Gangguan Kepribadian Disosiatif
Pada gangguan kepribadian disosiatif atau gangguan kepribadian ganda, adalah terdapat dua atau lebih identitas yang bergantian dalam orang yang sama.
Gangguan identitas disosiatif dikaitkan dengan pengalaman atau trauma yang luar biasa yang sulit dilupakan yang terjadi di masa kanak-kanak.
Penyebab Gangguan kepribadian disosiatif
Penyebab Gangguan Kepribadian Disosiatif
Gangguan kepribadian disosiatif tampaknya disebabkan oleh interaksi dari beberapa faktor, antara lain :
- Stress berlebihan
- Kemampuan untuk memisahkan ingatan, persepsi, atau identitas dari kesadaran
- Perkembangan psikologis yang abnormal
- Kurangnya perlindungan dan asuhan saat masa kanak-kanak
Seiring dengan tumbuhnya anak, mereka harus belajar bagaimana menggabungkan berbagai jenis informasi dan pengalaman yang berbeda menjadi suatu identitas diri yang kompak dan kompleks. Anak-anak yang mengalami trauma, kekerasan atau kehilangan orang atau sesuatu yang sangat berharga bisa melalui fase-fase ini dengan menyimpan emosi dan persepsi yang berbeda akan dirinya dan orang lain secara terpisah. Pemisahan ini bisa menyebabkan terbentuknya kepribadian ganda. Namun, sebagian besar anak-anak yang rentan ini mendapatkan perlindungan dan ketenangan oleh orang tua, sehingga tidak terjadi gangguan kepribadian disosiatif.
Gejala Gangguan kepribadian disosiatif
Gejala Gangguan Kepribadian Disosiatif
Gangguan kepribadian disosiatif ditandai dengan adanya dua atau lebih identitas atau kepribadian berbeda atau terpisah yang memiliki kekuasaan atas perilaku atau tindakan seseorang. Pada gangguan ini, penderita tidak mampu untuk mengingat kembali informasi pribadi utama dan adanya variasi ingatan yang sangat berbeda sesuai dengan kepribadian yang terpecah.
Kepribadian yang berbeda-beda ini memilliki ras, jenis kelamin, dan usia masing-masing. Setiap kepribadian memiliki postur, sikap, dan cara berbicara yang berbeda. Terkadang kepribadian yang berbeda ini bisa merupakan orang-orang khayalan, terkadang juga hewan. Setiap kepribadian menampakkan diri dan mengendalikan pikiran serta perilaku orang tersebut. Pergantian antara kepribadian yang satu dengan kepribadian yang lain bisa terjadi dalam waktu beberapa detik, menit, atau bahkan hari.
Orang-orang dengan gangguan disosiatif juga bisa mengalami gejala-gejala berikut :
- Depresi
- Mood yang berubah-ubah
- Tendensi untuk bunuh diri
- Gangguan tidur (insomnia, teror malam, dan berjalan sambil tidur)
- Kecemasan, serangan panik, dan fobia
- Penyalahgunaan obat-obat terlarang dan alkohol
- Kompulsi dan ritual
- Gejala-gejala seperti psikotik (termasuk halusinasi pendengaran dan penglihatan)
- Gangguan makan
Gejala-gejala lain dari gangguan kepribadian disosiatif dapat berupa sakit kepala, amnesia, hilangnya waktu, merasa keluar dari tubuhnya sendiri dan seperti kesurupan. Beberapa orang bisa memiliki tendensi untuk melakukan sesuatu yang bisa melukai atau merugikan diri sendiri, misalnya seseorang dengan gangguan kepribadian disosiatif bisa mendapati dirinya melakukan sesuatu yang normalnya tidak akan ia lakukan, seperti ngebut, mengemudi secara ugal-ugalan, atau mencuri uang. Beberapa penderita mendeskripsikan perasaan ini sebagai seorang penumpang pada tubuhnya sendiri ketimbang seorang pengemudi. Dengan kata lain, mereka benar-benar percaya bahwa mereka tidak punya pilihan lain.
Gangguan kepribadian disosiatif bersifat kronis, namun kebanyakan penderita masih bisa beraktivitas dan menjalani hidup yang produktif.
Pada gangguan ini, beberapa kepribadian mengetahui informasi pribadi yang penting, sedangkan kepribadian yang lain tidak mengetahuinya. Beberapa kepribadian muncul untuk mengetahui dan berinteraksi satu sama lain, misalnya kepribadian A kemungkinan menyadari adanya kepribadian B dan tahu siapa B, sedangkan kepribadian B bisa atau tidak bisa menyadari adanya kepribadian A.
