Penyebab Penyakit Kuning

Pasti semua orang pernah dengar tentang penyakit kuning dimana mata dan kulit penderita menjadi berwarna kekuningan. Penyakit kuning yang juga dikenal dengan nama ikterus atau jaundice dari segi kedokteran ini berkaitan erat dengan zat yang disebut bilirubin. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui tentang penyakit kuning lebih lanjut.

Sumber Gambar: Teachmesurgery.com

Apa sih yang dimaksud dengan penyakit kuning?

Penyakit yang dikenal dengan nama penyakit kuning ini disebut demikian karena biasanya kulit & bagian putih pada mata penderita akan berwarna kekuningan. Warna kuning  yang terlihat pada kulit ataupun mata merupakan hasil dari penumpukan bilirubin pada kulit dan juga sklera mata. Bilirubin adalah zat pemberi warna kuning pada tinja maupun urine yang dihasilkan oleh organ hati dan disimpan di kantung empedu. Bilirubin merupakan produk hasil pemecahan sel darah merah. Beberapa kondisi medis tertentu yang mengganggu sistem organ hati atau empedu dapat menimbulkan gangguan produksi pada zat ini. Produksi yang berlebihan dari bilirubin atau disebut juga dengan hyperbilirubinemia, akan membuat bilirubin merembes ke jaringan sekitarnya & membuat kulit serta bagian putih pada mata berwarna kuning .

Beberapa penyebab penyakit kuning

Perlu dipahami bahwa pada intinya produksi bilirubin dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu dari sel darah merah sebagai bahan baku, hati sebagai alat produksi dan kantung empedu sebagai tempat penyimpanannya. Oleh karena itu penyebab penyakit kuning dapat kita bagia sesuai dengan faktor penyebabnya:

1. Sel darah merah (faktor prehepatik)

Kondisi-kondisi dibawah ini dapat menyebabkan sel darah merah rusak lebih cepat dan   lebih banyak dari kondisi normal, sehingga jumlah bahan baku yang berlebih ini akan membuat produksi bilirubin menjadi berlebih juga.  Kondisi tersebut adalah :

  • Penyakit autoimun anemia hemolitik. Yaitu kelainan sel darah merah dan sistem kekebalan tubuh yang langka dimana tubuh memproduksi antibodi yang dapat menghancurkan sel darah merah itu sendiri. Kondisi ini membuat sel darah memiliki masa hidup yang lebih pendek dari seharusnya. Pada kondisi normal sel darah merah memiliki masa hidup antara 100-120 hari, sedangkan pada kondisi ini, sel darah merah hanya bisa bertahan hidup selama beberapa hari saja.  
  • Orang yang baru melakukan transfusi darah, apabila darah yang ditransfusi tidak cocok maka sel darah merah tersebut akan dipecah oleh tubuh.
  • Pada bayi di dalam kandungan yang memiliki rhesus atau golongan darah berbeda dari ibunya. Tubuh ibu dapat membentuk antibodi yang menyerang sel darah bayi.
  • Thalassemia, yaitu kondisi kelainan darah yang diturunkan melalui keluarga (diwariskan). Pada kondisi ini tubuh memproduksi hemoglobin dalam bentuk abnormal atau dalam jumlah yang tidak memadai. Hemoglobin sendiri adalah protein dalam sel darah merah yang bertugas untuk mengangkut oksigen. Gangguan ini menyebabkan sejumlah besar sel darah merah dihancurkan oleh tubuh.

2. Gangguan hati (faktor hepatik)

Kerusakan pada hati ini sangat bervariasi. Mulai dari infeksi virus, bakteri, parasit, penyalahgunaan alkohol dan kondisi perlemakan pada hati yang dapat memicu kerusakan hati. Beberapa contoh kondisi tersebut adalah :

  • Virus hepatitis. Seperti misalnya virus hepatitis A,B,C, dan D.
  • Perlemakan pada hati yang biasanya dipicu karena kebiasaan konsumsi makanan berlemak dan kadar kolesterol yang tinggi dalam tubuh.
  • Konsumsi alkohol yang berlebih. Konsumsi alkohol yang berlebih dalam jangka waktu panjang dapat merusak jaringan hati yang normal menjadi jaringan parut.
  • Obat-obatan. Beberapa jenis obat dicerna melalui hati. Penggunaan obat-obatan seperti antibiotik, obat anti kejang, anti nyeri yang tidak sesuai dosis dan dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan kerusakan hati.

