Stroke pada Orang Tua

Menurut WHO stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi otak, baik fokal (sebagian) maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat. Berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vaskuler.

Persoalan pokok pada stroke adalah gangguan peredaran darah pada daerah otak tertentu yang menyatakan bahwa stroke adalah gangguan darah di pembuluh arteri yang menuju ke otak.

 

 

 


Penyebab Stroke pada orang tua

Penyebab Stroke

Stroke dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

1. Infark Iskemik (Stroke non Hemoragik)

Hal ini terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah otak. Stroke non haemoragik berdasarkan gambaran klinisnya antara lain:

  • Serangan Iskemia sepintas atau transient ischemic Attack (TIA)

Pada bentuk ini gejala neurologis yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.

  • Defisit Neurologis Iskemia Sepintas/Reversible Ischemic Neurologik Defisit (RIND)

Gejala neurologis timbul ± 24 jam, tidak lebih dari seminggu.

  • Stroke Progresif (Progresive Stroke/Stroke in evolution)

Gejala makin berkembang ke otak lebih berat.

  • Completed Stroke

Kelainan saraf yang sifatnya sudah menetap, tidak berkembang lagi.

2. Perdarahan (Stroke Hemoragik)

    Terjadi pecahnya pembuluh darah otak.

Stroke non haemoragi merupakan penyakit yang mendominasi kelompok usia menengah dan dewasa tua karena adanya penyempitan atau sumbatan vaskuler otak yang berkaitan erat dengan kejadian.


Gejala Stroke pada orang tua

Gejala Stroke

Stroke ini menyebabkan berbagai defisit neurologis, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya/suplai oksigen tidak adekuat/mencukupi, dan jumlah aliran darah kolateral/cabang.

 Gejala-gejala stroke:

  1. Kehilangan fungsi motorik : hemiplegia (lumpuh pada salah satu sisi) karena kerusakan pada sisi otak yang  berlawanan, hemiparesis (kelemahan salah satu sisi tubuh)
  2. Kehilangan komunikasi : disartria (kesulitan bicara), disfasia atau afasia gangguan berbicara), apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya)
  3. Gangguan persepsi : disfungsi persepsi visual (penglihatan), gangguan hubungan visual-spasial, kehilangan sensori (sensasi panas,dingin,sentuh)
  4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis
  5. Disfungsi kandung kemih

 


Diagnosis Stroke pada orang tua

Diagnosis Stroke

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis stroke antara lain adalah:

1.  Angiografi

Arteriografi dilakukan untuk memperlihatkan penyebab dan letak gangguan. Suatu kateter dimasukkan dengan tuntunan fluoroskopi dari arteri femoralis di daerah paha bagian dalam menuju arterial yang sesuai kemudian zat warna disuntikkan.

2. CT-Scan

CT-scan dapat menunjukkan adanya hematoma, infark dan perdarahan

"CT SCAN Stroke Iskemia Akut "

Sumber : https://www.radiologymasterclass.co.uk

3. EEG (Elektro Encephalogram)

    Dapat menunjukkan lokasi perdarahan, gelombang delta lebih lambat di daerah yang mengalami gangguan.

4. Pungsi Lumbal

  •      Menunjukan tekanan normal
  •      Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan

5. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.

6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena


Penanganan Stroke pada orang tua

Pengobatan Stroke

  • Stroke Iskemik

Penderita harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan, seperti:

  1. Perbaikan aliran darah ke otak. Pada completed stroke, sebagian jaringan otak telah mati, maka perbaikan aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Tetapi pada stroke ringan, perbaikan aliran darah bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang.
  2. Mungkin diperlukan alat bantu napas untuk mempertahankan pernapasan yang adekuat.
  3. Penanganan untuk membantu penderita agar bisa berkemih dan mendapatkan asupan makanan.
  4. Penanganan untuk mengatasi kelainan yang menyertai, misalnya gagal jantung, gangguan irama jantung, tekanan darah tinggi, atau infeksi paru-paru.
  5. Rehabilitasi bisa dilakukan untuk membantu penderita belajar mengatasi kelumpuhan/kecacatan karena kelainan fungsi sebagian jaringan otak. Rehabilitasi segera dimulai kondisi penderita stabil. Dilakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan otot, serta latihan berjalan dan berbicara.
  • Stroke Hemoragik

Penderita dengan perdarahan subarachnoid harus segera dirawat di rumah sakit dan harus istirahat total. Tekanan darah dijaga untuk mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut dan menjaga aliran darah ke area otak yang mengalami kerusakan.

Pada penderita perdarahan dengan aneurisma, tindakan pembedahan dilakukan untuk menyumbat perdarahan dan memperkuat dinding pembuluh darah yang lemah, sehingga mengurangi risiko untuk terjadinya perdarahan yang fatal. Prosedur ini sulit, sehingga baik dilakukan ataupun tidak, risiko terjadinya kematian sama-sama tinggi, terutama pada penderita perdarahan yang dalam keadaan penurunan kesadaran atau koma.


Pencegahan Stroke pada orang tua

Pencegahan Stroke

Untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan tindakan pencegahan termasuk membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat. Berikut adalah 10 langkah yang dapat dilakukan guna menghindarkan diri dari serangan stroke.

1. Hindari dan hentikan kebiasaan merokok

Kebiasaan ini dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) dan membuat darah menjadi mudah menggumpal.

2. Periksakan tekanan darah secara rutin

Tekanan darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah anda mengalami tekanan ekstra. Walaupun tidak menunjukkan gejala, ceklah tensi darah secara teratur.

3. Kendalikan penyakit jantung

Kalau anda memiliki gejala atau gangguan jantung seperti detak yang tidak teratur atau kadar kolesterol tinggi, berhati-hatilah karena hal itu akan meningkatkan risiko terjadinya stroke. Mintalah saran dokter untuk langkah terbaik.

4. Atasi dan kendalikan stres dan depresi

Stres dan depresi dapat menggangu bahkan menimbulkan korban fisik. Jika tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka panjang.

5. Makanlah dengan sehat

Anda mungkin sudah mendengarnya ribuan kali, namun penting artinya bila anda disiplin memakan sedikitnya lima porsi buah dan sayuran setiap hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak jenuhnya bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah.

6. Kurangi garam

Karena garam akan mengikatkan tekanan darah.

7. Pantau berat badan

Memiliki badan gemuk atau obes akan meningkatkan risiko mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes, dan semuanya dapat memicu terjadinya stroke.

8. Berolahraga dan aktif

Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu menurunkan tensi darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.

9. Kurangi alkohol

Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena itu menguranginya berarti menghindari dari tekanan darah tinggi.

10. Mencari Informasi

Dengan mengikuti perkembangan informasi tentang kesehatan, banyak hal penting yang diperoleh guna menghindari kemungkinan atau menekan risiko stroke.


Referensi

Referensi

  • Ancowitz, A. 1993. The Stroke Book. New York : William Morrow and Company, inc.
  • G, Elias A. Hemorrhagic Stroke. Merck Manual Home Health Handbook. 2007.
  • Gejala Stroke, Penyebab dan Cara Pencegahan Writed by Dr. Dadan Harjana,2013
  • http://cholate-gustiar.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-klien-dengan-stroke.html
  • Lumbantobing. 2001. Neurogeriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Diperbarui 25 Agustus 2023