Perubahan kepribadian dan kurangnya kesadaran akan tingkah laku seseorang dalam kepribadian yang lain seringkali membuat hidup menjadi kacau balau. Karena berbagai kepribadian tersebut seringkali berinteraksi satu sama lain, maka orang dengan gangguan kepribadian disosiatif dilaporkan mendengar percakapan dan suara-suara kepribadian lain menafsirkan tingkah laku mereka.
Penderita seringkali memiliki masalah dalam pengendalian, baik pengendalian diri sendiri maupun pengendalian pribadi yang lain. Orang dengan gangguan kepribadian disosiatif bisa tidak ingat akan hal-hal yang telah mereka lakukan. Setelah suatu episode amnesia, mereka bisa menemukan objek-objek atau contoh tulisan tangan yang tidak mereka kenali. Mereka juga bisa menemukan dirinya pada tempat-tempat yang berbeda dari yang sebelumnya mereka ingat dan tidak tahu bagaimana mereka bisa sampai ke sana. Seringkali mereka menunjuk diri sendiri sebagai kami, laki-laki, atau perempuan.
Diagnosis Gangguan kepribadian disosiatif
Diagnosis Gangguan Kepribadian Disosiatif
Gangguan kepribadian disosiatif diidentifikasi dengan melakukan pemeriksaan psikologis khusus. Pemeriksaan medis juga bisa dilakukan untuk menentukan apakah penderita memiliki gangguan fisik yang bisa menyebabkan gejala-gejala tersebut.
Wawancara psikologis yang dilakukan mungkin cukup lama dan bisa menggunakan teknik hypnosis atau pemberian sedatif untuk membuat penderita merasa tenang. Pemberian sedatif bisa membuat munculnya kepribadian-kepribadian yang lain atau membuat penderita lebih bisa untuk mengungkapkan informasi pada periode waktu yang dilupakan. Meskipun begitu, sebagian dokter berpendapat bahwa hypnosis dan pemberian obat tidak perlu dilakukan karena kemungkinan bisa menyebabkan munculnya gejala-gejala gangguan kepribadian disosiatif.
Penanganan Gangguan kepribadian disosiatif
Pengobatan Gangguan Kepribadian Disosiatif
Tujuan terapi biasanya adalah menggabungkan kepribadian-kepribadian yang ada menjadi satu kepribadian. Namun, penggabungan ini tidak selalu mungkin untuk dilakukan. Pada kondisi ini, tujuan terapi adalah mendapatkan interaksi yang harmonis diantara kepribadian-kepribadian yang ada sehingga memungkinkan penderita untuk beraktivitas lebih normal.
Pemberian obat-obatan bisa meredakan gejala-gejala spesifik tertentu, misalnya kecemasan atau depresi, tetapi tidak berpengaruh pada gangguan itu sendiri.
Psikoterapi biasanya lama, berat, dan menyakitkan secara emosional. Penderita bisa mengalami banyak krisis emosional akibat tindakan-tindakan yang dibuat oleh kepribadian-kepribadian yang ada dan dari keputusasaan yang bisa muncul ketika peristiwa-peristiwa traumatik diingat kembali saat terapi.
Prognosis
Beberapa gejala bisa hilang dan muncul kembali secara spontan, tetapi gangguan kepribadian disosiatif tidak hilang dengan sendirinya. Seberapa baik penyembuhan yang terjadi tergantung dari gejala-gejala dan sifat-sifat yang mereka miliki, misalnya orang yang memiliki gangguan mental berat, yang tidak dapat beraktivitas dengan baik, atau yang sangat terikat dengan pengalaman menyakitkan masa lalu lebih sulit untuk pulih. Mereka bisa mendapatkan terapi yang lebih lama dan kurang berhasil untuk disembuhkan.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Gangguan Kepribadian Disosiatif
Mengingat bahwa asal terjadinya gangguan kepribadian disosiatif pada sebagian besar penderita berhubungan dengan pengalaman akan peristiwa-peristiwa traumatik, maka gangguan ini terutama dicegah dengan meminimalkan paparan pada peristiwa-peristiwa traumatik dan juga membantu mengatasi trauma yang didapat.
Referensi
Referensi
- S, Daphne. Dissociative Identity Disorder. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.
- J, Kimball. Dissociative Identity Disorder (Multiple Personality Disorder). Web MD. 2012.
- S, Melissa C. Dissociative Identity Disorder. Medicine Net. 2012.
- https://www.psychiatry.org
Diperbarui 5 September 2023