkan.
- Jangan menyimpan ASI di botol yang telah digunakan sebelumnya. Selalu cuci botol dengan air panas & sabun sebelum digunakan untuk menyimpan ASI.
- Jangan menambahkan ASI segar yang baru di pompa ke dalam botol yang berisi ASI beku
Jadi untuk para ibu, jangan kuatir untuk tetap selalu memberikan ASI kepada sang buah hati. Meskipun ibu bekerja atau mempunyai aktfitas di luar rumah tidak akan mengganggu pemberian ASI pada sang buah hati.
Sumber :
1. nlm.nih.gov
Program Promo di Medicastore
Diskon 30 % untuk pembelian alat kesehatan Rossmax
Diskon 30 % untuk pembelian alat kesehatan Benecheck
Diskon 30 % untuk pembelian alat kesehatan Gluco-Dr
Diskon 30 % untuk pembelian alat kesehatan Omron
Diskon 20 % untuk pembelian produk perawatan kulit Derma-E
Diskon 20 % untuk pembelian produk perawatan kulit Corine de Farme
Diskon 14-25 % untuk pembelian produk suplemen Nature’s Plus