Masalah pada Lendir Serviks
Lendir serviks disekresikan oleh kelenjar di leher rahim. Biasanya, lendir ini kental dan tidak dapat ditembus sperma sampai sebelum pelepasan sel telur (ovulasi).
Sebelum ovulasi, lendir menjadi bening dan elastis. Sehingga, sperma bisa bergerak melalui lendir ke dalam rahim menuju saluran tuba, tempat terjadinya pembuahan. Beberapa wanita menggunakan metode ovulasi untuk mencegah kehamilan atau berencana untuk hamil.
Jika lendir di serviks abnormal, maka lendir ini dapat mencegah masuknya sperma ke dalam rahim atau rusaknya sperma.
Lendir serviks dapat menjadi abnormal, sehingga:
- Tidak berubah saat ovulasi (biasanya akibat adanya infeksi), sehingga sulit untuk terjadi kehamilan
- Dapat dilewati oleh bakteri dari vagina, biasanya yang menyebabkan infeksi pada serviks (servisitis), masuk ke dalam rahim dan terkadang menyebabkan rusaknya sperma
- Mengandung antibodi terhadap sperma, yang dapat membunuh sperma sebelum sampai ke sel telur
Penyebab Masalah pada lendir serviks
Penyebab Gangguan Lendir Serviks
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan perubahan atau gangguan pada lendir serviks, misalnya:
- Kontrasepsi. Obat penghambat kehamilan hormonal biasanya akan menyebabkan lendir serviks menebal.
- Infeksi. Bakteri, jamur, dan infeksi menular seksual dapat menyebabkan lendir serviks berubah warna dan bau.
- Faktor-faktor lain. Obat-obatan tertentu, produk pembersih area kewanitaan, sedang menyusui, atau menggunakan cairan lubrikan juga dapat mempengaruhi lendir serviks.
- Siklus menstruasi. Lendir serviks dapat berubah pada setiap tahapan dalam siklus menstruasi. Sebelum dan saat masa ovulasi, lendir serviks biasanya jernih, licin dan dapat diregangkan. Setelah ovulasi akan menjadi lebih kental dan lengket.
- Kehamilan. Setelah terjadi konsepsi, lendir serviks akan menjadi lebih tebal.
Gejala Masalah pada lendir serviks
Gejala Gangguan Lendir Serviks
Gejala yang umumnya ditemui pada gangguan lendir serviks adalah terganggunya kesuburan pada wanita sehingga menjadi sulit hamil.
Diagnosis Masalah pada lendir serviks
Diagnosis Gangguan Lendir Serviks
Diagnosis didasarkan dari berbagai pemeriksaan, misalnya pemeriksaan untuk melihat apakah serviks mengalami penyempitan atau apakah terdapat infeksi.
Pemeriksaan untuk menentukan apakah lendir serviks menyebabkan kerusakan sperma jarang dilakukan karena pemeriksaan ini tidak dapat memprediksi dengan akurat kemungkinan terjadinya kehamilan.
Tes postcoital, dilakukan 2-8 jam setelah hubungan seksual, meliputi penelitian lendir servik dan memastikan apakah sperma bisa bertahan di dalam lendir. Tes tersebut dijadwalkan pada tengah-tengah siklus menstruasi, ketika kadar estrogen sangat tinggi dan wanita tersebut sedang ovulasi. Contoh lendir serviks diambil seperti melakukan pap smear.
Penebalan dan elastisitas lendir dan jumlah sperma pada lendir dipastikan. Hasil yang tidak normal termasuk lendir yang terlalu tebal, tidak terdapat sperma, dan sperma dan gumpalan bercampur karena lendir mengandung antibodi sperma. Meskipun begitu, hasil yang tidak normal tidak selalu mengindikasi bahwa terdapat masalah pada lendir, sperma bisa tidak ditemukan karena tidak tersimpan di dalam vagina selama hubungan seks, dan lendir kemungkinan terlalu tebal karena tes tidak menunjukkan waktu yang sesuai pada siklus menstruasi.
Penanganan Masalah pada lendir serviks
Pengobatan Gangguan Lendir Serviks
Pengobatan dapat berupa memasukan semen langsung ke dalam rahim sehingga sperma tidak melewati lendir serviks (inseminasi di dalam rahim). Selain itu, bisa digunakan obat-obat untuk menipiskan lendir serviks. Namun, belum ada bukti apakah terapi dengan obat-obatan ini dapat meningkatkan kemungkinan untuk hamil.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi:
- R, Robert W. Problems With Mucus in the Cervix. Merck Manual Handbook. 2013.
- www.healthline.com/health/womens-health/cervical-mucus
- www.msdmanuals.com
Diperbarui 11 September 2023