Apa Saja Yang Perlu Kita Ketahui Tentang Konstipasi atau sembelit

Definisi

Konstipasi atau sembelit didefinisikan secara medis sebagai buang air besar kurang dari tiga kali per minggu dan konstipasi parah sebagai kurang dari satu kali per minggu. Konstipasi biasanya disebabkan oleh gerakan lambat dari tinja melalui usus besar sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar sebagai akibat dari feses yang mengeras.

Tingkat keseriusan penyakit ini berbeda-beda pada tiap penderita. Ada orang yang mengalami konstipasi untuk waktu singkat, tapi ada juga yang bisa mengalaminya dalam jangka panjang atau kronis. Konstipasi jangka panjang biasanya sering mengalami pergerakan di usus, terasa melilit, perut terasa sakit, dan rasa ketidaknyamanan yang bisa memengaruhi rutinitas sehari-hari.

Pada Sembelit kronis

Terlihat Penumpukan Feses Yang Sulit Dikeluarkan

Sumber : http://4myday.info

Penyebab

Penyebab khas dari konstipasi adalah pola makan rendah serat. Konstipasi terjadi ketika kolon (usus besar) menyerap air secara berlebihan atau kontraksi otot-otot di kolon berjalan lambat. Hal ini akan menyebabkan feses yang melewati kolon bergerak terlalu lambat dan akibatnya feses menjadi keras dan kering. 

Penyebab konstipasi

Dikarenakan Penyerapan Cairan Secara Berlebihan Menyebabkan Feses Keras

Sumber : http://www.home-remedies-for-you.com

Penyebab faktor gaya atau pola hidup, antara lain:

  • Perubahan rutinitas (kebiasaan) - gerakan normal usus tergantung dari irama dan kontraksi perut. Gerakan usus biasanya sudah terbiasa atau mengenal jam rutinitas seseorang, jika terjadi perubahan rutinitas, maka gerakan usus ini juga dapat berubah. Jenis sembelit yang satu ini lebih sering terjadi pada pekerja shift dan wisatawan.
  • Kurang mengonsumsi serat - serat tidak dapat dicerna, namun akan mempermudah keluarnya feses. Ada dua jenis serat : serat larut dan serat tidak larut. Serat larut membantu melunakkan feses. Sumber serat larut adalah kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran. Sedangkan serat tidak larut akan membantu mempercepat perjalanan feses di saluran usus. Sumber serat tidak larut adalah gandum dan sereal.
  • Kurang cairan - serat hanya akan optimal ketika ada cairan. Bahkan, sembelit dapat terjadi ketika seseorang diet tinggi serat namun tidak disertai dengan konsumsi cukup air.
  • Kurang berolahraga - kurang gerak atau kurang berolahraga menjadi salah satu penyebab utama terjadinya sembelit.
  • Menahan BAB - dengan menahan BAB, berarti rektum akan terus menyerap air dalam feses, akibatnya feses menjadi keras dan susah untuk dikeluarkan. Sering menahan BAB juga akan membuat tubuh kurang sensitif terhadap sinyal BAB dari tubuh.
  • Obat-obatan - obat-obatan seperti narkotika (khususnya kodein), antidepresan, suplemen zat besi, calcium-channel blockers (anti hipertensi, terutama verapamil) dan antasida non-magnesium dapat memperlambat gerakan usus.
  • Kehamilan - aksi hormon, kurangnya aktivitas dan tekanan dari rahim akibat janin yang tumbuh terhadap usus menjadi penyebab sembelit selama kehamilan.
  • Usia lanjut - sembelit sering terjadi pada orang berusia lanjut. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti kurangnya kontraksi otot usus (akibat penuaan) dan ketergantungan pada obat-obatan.
  • Penyakit - lamanya kesembuhan suatu penyakit, terutama penyakit yang mengharuskan seseorang dirawat di rumah sakit biasanya menyebabkan sembelit. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain, perubahan rutinitas, perasaan malu, asupan makan yang berkurang, nyeri (terutama setelah operasi perut), dan obat-obatan pereda sakit seperti morfin. Pengobatan dengan obat pencahar terkadang diperlukan, meskipun bisa saja diabaikan.

