Pengobatan Sendiri (Swamedikasi)
Pengobatan sendiri (swamedikasi)
minum obatPengobatan sendiri atau swamedikasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat dikonsumsi tanpa pengawasan dari dokter.

Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan sendiri atau swamedikasi biasa disebut dengan obat tanpa resep / obat bebas / obat OTC (over the counter). Biasanya obat-obat bebas tersebut dapat diperoleh di toko obat, apotik, supermarket hingga di warung-warung dekat rumah. Sedangkan obat-obat yang dapat diperoleh dengan resep dokter biasa disebut dengan obat resep.

Menurut situs.wsmi (world self-medication industry), pengobatan sendiri atau swamedikasi yang bertanggung jawab (responsible self-medication) biasa digunakan untuk menegaskan penggunaan obat bebas yang tepat oleh pasien atau konsumen, dengan bantuan tenaga kesehatan bila diperlukan. Sebaliknya, untuk peresepan sendiri (self-prescription), mengacu pada penggunaan yang tidak tepat dari obat resep oleh pasien atau konsumen karena tanpa pengawasan dari dokter. Sayangnya hingga saat ini peresepan sendiri masih banyak terjadi di banyak negara, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia.

Alasan melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi)
Selain pengobatan sendiri atau swamedikasi, saat ini juga berkembang perawatan sendiri (self care). Perawatan sendiri ini lebih bersifat pencegahan terjadinya penyakit atau menjaga supaya penyakitnya tidak bertambah parah dengan perubahan pola hidup, menjaga pola makan, menjaga kebersihan dll.

Menurut WHO, peningkatan kesadaran untuk perawatan sendiri ataupun pengobatan sendiri (swamedikasi) diakibatkan oleh beberapa faktor berikut ini :
  • Faktor Sosial ekonomi
    Dengan meningkatnya pemberdayaan masyarakat, berakibat pada semakin tinggi tingkat pendidikan & semakin mudah akses untuk mendapatkan informasi. Dikombinasikan dengan tingkat ketertarikan individu terhadap masalah kesehatan, sehingga terjadi peningkatan untuk dapat berpartisipasi langsung terhadap pengambilan keputusan dalam masalah kesehatan.

  • Gaya hidup
    Kesadaran mengenai adanya dampak beberapa gaya hidup yang dapat berakibat pada kesehatan, membuat semakin banyak orang yang lebih perduli untuk menjaga kesehatannya daripada harus mengobati bila terjadi penyakitnya kelak.

  • Kemudahan memperoleh produk obat
    Saat ini pasien & konsumen lebih memilih kenyamanan membeli obat yang bisa diperoleh dimana saja, dibandingkan harus menunggu lama di rumah sakit atau klinik.

  • Faktor kesehatan lingkungan
    Dengan adanya praktek sanitasi yang baik, pemilihan nutrisi yang tepat serta lingkungan perumahan yang sehat, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk untuk dapat menjaga & mempertahankan kesehatan serta mencegah terkena penyakit.

  • Ketersediaan produk baru
    Saat ini, semakin banyak tersedia produk obat baru yang lebih sesuai untuk pengobatan sendiri. Selain itu, ada juga beberapa produk obat yang telah dikenal sejak lama serta mempunyai indeks keamanan yang baik, juga telah dimasukkan ke dalam kategori obat bebas, membuat pilihan produk obat untuk pengobatan sendiri semakin banyak tersedia.
Peran Apoteker dalam pengobatan sendiri (swamedikasi)
Dengan semakin banyak masyarakat yang melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi, maka informasi mengenai obat yang tepat & sesuai dengan kebutuhan mereka juga semakin diperlukan. Dalam hal itulah maka apoteker mempunyai peranan penting untuk memberikan informasi yang tepat tentang obat kepada pasien atau konsumen.

