Dalam bahasa sehari-hari, kita mengenal monosodium glutamat sebagai ‘vetsin’, atau yang lebih populer yaitu ‘micin’. Isitlah generasi ‘micin’ saat ini banyak digunakan. Biasanya isitilah tersebut digunakan untuk sesuatu yang berkonotasi negatif mengenai generasi muda. Namun, apakah monosodium glutamat yang selalu disalahkan ini benar-benar tidak baik bagi kesehatan?
Apa itu Monosodium Glutamat?
Monosodium glutamat adalah zat tambahan makanan yang digunakan untuk menguatkan rasa, dan memiliki kode E621. Monosodium glutamat atau MSG, berasal dari asam amino glutamat, yang merupakan asam amino yang paling banyak di alam. Glutamat adalah asam amino non-esensial, yang berarti tubuh dapat memproduksinya sendiri.
Glutamat dalam MSG dibuat melalui proses fermentasi tepung (gandum), secara kimiawi tidak ada perbedaan antara glutamat dalam MSG dan dalam makanan alami. Meskipun begitu, glutamat dalam MSG dapat lebih mudah diakses tubuh karena tidak terikat dalam molekul protein besar yang perlu dipecah.
Food and Drug Administration (FDA) mengklasifikasikan MSG sebagai bahan makanan yang “secara umum dianggap aman”, tetapi penggunaannya tetap kontroversial. Karena alasan ini, bila dalam makanan mengandung MSG, FDA mewajibkan perusahaan untuk mencantumkan MSG dalam label makanan tersebut.
Bagaimana Pengaruh MSG Terhadap Tubuh?
MSG mengganggu zat kimia di otak karena zat ini dipecah menjadi glutamat, yang merupakan neurotransmitter atau zat kimia pembawa pesan yang penting di otak. Terlalu banyak neurotransmitter tertentu di otak dapat bersifat “eksitotoksin” dan menyebabkan stimulasi berlebihan dari sel-sel saraf. Terlalu banyak glutamat dalam otak menimbulkan rangkaian proses enzimatik yang menyebabkan kematian sel saraf. Hal ini menjelaskan mengapa bedrbagai gejala yang dilaporkan setelah konsumsi MSG bersifat neurologis. Meskipun begitu, glutamat yang dikonsumsi sehari-hari hanya memiliki sedikit atau tidak berefek terhadap otak manusia karena zat ini tidak dapat melewati sawar darah otak dalam jumlah yang besar. Secara keseluruhan, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa MSG bertindak sebagai eksitotoksin ketika dikonsumsi dalam jumlah yang normal.
Beberapa orang mungkin mengalami efek yang tidak diharapkan setelah mengkonsumsi MSG. Kondisi ini disebut dengan sindrom restoran Cina, atau gejala MSG kompleks.
Efek samping yang sering yaitu sakit kepala berat, berkeringat, wajah terasa kencang, jantung berdebar-debar, nyeri dada, sesak napas, mual, kelemahan otot, dan baal, kesemutan atau rasa terbakar di mulut, sekitar wajah dan tungkai (MayoClinic.com).
MSG diklaim menyebabkan serangan asma pada individu yang rentan. Satu peneltiian menemukan bahwa 13 dari 32 individu mengalami serangan asma setelah mgnkonsumsi MSG dalam jumlah besar, namun penelitian lain yang serupa tidak menemukan kaitan antara asupan MSG dan asma.
Apakah Benar MSG Menyebabkan Obesitas?
Asupan MSG dikaitkan dengan kenaikan berat badan sejak awal. Hal ini dikarenakan berdasarkan penelitian, menyuntikkan MSG dosis tinggi ke otak tikur menyebabkan tikus tersebut mengalami obesitas. Meskipun begitu, hal ini, hanya sedikit berkaitan (bila ada) dengan asupan MSG pada manusia. Di Cina, peningkatan konsumsi MSG berkaitan dengan kenaikan berat badan, dengan rata-rata konsumsi antara 0,33 – 2,3 gram per hari. Meskipun begitu, pada orang dewasa di Vietnam, asupan rata-rata 2,2 gram per hari tidak berkaitan dengan kelebihan berat badan.
Jadi, Apakah MSG Aman Dikonsumsi?
Dengan melihat beberapa bukti, MSG aman dikonsumsi dalam jumlah sedang. Meskipun begitu, dosis berlebihan, sekitar 6 – 30 kali dari asupan harian rata-rata dapat berbahaya. Bila Anda merasakan efek yang tidak diharapkan setelah mengkonsumsi MSG, sebaiknya Anda menghindari MSG. Apabila Anda dapat menolerasi MSG tanpa gejala apapun, maka tidak ada alasan untuk menghindarinya. MSG secara umum ditemukan dalam makanan yag telah diproses, dan berkualitas rendah, jenis makanan yang sebaiknya memang Anda hindari. Bila Anda saat ini mengkonsumsi makanan yang seimbang, sehat dan ‘real food-based’ (bukan makanan olahan), maka asupan MSG Anda dengan sendirinya sudah rendah.
Referensi:
· http://healthyeating.sfgate.com/msg-affect-health-1095.html
· https://www.healthline.com/nutrition/msg-good-or-bad#section5
· https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/monosodium-glutamate/faq-20058196