Glaukoma
Glaukoma adalah suatu penyakit yang umumnya (tetapi tidak selalu) disebabkan karena tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor 2 di Indonesia setelah katarak, biasanya terjadi pada usia lanjut.
Perbedaan Mata Normal Dan Mata Glaukoma
Sumber gambar: www.wolfeeyeclinic.com
Penyebab Glaukoma
Penyebab Glaukoma
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan jernih yang disebut humor aqueus. Humor aqueus berfungsi memberikan oksigen dan nutrisi ke kornea dan lensa mata. Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata kesaluran luarnya.
Jika terjadi penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior atau karena produksi humor aqueus yang berlebihan, maka akan terjadi peningkatan tekanan pada mata. Pada keadaan normal, tekanan intraokular adalah 11-20 mmHg, sementara pada glaukoma tekanan tersebut dapat meningkat sampai 35-50 mm Hg. Peningkatan tekanan intraokuler ini akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.
Glaukoma terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara produksi dan pengaliran cairan di dalam mata (aqueus humor) sehingga meningkatkan tekanan di dalam bola mata. Ketika tekanan bola mata meningkat melebihi tekanan yang dapat ditoleransi oleh saraf optik, maka terjadi kerusakan pada saraf optik. Kerusakan ini disebut glaukoma. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
Orang-orang yang paling berisiko terkena glaukoma adalah:
- Orang yang berusia lebih dari 40 tahun
- Memiliki anggota keluarga yang terkena glaukoma
- Orang dengan rabun jauh atau rabun dekat
- Orang dengan diabetes
- Penggunaan kortikosteroid jangka panjang
- Riwayat cedera pada mata
Glaukoma kadang bisa terjadi akibat adanya kerusakan pada mata (glaukoma sekunder), misalnya akibat infeksi, peradangan, tumor, katarak yang meluas, atau penyakit mata lainnya yang mempengaruhi pengaliran aqueus humor. Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.
Selain itu, glaukoma juga bisa sudah ada sejak lahir (glaukoma kongenital). Kondisi ini terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran aqueus humor yang seringkali diturunkan.
Gejala Glaukoma
Gejala Glaukoma
Berdasarkan jenisnya, maka glaukoma bisa dibedakan menjadi:
1. Glaukoma Sudut Terbuka, dimana saluran tempat mengalirnya aqueus humor terbuka, tetapi cairan mengalir dengan lambat, sehingga tekanan di dalam mata perlahan-lahan akan meningkat dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang progresif.
- Pandangan ke samping berkurang
- Sakit kepala ringan
- Gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada saat memasuki ruangan gelap).
- Akhirnya akan terjadi penyempitan lebar penglihatan yang menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan/disebut penglihatan terowongan yang jika tidak diobati akan menyebabkan kerusakan saraf optikus yang menjalar ke seluruh bagian lapang pandang serta penurunan fungsi penglihatan yang progresif/menyebabkan kebutaan.
Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes atau miopia. Gejala mungkin baru muncul setelah terjadi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
Jenis-jenis Glaukoma
2. Glaukoma sudut tertutup, di mana terjadi hambatan saluran tempat mengalirnya aqueus humor oleh iris. Akibatnya, bisa terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak.
Episode akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan:
- Penurunan fungsi penglihatan yang ringan
- Terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya
- Nyeri pada mata dan kepala.
- Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan melebar di bawah cahaya yang redup.
Gejala tersebut berlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut. Serangan lanjutan menyebabkan:
- Hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang sangat berat/seperti diremukkan
- Penderita juga mengalami mual dan muntah.
- Kelopak mata membengkak, mata berair dan merah.
- Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang.
Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa berulang. Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi lapang pandang penderita.
Selain kedua jenis glaukoma di atas ada juga jenis glaukoma sekunder. Pada glaukoma sekunder tekanan bola mata tinggi karena berbagai macam penyakit yang tidak ditangani seperti katarak, infeksi, tumor, uveitis, penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata, perdarahan ke dalam mata, peradangan, pemakaian obat mata kortikosteroid yang berlebihan atau penyakit mata lainnya yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.
Ada juga jenis glaukoma kongenitalis yang merupakan penyakit bawaan sejak lahir, dimana terjadi gangguan perkembangan pada saluran humor aqueus. Glaukoma kongenitalis seringkali diturunkan.
Kapan harus ke dokter?
Segeralah konsultasikan diri anda ke dokter jika anda mempunyai keluhan pada mata, seperti mata kabur dan nyeri pada mata kadang disertai sakit kepala yang berat.
Diagnosis Glaukoma
Diagnosis Glaukoma
Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan. Penderita perlu memeriksakan diri ke dokter spesialis mata untuk memastikan gangguan yang terjadi dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Beberapa pemeriksaan mata yang bisa dilakukan antara lain:
- Pemeriksaan dengan oftalmoskop bisa menunjukkan adanya perubahan pada saraf optikus
- Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometri.
- Pengukuran lapang pandang dengan perimetri
- Melihat sudut bilik depan mata (dengan goniolens)
- Ketajaman penglihatan
- Tes refraksi
- Respon refleks pupil
- Pemeriksan slit lamp
- Pemeriksaan gonioskopi (lensa khusus untuk mengamati saluran humor aqueus)
Penanganan Glaukoma
Pengobatan Glaukoma
Tujuannya adalah untuk menurunkan tekanan bola mata dan mencegah kerusakan saraf penglihatan.
• Obat-obatan (lokal mata atau sistemik dengan diminum atau injeksi intravena)
Untuk glaukoma sudut terbuka obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol) yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata. Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).
Untuk glaukoma sudut tertutup, minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide).
Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat. Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.
• Tindakan untuk memperlancar aliran humor aqueus
Glaukoma sudut tertutup merupakan suatu kedaruratan medis. Penderita perlu segera mendapatkan penanganan untuk menurunkan tekanan di dalam mata, baik dengan obat-obatan maupun tindakan medis oleh dokter spesialis mata. Tindakan yang dilakukan bisa berupa terapi laser untuk membuat lubang pada iris, sehingga cairan di dalam mata bisa mengalir melaluinya. Tindakan ini juga akan membantu mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen. Namun, jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, maka perlu dilakukan tindakan bedah untuk membuat lubang pada iris.
Pada, glaukoma sekunder, pengobatan diberikan tergantung dari penyebabnya. Jika penyebabnya adalah peradangan, maka perlu diberikan obat untuk mengatasi peradangan yang ada. Kadang juga bisa dilakukan pembedahan. Pembedahan juga bisa dilakukan untuk mengatasi glaukoma kongenital.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Glaukoma
Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka. Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan.
Orang-orang yang memiliki risiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika risikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut.
Referensi
Referensi:
- https://www.nei.nih.gov/health/glaucoma/glaucoma_facts
- http://www.webmd.com/eye-health/glaucoma-eye
- R, Douglas J. Glaucoma. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.