Penyebab penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti :

  • Pergerakan feses lambat - Sebagian orang memiliki gerakan usus yang kurang aktif sehingga konsistensi feses menjadi kering atau keras (akibat penyerapan). Orang-orang ini cenderung mudah mengalami sembelit ketika rutinitas mereka berubah.
  • Fisura ani - rasa nyeri tajam yang disertai dengan sejumlah kecil perdarahan saat BAB. Kondisi ini membuat penderitanya sering menahan BAB karena takut akan rasa sakitnya.
  • Obstruksi - rektum atau anus mungkin akan terhalang oleh, misalnya wasir (ambeien) atau prolapsus rektum (turunnya rektum melalui anus).
  • Rektokel - herniasi dinding depan rektum ke dalam vagina.
  • Hernia - hernia perut dapat mengurangi tekanan intra-abdominal, yang pada akhirnya akan menyebabkan sembelit.
  • Operasi ginekologi dan perut - terkombinasi dengan perubahan rutinitas, lingkungan yang baru (aneh), rasa sakit pasca operasi dan penggunaan kodein untuk menghilangkan rasa sakit merupakan penyebab potensial sembelit.
  • Irritable bowel syndrome (IBS) - ditandai dengan nyeri perut, kembung, dan sembelit atau diare.
  • Masalah pada sistem endokrin - seperti seperti hipotiroidisme (tiroid kurang aktif), diabetes atau hipopituitarisme (sekresi yang kurang dari beberapa hormon).
  • Tumor - nyeri ketika BAB bisa jadi merupakan gejala tumor rektum.
  • Penyakit pada sistem saraf pusat - seperti multiple sclerosis, penyakit parkinson atau stroke memiliki keterkaitan dengan peningkatan kerentanan terhadap sembelit.

Faktor Resiko

Anda lebih berpeluang mengalami konstipasi jika:

  • Orang tua
  • Posisi duduk secara terus-menerus
  • Tinggal di tempat tidur (ketika akan bersalin)
  • Makan makanan rendah serat
  • Kekurangan cairan
  • Menggunakan obat tertentu, termasuk sedatives, narkotik atau pengobatan tertentu untuk menurunkan tekanan darah
  • Sedang menjalani chemotheraphy

Jenis/Tipe Konstipasi

Ada dua tipe dari konstipasi yaitu:

  1. konstipasi fungsional. Konstipasi fungsional berarti usus dalam kondisi yang sehat tetapi tidak berfungsi dengan baik. Hal ini sering terjadi akibat pola makan dan gaya hidup yang buruk.
  2. Konstipasi idiopatik adalah konstipasi yang penyebabnya tidak diketahui dan mungkin disebabkan oleh berbagai alasan seperti masalah hormonal, persarafan, dan otot-otot saluran pencernaan pada anus, rektum atau kolon.

Gejala

Gejala utama konstipasi adalah kesulitan buang air besar dan frekuensinya yang jarang dibandingkan saat masih dalam kondisi sehat. 

Berikut gejala sembelit meliputi :

  • Kurangnya keinginan untuk BAB
  • Feses bertekstur keras atau kering yang mungkin akan menyakitkan ketika dikeluarkan
  • Mengejan ketika BAB
  • Berlama-lama di toilet, terkait BAB yang belum tuntas
  • Setelah BAB, terasa masih ada kotoran yang belum keluar
  • Perut kembung
  • Perut kram.
  • Tidak nafsu makan.
  • Buang air besar lebih sedikit dari tiga kali seminggu
  • Sulit buang air besar
  • Tekanan pada perut yang menyiksa saat terjadinya pergerakan pada usus
  • Perasaan terjadi penyumbatan pada dubur
  • Perasaan tidak selesai setelah buang air besar
  • Pada anak-anak dan bayi juga sering mengeluarkan bercak-bercak cairan di celana karena tinja yang menumpuk di rektum, cenderung terlihat lemas, rewel atau murung pada saat mengalami konstipasi.

