Burnout karena Pekerjaan, Apa yang Harus Dilakukan?

Apa itu Burnout Karena Pekerjaan?

Burnout adalah reaksi terhadap stress karena pekerjaan yang berkepanjangan.

Burnout ditandai dengan tiga ciri khas: kelelahan, merasa sinis terhadap pekerjaannya, dan merasa kemampuannya menurun.

Seseorang yang mengalami burnout karena pekerjaan juga merasa pencapaiannya berkurang dan identitas personalnya hilang.

Burnout bukanlah diagnosis medis, para ahli menyebutkan kondisi lain dapat menjadi penyebab burnout, seperti misalnya depresi.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa banyak orang yang mengalami burnout tidak percaya bahwa pekerjaan adalah penyebab burnout.

Stress yang menyebabkan burnout dapat berasal dari pekerjaan, tetapi stress karena hal lain juga dapat berperan.

Selain itu, kepribadian dan pola pikir juga ikut berperan, misalnya tipe perfeksionis dan pesimis.

Penyebab Burnout

Berbagai faktor dapat menyebabkan burnout,

Misalnya:

  1. Tidak memiliki kendali atas pekerjaan. Misalnya seperti tidak bisa menentukan jadwal atau beban kerja.
  2. Ekspektasi pekerjaan yang tidak jelas.
  3. Dinamika lingkungan kerja yang tidak nyaman. Misalnya ada rekan sekerja yang suka mem-bully.
  4. Aktivitas yang berlebihan.
  5. Kurangnya dukungan sosial.
  6. Ketidakseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Apapun penyebabnya, burnout karena pekerjaan dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang.

Gejala Burnout Karena Pekerjaan

Gejala burnout tidak disadari, seperti misalnya:

  • Menjadi sinis atau kritis di tempat kerja
  • Kesulitan berangkat kerja dan memulai pekerjaan
  • Menjadi sensitif, mudah marah atau tidak sabar terhadap rekan, atau klien
  • Tidak punya energi untuk tetap produktif
  • Kelelahan secara emosional
  • Sulit konsentrasi
  • Tidak yakin dapat menyelesaikan tujuan pekerjaan
  • Tidak merasa puas atas pencapaian
  • Penurunan performa
  • Merasa kecewa terhadap pekerjaan
  • Untuk merasa lebih baik, Anda perlu mengkonsumsi makanan, obat-obatan atau alkohol
  • Ada perubahan pola tidur
  • Ada keluhan sakit kepala, sakit perut atau keluhan lainnya yang tidak diketahui penyebabnya

Bila Anda memiliki gejala yang disebutkan di atas, konsultasikan dengan dokter karena gejala tersebut juga dapat berkaitan dengan depresi.

Faktor Risiko Burnout Karena Pekerjaan

Pekerjaan dengan tingkat stress tinggi tidak selalu menyebabkan burnout.

Bila stress dikelola dengan baik, burnout dapat dihindari.

Beberapa hal berikut ini dapat menjadi faktor risiko burnout:

  • Beban kerja yang tinggi
  • Waktu kerja yang penuh tekanan (waktu untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang terbatas atau lamanya jam kerja yang berlebihan)
  • Bekerja sebagai tenaga kesehatan atau pemadam kebakaran
  • Pekerjaan yang monoton
  • Tidak memiliki kendali atas pekerjaan
  • Komunikasi yang kurang baik dengan manajer
  • Mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari atasan

Mengatasi Burnout karena Pekerjaan

Burnout adalah kondisi yang serius karena dapat mempengaruhi kesehatan mental, emosional dan fisik Anda.

Oleh karena itu burnout tidak boleh disepelekan.

Lakukan berbagai cara untuk mengatasi burnout dan mempertahankan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan Anda. 

Cobalah lakukan hal-hal berikut ini:

  1. Konsultasikan dengan atasan Anda mengenai masalah yang Anda hadapi.
  2. Tentukan target pekerjaan yang sehat.
  3. Cari cara agar pekerjaan Anda menjadi lebih menarik.
  4. Cari dukungan dari orang-orang sekitar, misalnya rekan kerja atau keluarga.
  5. Cari aktivitas yang dapat membuat Anda merasa rileks, misalnya yoga, meditasi, atau membaca buku.
  6. Merawat diri dengan baik. Jaga kesehatan dengan rajin berolahraga, makan makanan sehat dan bergizi, tidur cukup, setidaknya 7 jam sehari.
  7. Cari aktivitas yang dapat melepaskan rasa stress Anda, misalnya dengan melakukan olahraga berat yang mengeluarkan banyak keringat.
  8. Hindari alkohol, tembakau atau kafein. Mungkin dapat menenangkan Anda sesaat, akan tetapi Anda dapat menjadi kurang tidur yang justru dapat membuat stress Anda bertambah.
  9. Belajar untuk tidak memikirkan hal-hal yang belum terjadi yang dapat membuat cemas atau stress bertambah.
  10. Berpikiran terbuka mengenai berbagai kemungkinan yang dapat Anda pilih. Cobalah untuk tidak bertahan pada pekerjaan yang berpengaruh buruk pada pekerjaan Anda.
  11. Bila pekerjaan sudah semakin memberatkan, saatnya Anda memikirkan pekerjaan lain yang lebih baik.

Pencegahan Burnout  

Sebelum berkembang menjadi burnout, lakukan hal berikut ini untuk membantu mencegahnya:

  1. Membicarakan dengan bagian HRD mengenai masalah pekerjaan
  2. Perubahan posisi pekerjaan atau mencari pekerjaan berbeda
  3. Mengkonsumsi makanan sehat, berolahraga dengan teratur dan tidur cukup
  4. Menjadwalkan dengan teratur waktu istirahat dari pekerjaan. Idealnya, istirahat dari pekerjaan dengan berlibur setidaknya selama dua minggu tanpa kontak yang berhubungan dengan pekerjaan.

 

 

 

 

 

Referensi:

  • https://health.clevelandclinic.org/7-red-flags-of-job-burnout-and-what-you-can-do/
  • https://lattice.com/library/how-to-talk-to-your-manager-about-burnout (Cover)
  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/burnout/art-20046642
  • https://www.thebalancecareers.com/how-to-deal-with-work-burnout-4142144
  • https://www.verywellmind.com/stress-and-burnout-symptoms-and-causes-3144516