Pengenalan mengenai Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) atau yang lebih dikenal dengan bayi tabung di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1984. Kemudian dilanjutkan dengan didirikannya unit pelayanan program bayi tabung di Makmal Terpadu Imunoendokrinologi FKUI-RSCM pada tahun 1986, & kelahiran bayi tabung pertama di Indonesia pada tahun 1987.

 

Kemudian pada tahun 2009, Klinik Yasmin sebagai pusat bidang kesuburan RSCM sejak tahun 1986 yang tadinya berada di Makmal Terpadu Imunoendokrinologi FKUI-RSCM berpindah ke RSCM Kencana karena adanya peningkatan jumlah pasien & peningkatan kebutuhan masyarakat akan pelayanan di bidang reproduksi.

 

Saat ini RSCM sendiri sudah mencanangkan Klinik Yasmin Kencana sebagai pusat pelayanan, pelatihan & pengembangan bayi tabung di Indonesia. Diharapkan dengan pencanangan ini maka, kuantitas & kualitas pelayanan Klinik Yasmin Kencana dapat ditingkatkan sehingga dapat di sejajarkan dengan pusat kesuburan di Asia Tenggara lainnya, demikian dikatakan oleh direktur utama RSCM, Prof. Dr. dr. Akmal Taher, SpU pada acara pencanangan Klinik Yasmin Kencana sebagai pusat pelayanan, pelatihan & pengembangan bayi tabung di Indonesia.

 

 

Menurut dr. andon Hestiantoro, SpOG (K), kepala INA Repromed / Klinik Yasmin Kencana, “ saat ini Klinik Yasmin Kencana juga melakukan studi-studi baru yang diharapkan dapat menjadi satu pusat penelitian yang menjadi acuan mengenai gangguan kesuburan & pemecahannya. Selain itu Klinik Yasmin Kencana juga menekankan pentingnya pendidikan, tidak saja bagi para dokter spesialis kandungan yang mendalami infertilitas, tetapi juga untuk petugas medis & para medis lainnya seperti perawat, ahli embriologi, konselor maupun residen.

 

Salah satu layanan yang sedang dikembangkan oleh Klinik Yasmin Kencana adalah penyimpanan beku (cryopreservation) indung telur, menyusul teknik penyimpanan serupa untuk sel telur & sperma. Dengan adanya layanan ini diharapkan kedepannya, bagi para wanita pengidap penyakit kanker atau kista yang saat ini tengah menjalani kemoterapi & radioterapi, dapat melestarikan kesuburan mereka dengan cara menyimpan beku indung telurnya sebelum melakukan terapi untuk kemudian indung telurnya tersebut dapat ditanam kembali bila selesai menjalani pengobatan. Sehingga bila penyakit kanker atau kista mereka telah sembuh nantinya, mereka masih mempunyai kesempatan untuk dapat hamil & melahirkan anak seperti wanita lainnya.