Acetylcysteine mungkin adalah obat yang masih jarang Anda dengar namanya. Namun jika memperhatikan komposisi obat batuk berdahak dengan cermat, Anda mungkin akan menemukan obat ini. Acetylcysteine biasanya dikombinasikan dengan obat batuk yang lain untuk mengobati batuk berdahak.
Dalam artikel di bawah ini, Medicstore akan memberikan beberapa informasi mengenai obat ini. Mari simak informasi selengkapnya!
Untuk Apa Obat Acetylcysteine Digunakan?
Acetylcysteine dengan sinonim N-asetilsistein adalah obat yang dikenal karena memiliki fungsi sebagai obat batuk jenis mukolitik. Obat ini biasanya dikombinasikan bersama dengan obat lain untuk mengobati gangguan paru-paru yang berhubungan dengan sekresi lendir (dahak) yang abnormal dan kental.
Fungsi obat ini adalah mengencerkan dahak dengan cara memutus ikatan protein pada mukus. Oleh sebab itu, Anda bisa batuk dengan lebih “plong” karena dapat lebih mudah mengeluarkan dahak yang ada di tenggorokan.
Selain itu, obat ini juga biasa digunakan di IGD sebagai antidotum atau anti racun bagi orang yang keracunan paracetamol. Mekanisme kerja obat ini sebagai antidotum Paracetamol adalah dengan meningkatkan glutathione di hati. Saat keracunan paracetamol, hati akan teracuni dengan zat bernama NAPQI. Acetylcysteine adalah obat yang dapat menetralisir NAPQI sehingga zat ini tidak dapat merusak sel hati.
Dosis dan Cara Penggunaan Acetylcysteine
Acetylcysteine termasuk dalam golongan obat keras, oleh karena itu untuk penggunaannya harus berdasarkan petunjuk dari dokter. Untuk dosis dan cara pemakaian obat ini yang perlu Anda perhatikan, yakni:
- Sebagai Obat Batuk (Mukolitik)
- Rute pemberian oral untuk dewasa: Serbuk granul untuk larutan oral digunakan 200 mg, 23 kali sehari. Sebagai tablet effervescent dosisnya adalah 600 mg sekali sehari. Durasi pengobatan dapat bervariasi tergantung pada sifat dan tingkat keparahan penyakit.
- Rute pemberian oral untuk anak usia 26 tahun: Sebagai serbuk granul untuk larutan oral dosisnya adalah 100 mg sebanyak 2-4 kali sehari. Untuk anak di atas >6 tahun, dosis sama seperti dewasa. Obat ini tidak disarankan untuk anak dibawah 2 tahun.
- Rute pemberian inhalasi untuk dewasa: Sebagai larutan 10%: 610 ml 3-4 kali sehari; jika perlu, dapat diberikan 2-20 ml setiap 2-6 jam. Sebagai larutan 20%: 3-5 ml 3-4 kali sehari. Pada rute pemberian secara inhalasi ini, dosis diberikan melalui nebulisasi.
- Sebagai Obat Keracunan Paracetamol
Sebagai antidotum paracetamol, obat ini biasanya diberikan dengan rute intravena atau infus dengan dosis di bawah ini :
- Dewasa: diberikan selama 21 jam. Awalnya diberikan dengan dosis 150 mg/kg dalam 200 mL, diinfus dengan pengencer melalui selama 1 jam. Selanjutnya diberikan 50 mg/kg dalam 500 ml pengencer, diinfuskan selama 4 jam. Kemudian 100 mg/kg dalam 1.000 ml pengencer yang diinfuskan selama 16 jam.
- Anak dengan berat 520 kg: diberikan selama 21 jam. Awalnya diberikan dosis 150 mg/kg dengan pengencer melalui infus selama 1 jam. Setelah itu, diikuti oleh dosis 50 mg/kg, diinfuskan selama 4 jam. Kemudian, dosis 100 mg/kg diberikan selama 16 jam.
- Anak dengan berat 2140 kg: diberikan selama 21 jam. Diberikan dosis 150 mg/kg dalam 100 ml pengencer selama 1 jam. Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 250 ml pengencer infus selama 4 jam. Terakhir, berikan dosis 100 mg/kg dalam 500 ml pengencer infus selama 16 jam.
- Anak dengan berat > 41 kg: sama seperti dosis dewasa.
Selain melalui infus, keracunan parasetamol juga dapat diobati melalui pemberian Acetylcysteine dengan rute oral (diminum), dengan dosis :
- Dewasa: Mulailah pengobatan sesegera mungkin setelah overdosis parasetamol atau dalam waktu 24 jam setelah menelan. Gunakan larutan oral 5% (larutan 20% encer) atau tablet effervescent yang diencerkan dalam air: Dosis yang bisa diberikan adalah: 140 mg/kg. Sementara itu, dosis pemeliharaan adalah 70 mg/kg tiap 4 jam.
