Perforasi Gendang Telinga (Gendang Telinga Pecah)
Perforasi Gendang Telinga adalah suatu keadaan dimana ditemukan lubang pada gendang telinga.
Gendang telinga berperan dalam proses perubahan gelombang suara menjadi impuls saraf yang kemudian akan menuju ke otak. Jika terjadi kerusakan pada gendang telinga maka proses pendengaran pun akan menjadi terganggu.
Gendang telinga juga bertindak sebagai penghalang masuknya bahan-bahan dari luar telinga (misalnya bakteri). Jika terjadi perforasi pada gendang telinga, maka bakteri dengan mudah akan masuk ke dalam telinga dan menyebabkan terjadinya infeksi.
Penyebab Perforasi gendang telinga
Penyebab Perforasi Gendang Telinga (Gendang Telinga Pecah)
Perforasi gendang telinga bisa disebabkan oleh :
- Infeksi telinga tengah
- Ketidakseimbangan antara tekanan udara di telinga tengah dan tekanan di luar, misalnya saat menyelam, naik pesawat, atau mendapat pukulan langsung pada telinga.
- Suara yang keras atau ledakan
- Masuknya benda asing terlalu jauh ke dalam telinga (misalnya cotton-bud).
- Trauma kepala berat, misalnya fraktur tulang tengkorak, bisa menyebabkan pergeseran atau kerusakan struktur telinga bagian dalam, termasuk juga gendang telinga.
Gejala Perforasi gendang telinga
Gejala Perforasi Gendang Telinga (Gendang Telinga Pecah)
Perforasi gendang telinga menyebabkan timbulnya nyeri hebat secara tiba-tiba, diikuti oleh perdarahan dari telinga, hilangnya pendengaran, serta telinga berdenging. Cedera pada telinga bagian dalam juga bisa menyebabkan terjadinya vertigo.
Dalam waktu 24-48 jam bisa keluar nanah dari telinga, terutama jika ada air atau benda asing yang masuk ke dalam telinga tengah.
Kapan harus ke dokter?
Segeralah konsultasikan diri anda ke dokter, jika anda mempunyai keluhan pada telinga yang mengarah ke perferasi gendang telinga, seperti nyeri telinga yang tiba-tiba, keluarnya cairan dari telinga, atau adanya gangguan pedengaran.
Diagnosis Perforasi gendang telinga
Diagnosis Perforasi Gendang Telinga (Gendang Telinga Pecah)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik, dimana dokter bisa melihat adanya lubang pada gendang telinga biasanya menggunakan alat bantu tambahan, seperti ototskopi atau endoskopi telinga.
Penanganan Perforasi gendang telinga
Pengobatan Perforasi Gendang Telinga (Gendang Telinga Pecah)
Penderita harus menjaga agar telinganya tetap kering. Obat tetes telinga bisa diberikan untuk cedera yang terkontaminasi. Biasanya gendang telinga akan membaik tanpa pengobatan lebih lanjut. Tetapi jika dalam waktu 2 bulan tidak terjadi perbaikan, maka perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki gendang telinga.
Jika terjadi cedera berat, terutama jika ditandai dengan hilangnya pendengaran, vertigo berat, atau keduanya, maka mungkin diperlukan pembedahan yang lebih darurat. Jika perforasi gendang telinga tidak diperbaiki, maka penderita bisa mengalami infeksi yang berkepanjangan pada telinga tengah.
Komplikasi Perforasi Gendang Telinga (Gendang Telinga Pecah)
Perforasi gendang telinga dapat menimbulkan komplikasi jika tidak segera ditangani penyebab yang mendasari terjadi perforasi gendang telinga. Komplikasi yang mungkin dapat terjadi, seperti:
- Gangguan pendengaran. Dapat menurunnya fungsi pendengaran, tetapi biasanya hanya bersifat sementara hingga perforasi gendang telinga sembuh secara sempurna. Ukuran dan lokasi perforasi dapat mempengaruhi tingkat keparahan gangguan pendengaran.
- Infeksi telinga tengah (Otitis Media). Adanya perforasi gendang telinga dapat memicu masuknya bakteri ke dalam telinga. Jika perofrasi yang dialami tak kunjung sembuh, maka berisiko untuk mengalami infeksi telinga yang berulang atau kronis. Pada sebagian penderita, gangguan pendengaran dan infeksi kronis telinga dapat terjadi.
- Kista telinga tengah (Kolesteatoma). Walaupun jarang terjadi, kista yang terdiri dari sel kulit dan kotoran lainnya yang dapat berkembang dan terbentuk akibat perforasi gendang telinga yang terjadi cukup lama.
Prognosis Perforasi Gendang Telinga (Gendang Telinga Pecah)
Prognosis perforasi gendang telinga umumnya baik secara keseluruhan. Rata-rata gendang teling yang mengalami perforasi dapat sembuh secara total dengan sendirinya, jika perforasi gendang terlinga yang dialami kecil maka mungkin dapat sembuh dan menutup dengan sendirinya dalam waktu sekitar 1-2 bulan.
Gangguan pendengaran yang terjadi akibat perforasi membran tympani biasanya bersifat jangka pendek, dan fungi pendengaran biasanya dapat kembali setelah perforasi sembuh secara sempurna. Pada kasus yang terjadi, gangguan pendengaran yang bersifat jangka panjang.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Perforasi Gendang Telinga (Gendang Telinga Pecah)
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya perforasi gendang telinga :
- Obati infeksi telinga secara tuntas. Anak-anak yang mengalami infeksi telinga tengah seringkali menggaruk atau menarik telinganya.
- Lindungi telinga saat naik pesawat. Jika mungkin, jangan naik pesawat jika sedang pilek atau mengalami serangan alergi, yang membuat hidung atau telinga tersumbat. Saat pesawat akan terbang atau mendarat, jangan tidur, jaga agar tekanan pada telinga tetap seimbang, misalnya dengan mengunyah permen karet atau menguap.
- Lindungi telinga dari benda asing. Jangan memaksa untuk mengeluarkan kotoran telinga yang banyak atau keras dengan benda-benda seperti cotton bud, klip kertas, atau jepit rambut. Benda-benda ini bisa dengan mudah merobek atau menusuk gendang telinga. Ajari anak-anak agar tidak memasukkan benda asing ke dalam telinga. Berhati-hatilah ketika sedang membersihkan telinga. Jika telinga kemasukan sesuatu, mintalah bantuan dokter umum/dokter ahli untuk mengeluarkannya.
- Lindungi telinga terhadap suara yang keras. Gunakan sumbat telinga atau penutup telinga jika ada suara keras atau kebisingan.
Referensi
Referensi:
- J, Kimball. Ruptured Eardrum. Web MD. 2012.
- M, Richard T. Eardrum Perforation. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.
- Mayo Clinic. Ruptured Eardrum. 2022
- Mount Sinai. Ruptured Eardrum
- WebMD. Ruptured Eardrum: Symptoms and Treatments. 2022
Diperbarui 21 Februari 2024