Dampak Buruk Fast Food bagi Kesehatan

Makanan yang tergolong fast food terkenal tidak baik untuk kesehatan. Mengapa demikian?

Makanan Apa yang Termasuk Fast Food?

Anda mungkin sudah familiar dengan makanan yang termasuk ke dalam kategori fast food, atau makanan cepat saji.

Makanan yang melalui banyak proses pemasakan, dibuat dalam jumlah besar, yang dapat cepat disajikan (biasanya hanya tinggal digoreng, dipanggang, atau dipanaskan dengan microwave), termasuk dalam makanan fast food.

 

Apa Dampak Buruk Fast Food untuk Kesehatan?

Dampak buruk fast food bergantung pada jenis makanannya, seberapa banyak dan seberapa sering Anda mengkonsumsinya. Secara umum, dampak konsumsi fast food dapat dirasakan dalam jangka pendek dan jangka panjang.

 

Dampak Buruk Fast Food Jangka Pendek

Makanan cepat saji biasanya banyak mengandung gula, garam, dan lemak tersaturasi atau lemak trans.

Dampak buruk fast food untuk kesehatan dalam jangka pendek antara lain:

  1. Kadar gula darah meningkat tajam

Makanan cepat saji umumnya tinggi karbohidrat terproses, yang dipecah dengan cepat, yang menyebabkan kenaikan kadar gula darah tajam yang cepat. Hal ini menyebabkan tubuh harus mengeluarkan hormon insulin dengan cepat dan terjadi penurunan kadar gula darah. Insulin akan menyebabkan rasa lapar sesaat setelah makan.

Seiring waktu kenaikan tajam dari gula darah ini menyebabkan gangguan pada pankreas (organ yang memproduksi hormon insulin), yang dapat mencetuskan diabetes tipe 2.

  1. Membuat kita merasa lelah

Upaya tubuh memproduksi insulin akibat kenaikan kadar gula darah yang tiba-tiba, dan kemudian kadar gula darah turun dengan cepat, dapat membuat kita merasa lelah, dan mudah marah.

  1. Tekanan darah naik

Sebuah penelitian tahun 2016 menemukan bahwa mengkonsumsi garam dalam jumlah besar dapat langsung mempengaruhi fungsi pembuluh darah. Asupan natrium yang berlebihan juga dikaitkan dengan penumpukan cairan.

Makanan cepat saji umumnya banyak mengandung garam (natrium), sebagai pengawet maupun untuk meningkatkan rasa. Diet tinggi garam diketahui dapat meningkatkan tekanan darah.

  1. Meningkatkan peradangan

Sebuah penelitian di tahun 2015 menemukan bahwa satu porsi makanan cepat saji yang tinggi lemak tersaturasi dapat meningkatkan peradangan saluran napas pada penderita asma.

Peradangan ini mencetuskan serangan asma.

  1. Mempengaruhi asupan nutrisi

Makanan cepat saji biasanya tidak mengandung sayuan atau buah, kalaupun ada, jumlahnya sangat sedikit dan tidak dapat memenuhi kebutuhan harian.

Bila Anda hanya mengkonsumsi makanan cepat saji, Anda akan kehilangan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan gizi harian, yang tentunya akan berdampak buruk untuk kesehatan.

  1. Mencetuskan makan berlebihan

Makanan cepat saji umumnya mudah dikonsumsi, sehingga mengaktivasi pusat ‘penghargaan’ di otak yang kemudian akan menyebabkan kita merasa lebih menyukai makanan siap saji dibandingkan makanan sehat.

Sebuah penelitian tahun 2017 pada 15 orang dewasa menemukan bahwa satu hari makan makanan tinggi lemak secara berlebihan merusak sensitivitas insulin. Hal ini dapat mencetuskan siklus makan berlebihan (gangguan makan).

Penelitian lain di tahun 2018 menyebutkan adanya kaitan antara mengkonsumsi makanan cepat saji dengan kecanduan makanan.

  1. Kembung

Makanan yang banyak mengandung garam, lemak atau karbohidrat terefinasi (misalnya roti) dapat membuat kita menjadi kembung. Selain itu, biasanya ketika kita mengkonsumsi makanan cepat saji, kita akan minum minuman bersoda, yang akan memperburuk keadaan.

  1. Kadar kolesterol naik

Makanan yang banyak digoreng tinggi lemak termasuk lemak tersaturasi. Mengkonsumsi terlalu banyak lemak tersaturasi dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah (kolesterol LDL).

 

Dampak Buruk Fast Food Jangka Panjang

Selain dalam jangka pendek, kita juga bisa mendapatkan dampak buruk fast food untuk kesehatan di jangka panjang, terutama bila kita mengkonsumsinya dalam jumlah yang banyak dan cukup sering.

  1. Gangguan pencernaan

Banyak makanan cepat saji hampir tidak mengandung serat. Selain itu, karena kadar natriumnya yang tinggi, makanan ini juga menyebabkan kembung, sebuah kombinasi untuk menyebabkan masalah pencernaan seperti konstipasi, ambeien, hernia, penurunan bakteri baik usus, dan lainnya.

  1. Gangguan daya ingat dan proses belajar

Penelitian tahun 2020 menyebutkan adanya kaitan antara diet tidak seimbang lemak tersaturasi dan karbohidrat sederhana (seperti makanan cepat saji), dengan kapasitas daya ingat dan prose belajar yang lebih rendah.

