Penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem imun menyerang tubuh kita sendiri.
Sistem imun normalnya melawan bakteri dan virus. Ketika ada benda asing masuk ke tubuh, sistem imun mengirimkan sel-sel yang akan menyerang benda asing tersebut.
Normalnya, sistem imun dapat membedakan benda asing dan sel-sel tubuh sendiri, sedangkan pada penyakit autoimunitas, sistem imun menganggap bagian tubuh, misalnya sendi atau kulit, sebagai benda asing.
Sistem imun melepaskan protein yang disebut yang disebut dengan autoantibodi yang menyerang sel-sel sehat.
Beberapa penyakit autoimun hanya menyerang satu organ, misalnya diabetes tipe 1 yang menyerang pankreas. Pada penyakit autoimunitas lain, misalnya lupus, sistem imun menyerang seluruh tubuh.
Apa Penyebab Penyakit Autoimun?
Penyebab pasti dari masalah sistem imun ini tidak diketahui.
Akan tetapi, wanita lebih banyak menderita penyakit autoimunitas dibandingkan dengan pria, dan seringkali penyakit muncul pada usia produktif (15–44 tahun).
Beberapa penyakit autoimun tertentu, lebih sering dialami oleh etnis tertentu, misalnya penyakit lupus lebih sering dialami etnis Afrika-Amerika dan Hispanik dibandingkan dengan etnis Kaukasia.
Beberapa jenis penyakit autoimunitas diturunkan dalam keluarga, dan karena kejadiannya meningkat, para ahli mencurigai adanya faktor lingkungan seperti infeksi dan paparan kimia atau racun mungkin juga berperan.
Faktor risiko lainnya yaitu:
- Makanan yang tinggi lemak, gula, dan telah melalui banyak proses dianggap berkaitan dengan peradangan yang dapat mengganggu sistem imun.
- Mengkonsumsi obat-obatan tertentu, dapat memiliki efek samping yang mengganggu sistem imun.
- Menderita satu jenis penyakit autoimunitas akan meningkatkan risiko terkena penyakit autoimunitas jenis lainnya.
- Merokok
- Kegemukan atau obesitas
Sebuah penelitian pada tahun 2015 memfokuskan pada teori hygiene. Karena anak-anak saat ini kurang terpapar kuman seperti zaman dahulu, sistem imunnya dapat bereaksi berlebihan terhadap zat-zat yang tidak berbahaya.
Apakah Penyakit Autoimun Menular?
Penyakit autoimunitas tidak menular.
Apakah Penyakit Autoimun Mempengaruhi Kesuburan?
Beberapa jenis penyakit autoimunitas dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk hamil dan beberapa jenis lainnya dapat memiliki dampak pada kehamilan.
Penderita mungkin memerlukan perawatan kesuburan agar dapat hamil, dan harus menunggu hingga penyakit ada dalam tahap remisi untuk mencoba hamil.
Ada risiko lebih tinggi terjadi kematian janin dalam kandungan atau bila ibu menderita penyakit lupus.
Apa Gejala Penyakit Autoimun?
Setiap jenis penyakit memiliki gejala berbeda-beda bergantung pada organ yang diserang, tetapi gejala awal penyakit autoimunitas serupa, antara lain:
- rasa lelah yang berat
- nyeri otot
- pembengkakan dan kemerahan
- demam tidak terlalu tinggi
- sulit konsentrasi
- rambut rontok
- ruam merah di kulit
- rasa baal dan kesemutan di tangan dan kaki
Gejala-gejala tersebut dapat hilang timbul.
Gejala Spesifik Penyakit Autoimun
Gejala spesifik setiap penyakit autoimun antara lain:
- Penyakit pada otot dan sendi:
- nyeri otot
- nyeri, kaku, dan pembengkakan sendi
- kelemahan otot
- peradangan
- Penyakit pada saluran cerna:
- kembung
- konstipasi
- nyeri perut
- asam lambung
- mual
- sensitif terhadap makanan tertentu
- darah atau lendir di tinja
- Penyakit pada kulit:
- ruam merah
- gatal
- mata, mulut dan kulit kering
- peradangan kulit
- rambut rontok
- Penyakit pada sistem saraf:
- pusing dan sakit kepala
- cemas dan depresi
- sulit berpikir
- penglihatan buram
- insomnia
- gangguan ingatan
- migrain
- rasa melayang
- baal dan kesemutan
- Penyakit lainnya:
- nyeri dada
- pembengkakan kelenjar
- kenaikan berat badan atau penurunan berat badan
- denyut jantung cepat atau tidak teratur
- sesak napas
- sensitif terhadap suhu
Beberapa Jenis Penyakit Autoimun
Ada sekitar 80 jenis penyakit autoimun berbeda, beberapa jenis yang sering diderita diantaranya:
- Diabetes tipe 1
Pada diabetes tipe 1, sistem imun menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin.
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan organ-organ seperti jantung, ginjal dan saraf.
Orang yang menderita penyakit ini memerlukan suntikan insulin.
- Rheumatoid Arthritis (RA)
Pada RA, sistem imun menyerang sendi sehingga menyebabkan sendi memerah, hangat , nyeri dan kaku.
