Informasi Produk Terkait Obat Gangguan Kandung Kemih dan Prostat


Artikel Produk Terkait " Obat Gangguan Kandung Kemih dan Prostat "


# Obat untuk Pembesaran Prostat

Oleh : Bekti

Obat untuk pembesaran prostat

Sumber : mytpmg.com

 

Benign prostatic hyperplasia (BPH) atau disebut juga dengan pembesaran prostat jinak adalah kondisi yang umum dialami oleh pria saat berusia lanjut. Kelenjar prostat yang membesar ini bisa menyebabkan gejala buang air kecil yang tidak nyaman, seperti misalnya tersumbatnya aliran air seni dari kandung kemih. Selain itu, pembesaran prostat ini juga bisa menyebabkan masalah pada ginjal, saluran kemih atau kandung kemih. Untuk itu perlu pemberian obat untuk pembesaran prostat supaya hal tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan.

Kelenjar prostat terletak dibawah kandung kemih. Saluran yang membawa urin dari kandung kemih keluar melalui penis (uretra) melewati bagian tengah dari prostat. Ketika terjadi pembesaran prostat, maka hal tersebut bisa menghambat keluarnya urin.

Sebagian besar pria mengalami pertumbuhan prostat secara terus menerus sepanjang hidupnya. Pada banyak pria, pertumbuhan prostat secara terus menerus tersebut menyebabkan prostat membesar hingga menimbulkan gejala gangguan berkemih atau bahkan menyumbat keluarnya urin sama sekali. Belum sepenuhnya jelas apa yang menyebabkan prostat membesar, akan tetapi hal tersebut bisa jadi akibat terjadinya perubahan keseimbangan pada hormon pria seiring dengan bertambahnya usia.

Pada pria, ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan terjadinya pembesaran prostat yaitu:

  • Bertambahnya usia. Pembesaran kelenjar prostat jarang menyebabkan timbulnya gejala pada pria yang berusia dibawah 40 tahun. Sekitar 1/3 pria akan merasakan gejala yang sedang hingga berat saat berusia 60 tahun dan sekitar separuhnya merasakan gejala tersebut saat berusia 80 tahun.
  • Riwayat keluarga. Mempunyai anggota keluarga seperti misalnya ayah atau saudara laki-laki yang mengalami masalah pada prostat memperbesar kemungkinan untuk mengalami masalah pada prostat juga.
  • Memiliki penyakit jantung atau diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa diabetes dan penyakit jantung serta penggunaan obat beta bloker bisa meningkatkan risiko untuk mengalami BPH.
  • Gaya hidup. Obesitas akan meningkatkan risiko terjadinya BPH, sedangkan olahraga bisa menurunkan risiko tersebut.

 

Berat-ringanya gejala yang dirasakan oleh orang dengan pembesaran prostat bisa berbeda-beda, tetapi biasanya gejala tersebut akan memburuk secara bertahap seiring dengan bertambahnya waktu.

Tanda dan gejala yang umum terjadi pada pembesaran prostat jinak adalah:

  • Sering berkemih atau keinginan mendesak untuk berkemih.
  • Meningkatnya frekuensi berkemih saat malam hari (nokturia).
  • Kesulitan untuk mulai berkemih.
  • Aliran urin yang lemah atau aliran urin yang tersendat.
  • Keluarnya tetesan di akhir berkemih.
  • Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih.

 

Selain itu ada beberapa tanda dan gejala yang tidak terlalu umum dialami, yaitu:

  • Infeksi saluran kemih.
  • Ketidakmampuan untuk berkemih.
  • Adanya darah dalam urin.

 

Besarnya ukuran prostat tidak selalu menentukan tingkat keparahan dari gejala yang dialami. Beberapa pria yang dengan sedikit pembesaran prostat bisa mengalami gejala yang signifikan, sedangkan pada beberapa pria yang lain dengan prostat yang sangat membesar bisa hanya mengalami gejala gangguan berkemih yang ringan. Pada beberapa pria, gejala yang dialami akhirnya stabil bahkan membaik seiring dengan berjalannya waktu.

 

Obat untuk Pembesaran Prostat

Ada banyak yang bisa dilakukan untuk merawat tubuh serta memberikan apa yang diperlukan oleh tubuh. Meskipun demikian, seiring dengan bertambahnya usia maka tubuh akan mengalami perubahan yang tidak selalu bisa dikontrol. Untuk sebagian besar pria, salah satu perubahan tersebut adalah prostat yang membesar.