3. Penyakit empedu (faktor post hepatik)

Kantung empedu adalah tempat penyimpanan cairan empedu yang sudah dihasilkan oleh organ hati. Setelah disimpan cairan empedu akan dikeluarkan ke usus saat terdapat  makanan. Berbagai gangguan yang mengganggu sistem bilirubin baik kantung, saluran, sampai organ sekitarnya yaitu pankreas dapat menyebabkan penyakit kuning. Penyakit tersebut seperti misalnya :

  • Batu empedu
  • Radang atau infeksi kantung empedu
  • Kanker pankreas.

Gejala penyakit kuning

Gejala umum penyakit kuning yaitu:

  • Warna kekuningan pada bagian putih mata.
  • Kemudian warna kekuningan tersebut dapat menyebar ke kulit mulai dari kepala hingga ke seluruh tubuh. Semakin tinggi kadar bilirubin, maka warna kuningnya akan semakin gelap.
  • Urine menjadi lebih pekat warnanya.
  • Gatal-gatal.
  • Mudah lelah.

Ketika sudah melihat terdapat mata atau kulit yang berwarna kuning, sebaiknya segera periksakan diri ke Dokter untuk mencari sumber penyebabnya. Dokter akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksan penunjang yang dilakukan :

  • Pemeriksaan darah untuk mengetahui kecurigaan infeksi, kadar bilirubin darah, fungsi hepar, dan lainnya.
  • Pemeriksaan USG abdomen untuk melihat struktur organ hati, empedu dan pankreas secara langsung .
  • Pemeriksaan biopsi untuk memeriksa perubahan jaringan pada hati apabila dicurigai ke arah keganasan.

Apakah penyakit kuning berbahaya?

Bahaya atau tidaknya penyakit kuning tergantung dari penyebab penyakit kuning tersebut. Beberapa penyebab penyakit kuning dapat sembuh dengan pengobatan yang sesuai. Oleh karena itu, pengobatan penyakit ini tergantung dari penanganan penyebabnya dan jika tidak segera ditangani dengan tepat, maka beberapa penyebab penyakit kuning tersebut dapat mengancam nyawa.

Penanganan penyakit kuning

Pemberian obat-obatan atau suplemen kesehatan bisa membantu mengatasi penyakit kuning, tergantung dari penyebabnya. Oleh karena itu penanganan penyakit kuning lebih ditujukan untuk mengobati penyebabnya & bukan sekedar mengatasi gejalanya. Berikut adalah beberapa pengobatan yang digunakan untuk mengatasi penyakit kuning :

  • Untuk penyakit kuning yang disebabkan karena anemia, maka bisa diatasi dengan meningkatkan jumlah zat besi dalam darah, baik dengan cara pemberian suplemen yang mengandung zat besi atau mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi.
  • Bila penyebabnya karena Hepatitis, maka dibutuhkan pengobatan dengan anti virus atau steroid. Pada kasus Hepatitis A, dapat sembuh dengan penanganan yang sesuai, sementara untuk hepatitis B akan lebih sulit untuk diobati.
  • Bila penyebabnya karena ada gangguan atau kerusakan maka diperlukan prosedur operasi untuk menyingkirkan gangguan tersebut. Misalnya pada penyakit kuning akibat batu empedu maka harus melewati proses operasi untuk mengeluarkan batu tersebut. Sedangkan pada penyakit kuning akibat sirosis bahkan sampai memerlukan operasi transplantasi hati untuk mengobatinya.
  • Bila penyakit kuning yang dialami disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, maka penggantian obat tersebut dengan obat lain bisa mengatasinya.

Mencegah lebih baik

Pada penyakit kuning yang disebabkan oleh autoimun, dapat dilakukan premarital check up sebelum menikah dan konseling terkait penyakit bawaan. Sedangkan untuk penyakit kuning lain yang lebih disebabkan oleh faktor dari luar seperti misalnya Hepatitis, konsumsi alkohol berlebih dan kondisi perlemakan pada hati, maka bisa dicegah dengan mengikuti gaya hidup yang sehat. Hindari konsumsi alkohol serta rokok, rajin olahraga dan mengkonsumsi makanan yang seimbang serta menjaga kebersihan dan menghindari prilaku seks bebas atau menggunakan jarum suntik secara berbarengan. Hal-hal tersebut diatas bisa meminimalkan resiko yang jadi penyebab penyakit kuning.

Sumber:

  1. www.medicalnewstoday.com
  2. www.nhs.uk