Gejala konstipasi perut melilit

Gambar Orang Mengalami Melilit akibat Konstipasi

Sumber : http://loswei.blogspot.com

Komplikasi

komplikasi biasanya terjadi pada konstipasi jangka panjang atau kronis. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah:

  • Prolaps rektumrektum jatuh dari posisinya di dalam tubuh akibat mengejan terus menerus sehingga mendorong bagian dari lapisan rektum keluar melalui anus.

Komplikasi Konstipasi Kronis : Prolaps Rektum

Gambaran Komplikasi Konstipasi Kronis : Prolaps Rektum

Sumber : www.thecolorectalsurgeon.co.uk

  • Hemoroid atau wasir – pembengkakan pembuluh darah di rektum bagian bawah dan anus yang biasanya disebabkan oleh proses mengejan yang terlalu lama. Pembuluh darah ini bisa pecah sehingga menyebabkan pendarahan.

Komplikasi Konstipasi Kronis : Haemorroid/Wasir

Gambar Komplikasi Konstipasi Kronis : Haemorroid/Wasir

Sumber : https://wecca.files.wordpress.com

  • Fisura pada anus. Mengejan terlalu lama, tinja yang keras atau besar dapat mengakibatkan fisura atau robeknya kulit pada dinding anus.
  • Impaksi fekal/Feses - feses tertahan di rektum, akibat konstipasi yang berlarut-larut, sehingga tidak dapat dikeluarkan dengan BAB biasa.
  • Inkontinensia fekal - ketidakmampuan mengontrol BAB. Sehingga feses dapat keluar tanpa disadari.
  • Inkontinensia urin - mengejan terus menerus akan melemahkan otot-otot dasar panggul. Kondisi ini dapat membuat urin keluar tanpa terkontrol, terutama ketika batuk, tertawa atau bersin.

Pemeriksaan

Pada pemeriksaan awal, dokter akan menanyakan :

  • Riwayat kesehatan, gejala, gaya hidup, serta rutinitas Anda.
  • Apakah perlu mengejan lebih lama dari biasanya tiap kali buang air besar?
  • Berapa frekuensi buang air besar Anda? apakah kurang dari tiga kali seminggu,
  • Bagaimana tekstur tinja? apakah keras atau berbentuk butiran.

Tetapi jika Anda mengalami gejala konstipasi yang parah, dokter akan menganjurkan beberapa pemeriksaan lain untuk mendiagnosis atau menghapus kemungkinan adanya penyakit lain, di antaranya:

  • Rontgen perut.
  • Pemeriksaan manometri anorektal. Proses ini menunjukkan tingkat kinerja otot dan saraf di sekitar rektum.
  • Kolonoskopi, pemeriksaan kolon (usus besar) menggunakan peralatan berupa lensa serat optik yang dimasukkan melalui anus.
  • CT scan.

Colonoscopy

Gambar Kolonoskopi

Sumber : www.nlm.nih.gov

Pengobatan

1. Memperbaiki pola makan dan gaya hidup

Langkah penanganan konstipasi bertujuan untuk melancarkan pencernaan agar penderita dapat buang air besar secara teratur. Penanganan pertama untuk konstipasi yang sering dianjurkan adalah memperbaiki pola makan dan gaya hidup, terutama meningkatkan konsumsi serat.

Serat adalah bagian dari makanan yang tidak bisa diserap oleh tubuh sehingga dikeluarkan dalam bentuk kotoran. Serat banyak terkandung di dalam buah, sayur, dan sereal gandum. Tingkat kecukupan serat yang terkandung di dalam asupan makanan akan berdampak kepada kelancaran sistem pencernaan.