Jika tidak ditangani RA dapat menyebabkan kerusakan sendi bertahap. Penanganannya dapat mencaup berbagai jenis obat minum dan injeksi untuk mengurangi aktivitas berlebihan dari sistem imun.
- Psoriasis
Sel-sel kulit normalnya tumbuh dan kemudian rontok ketika tidak diperlukan. Pada penyakit psoriasis, sel-sel tumbuh terlalu cepat dan menumpuk dan membentuk patches merah, dengan sisik berwarna putih-keabu-abuan.
Selain itu, sekitar 30% penderita psoriasis juga mengalami pembengkakan, nyeri dan kaku sendi.
- Multiple sclerosis
Pada penyakit ini, sistem imun menyerang sel-sel saraf, yang dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, kelemahan, koordinasi yang buruk, kejang otot, dan kebutaan.
- Systemic lupus erythematosus (SLE)
Penderita penyakit lupus membentuk antibodi yang dapat melekat ke jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Penyakit ini mempengaruhi banyak organ seperti sendi, ginjal, otak dan jantung.
- Penyakit radang usus
Penyakit radang usus (inflammatory bowel disease, IBD) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan peradangan pada dinding usus. Masing-masing IBD mempengaruhi bagian saluran cerna yang berbeda:
- Penyakit Crohn dapat mengenai setiap bagian saluran cerna, mulai dari mulut hingga anus.
- Kolitis ulseratif hanya mengenai dinding usus besar dan rektum.
Gejala dari penyakit ini misalnya ada episode diare, perdarahan dari rektum, nyeri perut, demam, penurunan berat badan, dan buang air besar tidak bisa ditahan.
- Penyakit Grave
Sistem imun memproduksi antibodi yang menstimulasi kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid yang berlebihan ke dalam darah.
Gejala antara lain mata menonjol, penurunan berat badan, gugup, gelisah, denyut jantung cepat, lemah dan rambut mudah rontok.
- Sindroma Sjogren
Kondisi ini menyerang kelenjar yang melubrikasi mata dan mulut, sehingga gejala utamanya adalah mata dan mulut kering.
- Myasthenia gravis
Penyakit ini mempengaruhi impuls saraf yang membantu otak mengontrol otot. Ketika komunikasi dari saraf ke otot terganggu, sinyal tidak dapat memerintahkan otot untuk berkontraksi.
Gejala yang paling sering adalah kelemahan otot yang memburuk setelah beraktivitas dan membaik dengan istirahat. Seringkali otot yang terlibat antara lain otot yang menggerakkan mata, membuka mata, menelan, dan menggerakkan wajah.
- Penyakit Seliak
Penderita penyakit ini tidak dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung gluten, protein yang ditemukan dalam gandum.
Ketika gluten mencapai usus, sistem imun menyerang usus dan menyebabkan peradangan.
- Sindroma Guillain-Barre
Sistem imun menyerang saraf yang mengontrol otot di tungkai bawah dan terkadang lengan atas dan tubuh bagian atas. Gejalanya berupa kelemahan yang terkadang berat.
Apa Pemeriksaan untuk Penyakit Autoimun?
Antinuclear antibody test (ANA) seringkali merupakan tes pertama yang dilakukan untuk memastikan penyakit ini.
Bila hasilnya positif, pemeriksaan lainnya akan dilakukan untuk mengkonfirmasi.
Dokter apa yang Menangani Penyakit Autoimun?
Bila Anda mencurigai adanya penyakit autoimun, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter umum, yang kemudian akan merujuk Anda ke dokter spesialis seperti:
- Rheumatologist
- Gastroeneterologist
- Endokrinologist
- Dermatologist
Apa Pengobatan dan Penanganan Penyakit Autoimun?
Tidak ada obat yang dapat mengatasi penyakit ini.
Pengobatan utama untuk penyakit autoimun adalah obat-obatan yang meredakan peradangan dan respons imun yang berlebihan dan mengurangi nyeri.
Obat-obatan yang biasa digunakan misalnya:
- obat anti-inflamasi non steroid
- obat penekan sistem imun
Selain itu, obat-obatan lainnya yang digunakan bergantung pada organ yang terkena, misalnya:
- insulin injeksi
- obat tidur
- kortikosteroid
- obat anti depresi
- plasma tukar
- krim dan pil untuk ruam
- immunoglobulin intravena
Mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang dan olahraga teratur juga dapat membantu penderita merasa lebih baik.
Bisakah Penyakit Autoimun Dicegah?
Penyakit autoimun tidak dapat dicegah, tetapi para ahli merekomendasikan:
- Olahraga teratur
- Menghindari paparan bahan kimia atau racun
- Menghindari rokok
- Mengkonsumsi makanan sehat
- Membatasi konsumsi makanan yang diproses
Bisakah Penyakit Autoimun Sembuh Sendiri?
Gejala penyakit autoimun dapat berubah-ubah. Pasien dapat berada dalam masa remisi (sedikit atau tidak ada gejala sama sekali), atau gejala dapat kambuh sehingga penyakit memburuk. Terkadang ada penyakit yang sembuh, akan tetapi sebagian besar menjadi kronis.
Referensi:
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21624-autoimmune-diseases
- https://www.healthline.com/health/autoimmune-disorders
- https://www.scientificanimations.com (Gambar Cover)
- https://www.webmd.com/a-to-z-guides/autoimmune-diseases