Tips Mengatasi Pilek pada Bayi

Mengobati pilek pada anak di bawah usia 3 tahun adalah hal yang menantang. Selain anak-anak di usia tersebut belum bisa mengutarakan apa yang mereka rasakan, sebagian besar obat pilek tidak aman untuk dikonsumsi anak usia tersebut.

Pilek sering dialami bayi dan batita karena di usia tersebut sistem imun baru mulai berkembang melawan virus penyebab pilek. Anak yang sehat dapat mengalami pilek 6 kali di tahun pertamanya.

Pilek dapat menyebabkan gejala hidung tersumbat. Bayi dan batita yang hidungnya tersumbat biasanya rewel, sulit tidur dan sulit menyusu atau makan.

Selain hidung tersumbat, gejala pilek pada bayi dan anak lainnya yaitu:

  • demam
  • hidung beringus
  • batuk atau suara serak
  • mata berair

Pilek umumnya tidak serius, akan tetapi sekitar 5–10% anak dapat mengalami komplikasi. Komplikasi dapat berupa infeksi telinga atau sinus.

Mengatasi Pilek pada Bayi yang Aman

Sebagian besar pilek membaik tanpa pengobatan, biasanya akan membaik dalam 10 hari, tetapi gejala batuk dapat bertahan lebih dari seminggu.

Tidak ada obat untuk mengatasi pilek, antibiotik tidak bermanfaat untuk mengatasi virus sebagai penyebab tersering dari pilek.

Obat-obat yang dijual bebas harus dihindari penggunaannya pada bayi. Obat batuk dan pilek tidak aman untuk dikonsumsi oleh bayi dan balita karena dapat memiliki efek samping yang fatal pada anak di bawah usia 2 tahun. Selain itu obat-obat pilek tersebut tidak akan membuat gejala menghilang.  

Obat demam dapat digunakan, meskipun tidak membunuh virus penyebab pilek.

Jangan memberikan asetaminofen (Parasetamol) pada bayi di bawah usia 3 bulan tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Jangan berikan ibuprofen pada anak di bawah usia 6 bulan atau pada anak yang muntah terus menerus atau mengalami dehidrasi.

Untuk membantu membuat anak nyaman selama masa penyembuhan, Anda dapat melakukan beberapa tips mengatasi pilek pada bayi berikut ini:

  1. Pastikan anak Anda cukup minum

Cairan dapat membantu mengencerkan lendir. Pada bayi yang rewel dan sulit menyusu, Anda dapat mencoba memberikan ASI (atau susu formula) menggunakan sendok, sedikit demi sedikit, tetapi sering.

  1. Bersihkan cairan hidung dengan menggunakan nasal spray, atau sediaan tetes

Bila Anda menggunakan sediaan tetes, gunakan dua tetes pada setiap lubang hidung untuk mengencerkan lendir (ingus). Posisikan kepala bayi sedikit mendongak ke belakang untuk memastikan cairan masuk ke dalam hidung. Kemudian, gunakan alat untuk menyedot cairan hidung.

Lakukan selama 15 menit sebelum bayi menyusu dan sebelum tidur untuk membantu bayi bernapas lebih mudah.

Bila anak sudah cukup besar, ajarkan anak untuk membuang ingusnya. Anda dapat mencontohkannya dengan meletakkan tisu di depan hidung Anda kemudian menghembuskan napas dari hidung agar anak mengerti maksud Anda.

  1. Jaga udara tetap lembab

Anda dapat menggunakan humidifier untuk menjaga udara tetap lembab. Posisikan cukup dekat sehingga uapnya mencapai anak Anda ketika tidur.

Untuk menghindari pertumbuhan jamur dan bakteri, ganti air setiap hari dan bersihkan serta keringkan sesuai dengan petunjuk pemakaian alat.

  1. Gunakan bantal tipis  

Posisi kepala yang lebih tinggi dari kaki dapat membantu mendrainase lendir keluar dari sinus. Akan tetapi bila anak Anda masih sangat muda, jangan lakukan hal ini karena risiko terjadinya SIDS (sudden infant death syndrome).

Tanda Bahaya Bayi Pilek

Bila Anda mendapati anak sulit bernapas, segera bawa anak ke rumah sakit. Tanda-tanda bahaya pada bayi atau anak pilek yaitu:

  • sulit menarik napas atau sesak
  • sulit bernapas hingga anak tidak mampu menangis
  • kulit di sela-sela tulang iga tertarik ke dalam (disebut dengan retraksi)
  • napas berbunyi
  • napas sangat cepat
  • bibir atau wajah kebiruan

Jangan menunda untuk membawa anak ke rumah sakit karena anak dapat memerlukan penanganan segera.

Selain itu, tanda anak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dari dokter yaitu adanya gejala berikut:

  • sulit bernapas karena lendir atau ingus yang menumpuk di hidung
  • bunyi napas seperti meniup
  • sulit menelan atau tiba-tiba banyak berliur
  • demam lebih dari 40°C
  • demam pada anak yang berusia kurang dari 12 minggu
  • demam lebih dari tiga hari
  • demam yang muncul kembali setelah turun lebih dari 24 jam
  • anak tampak sangat lemah
  • anak dengan risiko tinggi (misalnya memiliki penyakit paru-paru)
  • anak yang memiliki sistem imun lemah (memiliki penyakit bawaan, menderita kanker, HIV, mengkonsumsi steroid, dll)
  • tanda-tanda infeksi telinga atau ada keluhan telinga sakit

 

 

 

Referensi:

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold-in-babies/diagnosis-treatment/drc-20351657
  • https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/colds-0-12-months/
  • https://www.webmd.com/children/features/help-child-stuffy-nose