Informasi Produk Terkait Androgen dan Obat Sintetik Terkait


Artikel Produk Terkait " Androgen dan Obat Sintetik Terkait "


# Obat Hormon Pria
Oleh : Bekti

Obat hormon pria

Sumber : health.harvard.edu

 

Ketika mendengar kata testosteron, maka apa yang akan terlintas dalam pikiran? Pria macho atau perilaku yang agresif dan tidak sabar?. Banyak orang mengira kata testosteron sangat berkaitan dengan prilaku kasar, padahal sebenarnya hal tersebut hanyalah mitos belaka. Testosteron sebenarnya sangat berperan penting dalam kesehatan, sehingga kekurangan hormon ini bisa menimbulkan masalah kesehatan dan perlu obat hormon pria untuk menggantikannya.

Testosteron tidak hanya terdapat pada pria, tetapi juga terdapat pada wanita. Bahkan testosteron merupakan salah satu hormon seksual pria yang terdapat pada wanita serta memegang peranan penting dalam kesehatan tulang dan ovarium maupun gairah seksual.

Pada pria, testosteron merupakan hormon seksual utama dan memegang peranan penting dalam hal:

  • Perkembangan penis dan testis.
  • Pembentukan suara yang berat di masa puber.
  • Munculnya bulu wajah dan kelamin saat masa puber serta proses kebotakan saat berusia lanjut.
  • Ukuran dan kekuatan otot.
  • Pertumbuhan dan kekuatan tulang.
  • Gairah seksual (libido).
  • Produksi sperma.

 

Pada anak lelaki di masa puber dengan kadar testosteron yang rendah, bisa tidak mengalami proses maskulinasi yang normal. Contohnya, alat kelamin tidak membesar, bulu wajah dan tubuh hanya sedikit serta suara tidak bertambah berat.

Testosteron pada pria diproduksi di testis. Caranya, otak akan mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari yang bertugas untuk mengontrol produksi testosteron, kemudian kelenjar tersebut akan meneruskan sinyal tersebut ke testis untuk memproduksi testosteron. Bila kadar testosteron dalam tubuh terlalu tinggi, maka otak akan mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitary kembali untuk menghentikan produksi testosteron.

 

Kekurangan Testosteron dan Penggunaan Obat Hormon Pria

Pada beberapa tahun terakhir, para peneliti tengah meneliti efek dari kekurangan hormon testosteron terutama pada pria. Seiring dengan bertambahnya usia, maka pria mengalami penurunan kadar testosteron sekitar 1-2% tiap tahun, hal ini berbeda dengan wanita yang mengalami penurunan kadar estrogen secara cepat sehingga menimbulkan menopause.

Gejala dari kekurangan hormon testosteron pada pria adalah:

  • Berkurangnya bulu wajah dan tubuh.
  • Hilangnya massa otot.
  • Rendahnya gairah seksual, impotensi, menurunnya jumlah sperma serta masalah ketidaksuburan.
  • Meningkatnya ukuran dada.
  • Gelisah, konsentrasi berkurang dan depresi.
  • Tulang rapuh dan meningkatnya risiko mengalami patah tulang.

 

Karena organ tubuh yang berkaitan erat dengan produksi testosteron adalah kelenjar pituitary dan testis, maka adanya cedera atau masalah kesehatan pada kedua organ tersebut bisa juga menimbulkan kekurangan hormon testosteron. Masalah-masalah tersebut antara lain infeksi, tumor atau efek samping dari pengobatan di area tersebut seperti misalnya radiasi dan kemoterapi.

Pada pria yang mengalami masalah kesehatan akibat defisiensi testosteron akan mendapatkan perbaikan gejala melalui pemberian testosteron yang digunakan sebagai obat hormon pria ini. Contohnya pria yang mengalami osteoporosis serta rendahnya kadar testosteron bisa meningkatkan kekuatan tulang serta mengurangi risiko patah tulang melalui pemberian testosteron pengganti.

Obat hormon pria ini tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, yaitu:

  • Koyo kulit yang ditempelkan di lengan atau tubuh bagian atas. Obat ini digunakan sekali sehari.
  • Gel yang mengandung testosteron bisa langsung diserap melalui kulit ketika dioleskan. Obat ini juga cukup digunakan sekali sehari.
  • Tablet yang ditempelkan di gusi bagian atas. Obat ini diberikan 2 kali sehari dan bisa melepaskan testosteron secara terus menerus melalui jaringan mulut.
  • Obat suntik yang disuntikkan langsung kedalam otot atau implant yang ditanamkan di jaringan tersebut. Tubuh secara perlahan akan melepaskan testosteron ke dalam darah.

 

Sebenarnya sediaan obat hormon pria ini tersedia juga dalam bentuk tablet, tetapi para ahli berpendapat bahwa hal tersebut bisa mempunyai efek yang merugikan terhadap hati. Oleh karena itu dipilih rute penggunaan yang tidak melewati hati & langsung menuju pembuluh darah seperti melalui penggunaan koyo kulit, gel, tablet yang larut di mulut serta obat suntik.