Ada beberapa penanganan yang efektif untuk mengatasi pembesaran kelenjar prostat, termasuk diantaranya dengan pemberian obat-obatan, terapi invasif minimal serta prosedur operasi. Untuk memilih pilihan terbaik maka dokter akan mempertimbangkan gejala yang dialami, ukuran prostat, kondisi kesehatan lain serta pilihan pasien.

Penanganan BPH bisa dimulai dari penanganan mandiri melalui perubahan gaya hidup. Bila gejala yang dialami tidak juga membaik melalui perawatan mandiri maka penggunaan obat untuk pembesaran prostat atau prosedur operasi bisa dilakukan. Usia dan kondisi kesehatan secara keseluruhan akan mempengaruhi pilihan penanganan yang akan dilakukan.

Berikut adalah penanganan yang dilakukan untuk menangani pembesaran prostat jinak (BPH):

 

1. Penanganan mandiri

Penanganan mandiri untuk kasus pembesaran prostat jinak (BPH) meliputi beberapa perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi gejala yang dialami, seperti misalnya:

  • Segera berkemih saat merasakan ingin buang air kecil.
  • Rutin ke toilet untuk berkemih meskipun tidak merasakan ingin buang air kecil.
  • Hindari penggunaan obat antihistamin atau obat decongestan yang dijual bebas, karena hal tersebut bisa menyebabkan sulit untuk mengosongkan kandung kemih.
  • Hindari mengkonsumsi alkohol atau kafein, terutama pada waktu setelah makan malam.
  • Kurangi tingkat stres karena kegelisahan bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil.
  • Berolahraga secara teratur, karena kurangnya olahraga bisa memperburuk gejala yang dialami.
  • Pelajari dan praktekkan senam kegel karena bisa memperkuat otot panggul.
  • Menjaga agar tetap hangat karena udara dingin bisa memperburuk gejala yang dialami.

 

2. Obat untuk pembesaran prostat

Ketika perubahan gaya hidup tidak cukup untuk meringankan gejala yang dialami, maka dokter akan merekomendasikan pemberian obat untuk pembesaran prostat. Ada beberapa jenis obat yang bisa digunakan untuk mengatasi gejala BPH dan juga sebagai obat untuk pembesaran prostat itu sendiri.

Berikut adalah obat-obat tersebut:

  • Penghambat Alpha1. Obat ini berfungsi untuk melemaskan otot kandung kemih dan prostat sehingga air seni bisa mengalir lancar. Contoh obatnya adalah: doxazosin, prazosin, alfuzosin, terazosin, tamsulosin.
  • Obat penghambat reduktase 5 alpha. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi kadar hormon yang diproduksi oleh kelenjar prostat sehingga bisa membuat prostat mengecil dan aliran air seni akan membaik. Akan tetapi obatobatan ini mempunyai efek samping yang tidak dikehendaki seperti misalnya impotensi dan juga menurunnya gairah seksual. Contoh obatnya adalah: dutasteride, finasteride.
  • Obat antibiotika. Obat antibiotika bisa digunakan sebagai obat untuk pembesaran prostat ketika prostat yang membesar tersebut menjadi meradang akibat infeksi bakteri yang terkait dengan BPH. Akan tetapi obat antibiotika tidak akan membantu peredangan pada prostat yang bukan disebabkan oleh infeksi bakteri.

 

3. Prosedur operasi

Terdapat beberapa jenisnprosedur operasi yang bisa dilakukan untuk menangani pembesaran prostat jinak ketika pemberian obat untuk pembesaran prostat tidak efektif. Beberapa prosedur ada yang bersifat non-invasif atau sedikit invasif sehingga bisa dilakukan tanpa rawat inap dan beberapa prosedur lainnya yang lebih invasif membutuhkan perawatan rawat inap.

 

Medicastore adalah apotek online dengan fasilitas layanan lengkap, yang melayani pengiriman ke seluruh wilayah Indonesia (berdasar peraturan penjualan obat yang berlaku). Kami menjual berbagai jenis produk kesehatan dengan harga yang bersaing, termasuk diantaranya obat untuk pembesaran prostat.

 

Sumber:

1. mayoclinic.org

2. webmd.com

3. healthline.com