Sumber makanan tinggi serat

Gambar Makanan Tinggi Serat

Sumber : http://kendhilkencana.blogspot.com

Selain meningkatkan konsumsi serat per hari secara bertahap., terdapat langkah-langkah lainnya untuk melancarkan sistem pencernaan tubuh, antara lain:

  • Memperbanyak konsumsi air putih.
  • Meningkatkan frekuensi olahraga, misalnya lari pagi atau sore tiap hari.
  • Tidak mengabaikan keinginan untuk buang air besar.
  • Jika menggunakan toilet duduk, maka contohlah seperti menggunakan toilet jongkok dengen cara letakkan lutut Anda pada posisi lebih tinggi dari pinggul pada saat buang air besar, misalnya dengan meletakkan kaki di bangku.

Posisi buang air besar (BAB) yang benar

Gambar Posisi BAB Yang Ideal/Dianjurkan

Sumber : www.agungadhyaksa.blogspot.com

Posisi buang besar (BAB) mempengaruhi keadaan rektum

Pada Posisi Jongkok Maka Akan Merelaksasi, Membuka, Dan Melebarkan (Tidak menekan) Rektum

Sumber : http://xa.yimg.com

2. Penanganan dengan Obat Pencahar

Jika langkah penanganan awal kurang efektif, dokter biasanya akan menganjurkan penggunaan obat pencahar. Harap diingat bahwa selama menggunakan obat pencahar, Anda atau anak Anda dianjurkan untuk banyak minum air putih. Obat ini akan melancarkan proses buang air besar dan memiliki beberapa jenis.

  • Obat pencahar osmotik. Pencahar ini akan meningkatkan jumlah cairan dalam usus sehingga merangsang tubuh untuk melunakkan dan mendorong tinja. Contoh yang biasa diberikan oleh dokter adalah laktulosa dan macrogol.
  • Obat pencahar pembentuk tinja. Obat ini akan membuat tinja Anda menyerap cairan dan menjadi lunak sehingga dapat dikeluarkan dengan mudah. Oleh karena itu, penderita sebaiknya banyak minum air ketika menggunakan obat pencahar jenis ini. metilselulosa adalah contoh pencahar pembentuk tinja yang sering diberikan oleh dokter.
  • Obat pencahar stimulan. Obat ini akan merangsang dan membantu otot yang melapisi saluran pencernaan untuk mendorong tinja dalam usus besar menuju anus. Pencahar stimulan diberikan jika tinja tetap sulit keluar, meski sudah lunak. Jenis yang sering diberikan adalah senna, bisacodyl dan sodium picosulphate.

Obat pencahar juga dapat digunakan oleh ibu hamil karena sebagian besar obat ini tidak diserap oleh sistem pencernaan sehingga tidak akan berdampak pada janin. Pencahar yang aman untuk masa kehamilan adalah pencahar osmotik laktulosa dan macrogol. Jika keduanya tidak efektif, dokter akan menganjurkan bisacodyl atau senna (pencahar stimulan) dosis rendah. Tetapi senna tidak cocok untuk diminum pada masa kehamilan trimester ketiga karena sebagian obat ini akan terserap oleh sistem pencernaan.

Pencegahan

Langkah sederhana untuk menghindari konstipasi, antara lain:

  • Perbanyak konsumsi serat, misalnya dengan makan sayur, buah, beras merah, sereal gandum, biji-bijian, serta kacang-kacangan.
  • Perbanyaklah konsumsi air putih/cairan agar kotoran dalam usus selalu lunak.
  • Kurangi konsumsi minuman berkafein, minuman bersoda, dan minuman keras.
  • Tingkatkan frekuensi olahraga hingga setidaknya 2-3 jam dalam seminggu. Rutin berolahraga tidak hanya akan membantu menurunkan risiko konstipasi, tapi dapat mencegah terjadinya penyakit lain juga.
  • Jangan mengabaikan keinginan untuk buang air besar.
  • Mengatur kebiasaan buang air besar agar dapat dilakukan dengan leluasa dan nyaman.

Referensi

  1. Bharucha AE, et al. American Gastroenterological Association technical review on constipation. Gastroenterology. 2013;144:218.

  2. Jennifer Robinson, Understanding Constipation. www.webmd.com. 2014 
  3. Constipation. National Digestive Diseases Information Clearinghouse. http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/constipation/index.aspx.