Meskipun pada pria yang mengalami defisiensi testosteron merasakan adanya peningkatan terhadap kadar tenaga, gairah seksual, serta massa otot melalui pemberian obat hormon pria ini tetapi terdapat juga efek samping seperti ruam kulit, rasa gatal atau iritasi di tempat pengaplikasian yang perlu diperhatikan.

Selain itu, pemberian pengganti testosteron juga bisa meningkatkan resiko terjadinya serangan jantung atau stroke. Para ahli juga menekankan bahwa manfaat & resiko dari pemberian dalam jangka panjang obat hormon pria ini masih belum diketahui karena uji klinis yang luas masih belum dilakukan. Oleh karena itu perlu pertimbangan yang banyak sebelum memutuskan untuk menggunakan terapi pengganti testosteron.

Beberapa kondisi yang bisa memburuk dengan pemberian terapi testosteron pengganti adalah:

  • Benign prostatic hypertrophy (BPH) atau pembesaran prostat jinak. Prostat akan membesar secara alami melalui rangsangan dari testosteron. Pada sebagian besar pria, prostat akan membesar seiring dengan bertambahnya usia sehingga menekan saluran kencing dan menyebabkan sulit untuk berkemih. Pemberian obat hormon pria yang mengandung testosteron akan memburuk kondisi ini.
  • Kanker prostat. Testosteron dapat merangsang kanker prostat menjadi bertambah besar. Oleh karena itu dokter disarankan untuk melakukan skrining terhadap kanker prostat sebelum memulai terapi testosteron ini.
  • Sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Kondisi ini juga bisa diperburuk dengan pemberian obat hormon pria testosteron.
  • Penggumpalan darah. Pemberian pengganti testosteron bisa meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah. Hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya thrombosis vena dalam atau emboli paru.
  • Gagal jantung kongestif. Pria dengan gagal jantung kongestif yang berat juga sebaiknya tidak menggunakan obat hormon pria ini karena bisa memperburuk kondisi tersebut.

 

Karena masih belum adanya penelitian luas mengenai manfaat serta risiko dari penggunaan pengganti testosteron dalam jangka waktu panjang, maka keputusan mengenai apakah manfaatnya melebihi dari resikonya tergantung dari dokter dan pasien.

Apabila tidak mengalami kadar testosteron yang rendah akibat hipogonadisme serta tertarik ingin merasa lebih muda dan energik, maka tips-tips berikut ini bisa membantu meningkatkan kadar testosteron tanpa melalui pemberian obat hormon pria. Tips tersebut adalah:

  • Menjaga berat badan dalam rentang yang sehat. Pria yang mengalami kelebihan berat badan lebih banyak mengalami kadar testosteron yang rendah. Menurunkan berat badan bisa meningkatkan kadar testosteron tersebut kembali.
  • Berolahraga secara teratur. Pada pria yang tidak banyak bergerak maka kadar testosteronnya akan menurun akibat tidak terlalu dibutuhkan. Jadi kuncinya adalah banyak bergerak dan banyak menggunakan otot. Olahraga angkat beban juga bisa meningkatkan produksi testosteron.
  • Tidur 78 jam setiap malam. Kurang tidur bisa mempengaruhi kondisi hormon dalam tubuh.
  • Konsumsi suplemen vitamin D. Penelitian tahun 2015 terhadap 165 pria menunjukkan pemberian 3300 iu vitamin D setiap hari bisa meningkatkan kadar testosteron.
  • Minum kopi setiap pagi. Penelitian tahun 2008 memperlihatkan bahwa konsumsi kopi bisa meningkatkan kadar testosteron.
  • Tambah asupan zinc. Defisiensi zinc pada pria telah dikaitkan dengan hipogonadisme.
  • Perbanyak konsumsi kacangkacangan. Kacang-kacangan kaya akan asam aspartat-D yang bisa meningkatkan produksi testosteron berdasarkan penelitian tahun 2009.

 

Testosteron dibutuhkan oleh pria dan wanita dalam jumlah yang cukup untuk bisa berfungsi dengan normal. Rendahnya kadar testosteron bisa menimbulkan gangguan kesehatan, tetapi penggunaan obat hormon pria ini juga mempunyai resiko kesehatan. Oleh karena itu konsultasikan dengan dokter mengenai manfaat dan risiko dalam penggunaan terapi pengganti testosteron.

Medicastore adalah apotik online dengan fasilitas layanan lengkap, yang melayani pengiriman ke seluruh wilayah Indonesia (berdasar peraturan penjualan obat yang berlaku). Kami menjual berbagai jenis produk kesehatan dengan harga yang bersaing, termasuk diantaranya obat hormon pria.

 

Sumber :

1. health.harvard.edu

2. webmd.com

3. healthline.com