Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Kolitis Ulseratif

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Kolitis Ulseratif

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Kolitis ulseratif merupakan suatu penyakit kronis dimana terjadi peradangan dan ulserasi (luka erosif) pada usus besar, sehingga menyebabkan timbulnya serangan-serangan penyakit berupa diare berdarah, kram perut, dan demam. Gangguan ini meningkatkan risiko terjadinya kanker usus besar di kemudian hari.

Kolitis ulseratif bisa terjadi pada berbagai usia, tetapi biasanya sebelum usia 30 tahun, rata-rata antara usia 14-24 tahun. Ada juga beberapa orang yang baru mengalami serangan pada usia antara 50-70 tahun.


Penyebab Kolitis ulseratif

Penyebab terjadinya kolitis ulseratif tidak diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa hal yang tampaknya berperan dalam terjadinya penyakit ini, yaitu faktor keturunan dan respon kekebalan tubuh yang terlalu aktif.


Gejala Kolitis ulseratif

Kolitis ulseratif biasanya mulai terjadi pada rektum. Penyakit bisa tetap berada pada rektum atau meluas hingga ke seluruh usus besar, tetapi jarang sekali sampai mengenai usus halus. Bagian usus yang terkena terbentuk luka-luka yang dangkal.

Gejala-gejala kolitis ulseratif terjadi secara hilang timbul. Serangan bisa terjadi secara tiba-tiba dan bersifat berat, dimana penderita bisa mengalami :

  • diare hebat yang biasanya mengandung darah dan lendir
  • desakan untuk buang air besar
  • demam tinggi
  • nyeri perut atau kram di perut bagian bawah
  • peritonitis (peradangan pada lapisan rongga perut)
  • hilang nafsu makan dan penurunan berat badan

Berbagai komplikasi yang bisa terjadi antara lain :

  • Perdarahan, yang seringkali menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi.
  • Kolitis toksik, dimana terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan dinding usus, sehingga kontraksi normal dinding usus bisa berhenti untuk sementara waktu dan isi usus tidak dapat dialirkan seperti seharusnya. Terkadang bisa terjadi robekan pada usus besar dan peradangan pada rongga perut (peritonitis).
  • Kanker usus besar. Risiko semakin besar seiring dengan bertambahnya lama terjadinya penyakit.

Seperti halnya penyakit Crohn, kolitis ulseratif juga bisa berhubungan dengan kelainan pada bagian tubuh lainnya. Penderita juga bisa mengalami peradangan pada sendi (artritis), peradangan pada tulang belakang, peradangan pada mata, peradangan pada hati atau saluran empedu, serta nodul atau luka pada kulit.


Diagnosis Kolitis ulseratif

Dugaan adanya kolitis ulseratif didasarkan dari gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk membantu memastikan diagnosa dan melihat apakah terdapat komplikasi antara lain :

  • Pemeriksaan tinja, untuk menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi bakteri atau parasit
  • Sigmoidoskopi atau kolonoskopi, yaitu dengan alat yang dimasukan ke dalam usus besar sehingga bagian dalam usus bisa dilihat secara langsung.
  • Biopsi jaringan usus besar, bisa dilakukan saat melakukan sigmoidoskopi, untuk dilakukan pemeriksaan secara mikroskopik.
  • Pemeriksaan darah, bisa dilakukan untuk menunjukkan apakah terdapat tanda-tanda peradangan aktif atau anemia.
  • Pemeriksaan foto sinar-X perut dengan enema bisa menunjukkan tingkat keparahan dan luasnya penyakit. Tetapi, tindakan ini tidak dilakukan saat terjadi serangan.

Penanganan Kolitis ulseratif

Penanganan kolitis ulseratif bertujuan untuk mengendalikan peradangan, mengurangi gejala, dan menggantikan cairan dan zat gizi yang hilang, antara lain berupa :

  • Pemberian zat besi tambahan, bisa dilakukan untuk mengatasi anemia yang disebabkan oleh perdarahan yang keluar bersama tinja. Namun jika terjadi anemia hebat mungkin perlu diakukan transfusi darah.
  • Hindari konsumsi buah dan sayur untuk mengurangi cedera pada permukaan usus besar yang meradang.
  • Tidak mengkonsumsi produk susu atau olahannya, bisa dilakukan untuk mengurangi gejala. Tetapi tidak perlu dilanjutkan jika tidak berhasil.
  • Pemberian obat diare, bisa diberikan untuk mengatasi diare. Namun, pemberian obat harus dipantau dengan ketat untuk mencegah terjadinya kolitis toksik.
  • Pemberian obat untuk mengatasi peradangan bisa dilakukan untuk mengurangi peradangan yang terjadi pada kolitis ulseratif dan mencegah kekambuhan.
  • Pembedahan, bisa dilakukan jika :
    • terjadi serangan perdarahan hebat yang mengancam nyawa
    • terjadi perforasi (robekan) pada usus
    • terbentuk bekuan darah
    • penyakit yang sering kambuh dan sangat mengganggu atau hanya bisa diatasi dengan obat dosis tinggi
    • didiagnosa terdapat kanker atau perubahan pada usus besar
    • terjadi penyempitan pada usus besar

Pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat seluruh usus besar dan rektum secara permanen bisa menyembuhkan kolitis ulseratif dan mengurangi risiko terjadinya kanker usus besar.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

- W, Aaron E. S, David B. Ulcerative Colitis. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.