- Anak: Sama seperti dosis dewasa.
Meskipun diatas adalah petunjuk penggunaan secara umum, tetapi dosis untuk tiap orang bisa berbeda, tergantung dari kondisi pasien dan penyakitnya. Oleh karena itu, gunakan obat sesuai dengan petunjuk dokter.
Cara Penggunaan
Acetylcysteine ????tersedia dalam bentuk tablet effervescent dan butiran granul untuk larutan oral. Jika Anda menggunakan tablet effervescent, terlebih dahulu dalam setengah hingga segelas air dan segera minum. Jangan menelan tablet utuh.
Jika Anda menggunakan butiran granul untuk larutan oral, larutkan isi butiran dalam sachet ke dalam segelas air, lalu aduk dengan sendok dan segera minum. Dengan kedua cara di atas, Acetylcysteine sebaiknya diminum bersama makanan atau segera setelah makan.
Acetylcysteine ????dapat menyebabkan salah satu efek samping berikut, diantaranya mual, muntah, diare, sakit perut, sakit kepala, telinga berdenging, dan detak jantung yang cepat. Namun, gejala efek samping ini biasanya tidak terjadi pada semua oran. Efek sampingnya juga akan cepat hilang dan teratasi.
Namun, beberapa efek samping mungkin memerlukan bantuan medis. Segera laporkan pada dokter Anda jika Anda mengalami beberapa gejala di bawah ini :
- Ruam dengan pengelupasan kulit atau melepuh pada bibir, mulut, atau mata disertai demam
- Mengi, dada sesak, kesulitan bernafas
Beri tahu dokter Anda segera jika salah satu dari efek samping ini tidak hilang atau menjadi lebih parah.
- Ketidakcocokan
Acetylcysteine tidak cocok jika digunakan dengan logam tertentu (misalnya Fe, Cu), obat-obat seperti amfoterisin B, ampisilin Na, erythromycin lactobionate, beberapa tetrasiklin, minyak beryodium, kimotripsin, tripsin, dan hidrogen peroksida.
- Kontraindikasi
Jangan berikan Acetylcysteine ????pada anak dengan usia di bawah 2 tahun kecuali diinstruksikan oleh dokter. Pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter Anda sebelum memberikan Acetylcysteine ????pada anak. Anak-anak mungkin lebih sensitif terhadap efek samping obat ini.
- Peringatan Khusus
Hindari penggunaan obat ini pada pasien dengan asma, riwayat bronkospasme, dan atopi. Selain itu, pasien yang lemah dengan penurunan refleks batuk juga disarankan tidak menggunakan obat ini.
Penggunaan obat ini berisiko mengalami pendarahan di perut atau usus misalnya tukak lambung dan pembengkakan pembuluh darah kerongkongan. Intoleransi terhadap makanan dan minuman yang mengandung histamin dalam jumlah besar juga memerlukan kewaspadaan khusus.
Acetylcysteine masuk ke dalam kategori kehamilan B dari FDA sebagai obat batuk. Dalam kategori ini berarti Acetylcysteine cukup aman untuk diberikan saat batuk pada ibu hamil. Meski begitu, tetap beritahu dokter jika Anda sedang hamil atau menyusui.
Mengapa Harus Membeli Acetylcysteine di Medicastore?
Medicastore menyediakan informasi mengenai artikel kesehatan, penyakit dan obat-obatan melalui media internet. Medicastore juga merupakan apotik yang menjual obat asli, murah, gratis ongkir, serta bisa COD. Mengapa harus membeli di Medicastore?
- Kami melayani pembelian produk kesehatan secara online dari mana saja dan kapan saja.
- Anda bisa memesan obat bebas yang bisa dibeli langsung tanpa resep dokter dengan cara yang sangat mudah dan gampang melalui layanan customer service kami. Untuk obat keras, maka Anda harus menyiapkan resep dokter untuk pembelian obat tersebut.
- Pesanan anda akan dilayani oleh apoteker dan staffstaff yang berpengalaman dan terbaik di bidangnya
- Kami menyediakan delivery order dengan ongkos kirim gratis untuk pembelian minimal Rp100.000,00.
- Jika anda tidak menemukan produk yang dicari, Anda bisa mengusulkan produk yang Anda inginkan dan kami akan membantu mencarikan produk tersebut.
Selain keuntungan di atas, akan ada banyak keuntungan lainnya yang anda dapatkan jika memesan obat Acetylcysteine atau obat lainnya di Medicastore. Oleh sebab itu, jangan ragu untuk membeli obat-obatan, suplemen, alat kesehatan, herbal, susu bayi, kosmetik, dan perlengkapan ibu dan anak di Medicastore.
Kunjungi laman website kami Medicastore, atau hubungi layanan customer service kami!