Informasi Penyakit

Akalasia

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Akalasia

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Akalasia (disebut juga sebagai kardiospasme, aperistaltik esofagus, atau megaesofagus) merupakan suatu gangguan di mana kontraksi ritmik esofagus sangat berkurang, sfingter esofagus bagian bawah tidak dapat berelaksasi secara normal, dan tekanan sfingter esofagus bagian bawah pada saat istirahat meningkat.


Penyebab Akalasia

Penyebab Akalasia

Akalasia terjadi akibat gangguan fungsi saraf yang mengatur kontraksi ritmik esofagus. Penyebab terjadinya gangguan fungsi saraf ini belum diketahui secara pasti, tetapi diduga akibat infeksi virus. Tumor tertentu juga bisa menyebabkan terjadinya akalasia yaitu akibat penyempitan sfingter esofagus bagian bawah atau infiltrasi saraf esofagus oleh sel-sel tumor. Penyakit Chagas juga bisa menyebabkan terjadinya akalasia dengan cara merusak sel-sel saraf.


Gejala Akalasia

Gejala Akalasia

Akalasia bisa terjadi pada semua usia, tetapi biasanya antara usia 20-60 tahun dan berkembang secara perlahan-lahan dalam waktu beberapa bulan atau tahun.

Sfingter esofagus bagian bawah yang kencang menyebabkan bagian esofagus diatasnya menjadi sangat melebar. Pelebaran esofagus ini berperan dalam timbulnya berbagai gejala, antara lain:

  • Kesulitan untuk menelan makanan padat dan cairan
  • Nyeri dada, bisa terjadi saat menelan atau tiba-tiba tanpa alasan yang jelas
  • Berbaliknya makanan yang lunak dan tidak bersifat asam dari bagian esofagus yang melebar (regurgitasi). Sebagian penderita bisa mengalami regurgitasi makanan yang tidak tercerna pada saat tidur. Makanan yang berbalik keluar ini bisa masuk ke saluran nafas dan paru-paru, sehingga menimbulkan batuk, infeksi pada saluran nafas, atau pneumonia aspirasi.
  • Penurunan berat badan

Diagnosis Akalasia

Diagnosis Akalasia

Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Pemeriksaan foto sinar-X dengan menggunakan barium
  • Pemeriksaan tekanan di dalam esofagus (manometri esofagus).
  • Endoskopi, untuk melihat esofagus bagian dalam.
  • Biopsi, bisa dilakukan saat melakukan endoskopi, yaitu dengan mengambil contoh jaringan esofagus untuk diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini berguna untuk memastikan bahwa gejala-gejala yang ada tidak disebabkan oleh kanker di esofagus bagian bawah.
  • CT scan dada dan perut, bisa dilakukan untuk mendiagnosa kanker yang terletak di daerah perbatasan lambung dengan esofagus.

Penanganan Akalasia

Pengobatan Akalasia

Tidak ada cara yang bisa mengembalikan peristaltik esofagus. Tujuan pengobatan adalah untuk mengatasi gejala-gejala yang ada dengan cara menurunkan tekanan di sfingter esofagus bagian bawah.

Penanganan yang bisa dilakukan antara lain berupa:

  • Pengobatan untuk merelaksasi sfingter esofagus, antara lain dengan pemberian suntikan toksin botulinum ke sfingter esofagus bagian bawah. Tindakan ini bisa berhasil mengatasi gejala pada sekitar 70-80% penderita, tetapi perbaikan mungkin hanya bertahan selama 6 bulan - 1 tahun.
  • Melebarkan sfingter esofagus secara mekanik, misalnya dengan mengembangkan balon di dalam esofagus. Tindakan ini bisa membantu sekitar 85% penderita, tetapi mungkin perlu dilakukan secara berulang. Namun, robekan esofagus bisa terjadi pada kurang dari 2% penderita. Pembedahan perlu segera dilakukan jika robekan terjadi.
  • Pembedahan, bisa dilakukan jika terapi lainnya tidak berhasil. Pembedahan dilakukan dengan cara memotong serat otot di sfingter esofagus bagian bawah.

Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • D, Michael C. Abnormal Propulsion of Food. Merck Manual Handbook. 2007.
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa