sumber : Astro Awani
Menurut data World Health Organization (WHO), dari tahun 2004 sampai dengan 2010, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus dengue paling tinggi kedua di dunia setelah Brazil, dengan jumlah rata-rata sebanyak 129,000 kasus per tahun. Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2015 jumlah kasus dengue yang dilaporkan lebih dari 129.000 kasus dan sebanyak 1.071 kasus berakhir dengan kematian. Pada tahun 2007, tercatat jumlah korban jiwa akibat penyakit dengue terbanyak, yakni sebesar 1.599 orang. Data terbaru hingga September 2016, tercatat sebanyak hampir 160.000 kasus dengue dilaporkan di Indonesia, yang merepresentasikan peningkatan sebesar 17% dibandingkan dengan jumlah kasus di sembilan bulan pertama di tahun 2015. Pada lima minggu pertama tahun 2016, sebanyak 70 angka kematian akibat dengue tercatat secara nasional.
Dengue sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh 4 jenis virus & ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti. Gejala yang dialami antara lain demam tinggi secara mendadak, sakit kepala, rasa nyeri di otot & persendian, lemah, mual & muntah serta kemerahan di kulit yang biasanya muncul di hari ke-2 sampai ke-5 sejak timbul demam. Terkadang gejala yang ditimbulkan sangat ringan sehingga dapat disalah dugakan sebagai gejala flu atau infeksi virus lainnya. Meskipun demikian, gejala tersebut juga bisa memburuk menjadi demam berdarah dengue, dimana terjadi kerusakan pada limfa & pembuluh darah, sehingga terjadi pendarahan di organ tubuh yang bisa berakibat pada kematian.
Dengan banyaknya kasus kejadian demam dengue di Indonesia serta masih banyaknya korban jiwa dari penyakit tersebut, maka selain diberikan pengobatan yang cepat & tepat, tindakan pencegahan agar tidak terkena penyakit tersebut juga sangat diperlukan. Selama ini, tindakan pencegahan yang biasanya dilakukan adalah dengan program pemberantasan sarang nyamuk sehingga nyamuk tidak banyak berkembang biak. Kabar gembiranya, kini ada lagi 1 metode pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah terkena penyakit demam dengue, yaitu dengan pemberian vaksin dengue.
Sanofi Pasteur, divisi vaksin dari Sanofi, mengumumkan bahwa vaksin dengue pertama di dunia telah tersedia di klinik dan rumah sakit swasta di Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetujui vaksin dengue untuk digunakan pada individu berusia 9 sampai 16 tahun untuk pencegahan dengue yang disebabkan oleh keempat serotipe virus dengue. Vaksin dengue dari Sanofi Pasteur merupakan vaksin pertama yang berlisensi untuk pencegahan dengue di dunia. Vaksin ini dipasok dari lokasi produksi khusus di Perancis. Vaksin ini diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak waktu pemberian setiap 6 bulan.
Dengan kehadiran vaksin dengue ini, diharapkan masyarakat bisa semakin terlindungi dari ancaman virus penyebab penyakit dengue sehingga angka kejadian & terutama juga angka kematian akibat penyakit dengue juga bisa berkurang.