Sistosarkoma Filodes
Sistosarkoma Filodes adalah sejenis tumor jinak payudara yang relatif jarang terjadi dan bisa berkembang menjadi keganasan.
Tumor ini jarang menyebar ke daerah lainnya, tetapi setelah pembedahan cenderung tumbuh kembali di tempat yang sama. Sekitar 1% tumor pada payudara merupakan tumor filodes. Biasanya tumor ini menyerang wanita yang berusia sekitar 50 tahun.
Penyebab Sistosarkoma filodes
Penyebab Sistosarkoma Filodes
Penyebabnya tidak diketahui.
Gejala Sistosarkoma filodes
Gejala Sistosarkoma Filodes
Tumor ini memiliki batas yang tegas, licin dan mudah digerakkan. Ukuran tumor relatif besar, tumbuh dengan cepat, dan rata-rata memiliki garis tengah di atas 5 cm. Kulit diatasnya tampak mengkilat dan agak transparan sehingga pembuluh darah dibawahnya terlihat.
Penyebaran tumor paling sering terjadi ke paru-paru, tulang, jantung dan hati. Jika tumor telah menyebar, penderita dapat mengalami berbagai gejala, seperti sesak nafas, lelah dan nyeri tulang. Gejala-gejala dari penyebaran tumor biasanya muncul dalam beberapa bulan, tetapi bisa juga baru terjadi dalam waktu beberapa tahun kemudian. Kebanyakan penderita yang telah mengalami metastase meninggal dalam waktu 3 tahun setelah pengobatan.
Diagnosis Sistosarkoma filodes
Diagnosa Sistosarkoma Filodes
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan biopsi payudara.
Sumber : https://breast--cancer-ca
Penanganan Sistosarkoma filodes
Pengobatan Sistosarkoma Filodes
Sama seperti pada jenis kanker lainnya, penanganan sarkoma tergantung dari ukuran, jenis, lokasi dan tahap stadium dari sarkoma, termasuk apakah sudah menyebar ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh lainnya serta kondisi kesehatan secara keseluruhan. Penanganannya bisa merupakan kombinasi dari prosedur pembedahan, terapi radiasi serta kemoterapi.
- Pembedahan
Pembedahan merupakan penanganan yang paling umum untuk sarkoma, terutama jika selnya belum menyebar ke bagian tubuh lainnya. Secara umum, pembedahan dilakukan untuk mengangkat sel kanker serta jaringan lunak di sekitarnya. Jika sarkoma-nya sudah menyebar, maka bisa dilakukan pengangkatan tumor primer dan sekunder.
- Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau disebut juga dengan radioterapi atau terapi sinar X dilakukan dengan cara menyinari sel kanker dengan gelombang partikel energi tinggi seperti misalnya sinar gamma atau sinar X. Meskipun radiasi tersebut juga bisa mempengaruhi sel yang sehat, tetapi lebih berbahaya bagi sel kanker. Selain itu sel normal juga akan lebih mudah pulih daripada sel kanker.
Terapi radiasi mungkin di rekomendasikan untuk menangani sarkoma jaringan lunak, baik sebelum ataupun sesudah pembedahan untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker yang mungkin tersisa. Selain itu, bisa juga diberikan kemoterapi pada saat yang bersamaan dengan radiasi untuk membuat radiasi menjadi lebih efektif lagi.
Efek samping dari terapi radiasi tergantung dari area yang diterapi, tetapi umumnya adalah lemas, masalah pada kulit, sakit kepala, bengkak, lemah, mual, muntah serta masa penyembuhan operasi yang lebih lambat.
- Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat untuk membunuh sel yang berkembang dengan cepat. Sel tersebut termasuk juga sel kanker, yang secara terus menerus membelah diri untuk membentuk sel kanker baru serta sel sehat yang juga membelah diri dengan cepat, seperti pada sel di sumsum tulang, saluran pencernaan, sistem reproduksi dan folikel rambut. Berbeda dengan radioterapi yang hanya menangani sel di bagian tubuh yang diberi sinar radiasi, maka kemoterapi menangani seluruh tubuh secara sistemik. Hasilnya, kemoterapi bisa menangani sel yang telah menyebar jauh dari tempat asalnya.
Efek samping yang mungkin terjadi dari kemoterapi adalah mual, muntah, rambut rontok, sariawan di mulut, lemas, meningkatkan resiko terkena infeksi, kelemahan dan meningkatnya resiko pendarahan.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi :
- Mayoclinic. Soft tissue sarcoma. 2011.
Diperbarui 15 September 2023