Diet seperti ini juga meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dan Parkinson. Penelitian juga menyebutkan bahwa makanan cepat saji dan makanan yang diproses berkaitan dengan risiko depresi yang lebih tinggi.

Makanan sehat, misalnya buah dan sayuran (bukan sekedar satu lembar selada, dua iris timun dan tomat dalam hamburger) kaya akan vitamin, mineral dan antioksidan, yang menutrisi tubuh dan dapat memperbaiki mood.

  1. Mempengaruhi daya tahan tubuh dan peradangan

Tinjauan di tahun 2019 memeriksa efek diet ‘Western’ (tinggi gula, garam dan lemak tersaturasi yang hanay berasal dari jenis makanan tertentu) pada sistem kekebalan tubuh seseorang.

Disebutkan bahwa diet Western dapat menyebabkan peradangan lebih tinggi, kendali infeksi yang lebih rendah, angka kanker yang lebih tinggi dan risiko penyakit alergi dan autoimun lebih tinggi.

  1. Penyakit jantung

Badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA) menyebutkan bahwa diet tinggi garam seringkali meningkatkan tekanan darah, yang membuat penderitanya rentan mengalami seranganjantung, stroke, penyakit ginjal, dan penyakit jantung.

Selain itu, makanan cepat saji juga dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL yang dapat menyumbat pembuluh darah, termasuk pembuluh darah jantung.

  1. Kegemukan

Meskipun mudah didapatkan dan harganya relatif murah, makanan cepat saji memiliki dampak buruk jangka panjang lain yaitu menyebabkan kegemukan.

Makanan cepat saji biasanya mengandung kalori dalam jumlah besar (dari lemak, karbohidrat terproses dan gula), yang bila sering dikonsumsi melebihi batas tentu dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

  1. Kerusakan tulang dan sendi

Kelebihan berat badan akibat makanan cepat saji dapat menambah beban sendi (terutama panggul dan lutut). Sendi dan tulang yang terbebani terus menerus melebihi kemampuannya akan mengalami kerusakan.

  1. Mempengaruhi kesuburan

Bahan kimia sintetis phthalate, yang melarutkan materi dan membuat plastik menjadi tahan lama, ditemukan dalam banyak benda, mulai dari mainan hingga makanan cepat saji.

Penelitian terbaru mengaitkan phthalate dengan gangguan kesuburan dan meningkatnya risiko gangguan belajar dan gangguan perilaku pada anak-anak.

  1. Masalah gigi

Tingginya karbohidrat dan gula dalam makanan cepat saji, termasuk soda, akan meningkatkan zat asam dalam mulut. Zat asam dapat merusak lapisan enamel gigi dan meningkatkan risiko gigi berlubang, kerusakan gigi dan penyakit pada gusi.

  1. Jerawat dan masalah kulit lainnya

Banyak kandungan dalam makanan cepat saji yang tidak baik untuk kulit. Gula dalam fast food dapat menurunkan kadar kolagen dan menyebabkan munculnya tanda-tanda penuaan dini, seperti munculnya keriput.

Garam dapat menghilangkan kelembaban kulit, dan menahan air termasuk menyebabkan kantung di bawah mata. Lemak tersaturasi dalam jumlah tinggi dapat mencetuskan hormon yang berperan pada terbentuknya jerawat.

 

5 Fast Food Paling Tidak Sehat

Diantara berbagai jenis makanan cepat saji, 5 makanan berikut ini adalah yang paling tidak sehat:

dampak buruk fast food

  1. Pizza: Satu potong pizza pepperoni ukuran biasa mengandung sekitar 680 mg natrium, 12 gr lemak (termasuk 5 gr lemak tersaturasi) dan 300 kalori. Berapa potong pizza yang biasanya Anda makan?  
  2. Burger dan kentang goreng: Double cheeseburger dan kentang goreng ukuran besar mengandung 1.200 kalori dan hampir 1.700 mg natrium. Bila digabungkan dengan minuman soda berukuran besar, maka satu kali makan Anda sudah mendapatkan sekitar 1.500 kalori.
  3. Cold-cut combo: Dalam menu ini terdapat daging yang banyak mengandung natrium, lemak tersaturasi dan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) yaitu nitrat dan nitrit. Sekitar 85 gram daging olahan dapat mengandung natrium hingga 1.300 mg.
  4. Hot dog: Hotdog biasa tanpa saus mengandung lebih dari separuh lemak tersaturasi yang direkomendasikan, dan 33% asupan natrium harian.
  5. Ayam goreng tepung: Satu potong dada ayam goreng tepung mengandung 500 kalori atau bahkan lebih, 34 gr lemak, dan 1.200 mg natrium atau lebih.

 

Mengkonsumsi fast food sesekali bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan, karena terkadang Anda tidak punya pilihan lain selain mengkonsumsi fast food. Bila tidak ada pilihan lain, upayakan untuk memilih fast food yang mengandung protein tanpa lemak, banyak sayuran dan serat, dan porsinya normal.

 

 

Referensi:

  • health.clevelandclinic.org. Here’s How Fast Food Can Affect Your Body. 2021.
  • www.medicalnewstoday.com. Is fast food bad for you? All you need to know about its nutrition and impacts. 2023.
  • www.webmd.com. 13 Things Fast Food Does to Your Body. 2023.