Berikut adalah peranan apoteker dalam pengobatan sendiri atau swamedikasi, yang medicastore ambil dari situs WHO :
  1. Peran apoteker sebagai komunikator
    • Apoteker harus menginisiasi dialog dengan pasien atau dokter pasien tersebut bila diperlukan, untuk memperoleh riwayat pengobatan pasien sebelumnya.
    • Untuk dapat memberikan saran mengenai obat bebas yang sesuai, maka apoteker harus bertanya pertanyaan yang sesuai kepada pasien & juga mampu memberikan informasi penting yang dibutuhkan (seperti cara konsumsi obat atau indeks keamanan obat).
    • Apoteker juga harus mempersiapkan diri & dilengkapi dengan peralatan yang memadai untuk melakukan skrening terhadap kondisi atau penyakit tertentu, tanpa melampaui kewenangan seorang dokter.
    • Apoteker juga harus menyediakan informasi yang objektif tentang obat.
    • Apoteker juga harus dapat menggunakan & mengartikan sumber informasi lain, untuk dapat memenuhi kebutuhan pasien atau konsumen.
    • Apoteker harus dapat membantu pasien melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi yang tepat & bertanggung jawab, atau memberikan saran ke pasien untuk konsultasi lebih lanjut ke dokter bila diperlukan.
    • Apoteker harus dapat menjamin kerahasiaan informasi tentang keadaan kesehatan pasien.

  2. Peran apoteker sebagai penyedia obat
    • Apoteker harus dapat menjamin, bahwa obat-obatan yang disediakannya berasal dari sumber resmi yang dapat dipercaya serta mempunyai kualitas yang baik.
    • Apoteker juga harus menyediakan penyimpanan yang tepat untuk obat-obatan yang ada.

  3. Peran apoteker sebagai seorang pengajar & pengawas.
    Untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik, maka apoteker juga disarankan untuk berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan kemampuan diri yang berkelanjutan, seperti misalnya melanjutkan pendidikannya lagi. Selain itu, apoteker biasanya juga didampingi oleh staf non-apoteker lain, yang perlu untuk diawasi & diberikan pelatihan yang sesuai. Oleh karena itu, apoteker juga sebaiknya membuat :
    • Pedoman penyerahan ke apoteker.
    • Pedoman untuk tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam hal penanganan obat.

  4. Peran apoteker sebagai rekan setara
    Untuk dapat memberikan informasi yang tepat, maka sangat penting bagi apoteker untuk dapat memiliki kerjasam yang baik dengan berbagai kalangan, seperti :
    • Tenaga kesehatan lainnya.
    • Perkumpulan seprofesi.
    • Industri farmasi.
    • Pemerintahan (baik lokal maupun nasional).
    • Pasien & masyarakat umum.

  5. Sebagai promotor kesehatan
    Sebagai seorang anggota tenaga kesehatan, maka apoteker juga harus dapat :
    • Berpartisipasi dalam skrening masalah kesehatan untuk dapat mengidentifikasi adanya masalah kesehatan.
    • Berpartisipasi dalam hal promosi masalah kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran mengenai masalah kesehatan ataupun pencegahan penyakit.
    • Menyediakan saran kepada individu untuk membantu mereka membuat pilihan yang tepat.
Yang harus diperhatikan pasien saat melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi)
obatKetika pasien atau konsumen memilih untuk melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi, ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan supaya pengobatan sendiri tersebut dilakukan dengan tepat & bertanggung jawab, seperti yang medicastore ambil dari situs chpa (consumer healthcare products association) berikut ini :
  • Pada pengobatan sendiri, individu atau pasien memegang tanggung jawab utama terhadap obat yang digunakan. Oleh karena itu sebaiknya baca label obat dengan seksama & teliti. Kemudian perhatian khusus perlu diberikan bagi penggunaan obat untuk kelompok tertentu, seperti pada anak-anak., lanjut usia ataupun wanita hamil & menyusui.

  • Jika individu atau pasien memilih untuk melakukan pengobatan sendiri, maka ia harus dapat :
    • mengenali gejala yang dirasakan
    • menentukan apakah kondisi mereka sesuai untuk pengobatan sendiri atau tidak
    • memilih produk obat yang sesuai dengan kondisinya
    • mengikuti instruksi yang tertera pada label obat yang dikonsumsi

  • Pasien juga harus mempunyai informasi yang tepat mengenai obat yang dikonsumsi, dengan cara membaca label obat dengan teliti. Dan berkonsultais ke dokter bila perlu, hal ini terutama bila dirasakan bahwa pengobatan sendiri atau swamedikasi yang dilakukan tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan.

  • Setiap orang yang melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi juga harus menyadari kelebihan ataupun kekurangan dari pengobatan sendiri yang dilakukan. Dengan mengetahui manfaat & resikonya, maka pasien atau konsumen tersebut juga dapat melakukan penilaian apakah pengobatan sendiri atau swamedikasi tersebut perlu dilakukan atau tidak.
Sumber :
  1. www.wsmi.org
  2. www.who.int
  3. www.chpa-info.org