Sejak diperkenalkannya lima prinsip gizi seimbang di tahun 2010 yang terdiri dari makan aneka ragam makanan dalam jumlah cukup, minum air putih yang aman dan cukup, pantau status gizi, lakukan aktivitas fisik serta perilaku hidup bersih, praktek penyampaian pesan atau sosialisasi gizi seimbang untuk hidup sehat terus dilakukan. Namun hingga ini kepedulian tentang hal tersebut masih harus ditingkatkan mengingat sebagai salah satu komponen gizi seimbang, permasalahan mengenai kekurangan air minum seperti masalah dehidrasi dan kasus penyakit yang ditularkan oleh air masih marak terjadi di masyarakat.

 

Pentingnya gizi dan pangan dalam membentuk manusia yang sehat, cerdas dan kuat sudah tidak perlu diragukan lagi, bahkan Bank Dunia menganggap faktor gizi adalah investasi pembangunan. Bila pembangunan pangan, gizi dan kesehatan berlangsung dengan baik pastilah akan lebih mudah mencapai tujuan-tujan pembangunan lainnya, termasuk Millennium Development Goals (MDG). “Di dalam gizi seimbang, air merupakan zat gizi esensial untuk hidup sehat dan aktif sehingga air merupakan komponen utama. Air yang dalam seharinya dibutuhkan lebih dari 2 liter diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya terutama untuk mengatur proses kehidupan,” lanjutnya, seraya menambahkan, ”Air merupakan zat gizi yang memiliki banyak peranan penting bagi tubuh manusia. Air berfungsi sebagai zat pembangun, sebagai pelarut, sebagai pengangkut zat gizi dan zat buangan, pengatur suhu tubuh, sebagai pelumas dan penahan guncangan. Oleh karena itu, agar tubuh dapat berfungsi secara optimal, dibutuhkan hidrasi yang baik.

 

 

 sumber : osawaterworks.com

 

Sebaliknya kekurangan asupan air ke dalam tubuh manusia dapat menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi, dimana jumlah cairan yang dikeluarkan lebih banyak daripada yang dikonsumsi. Dehidrasi dapat menggangu semua proses metabolisme tubuh. Penelitian membuktikan bahwa kekurangan air tubuh sekitar 1% berat badan (setara 2 gelas) bagi remaja dan orang dewasa menimbulkan gangguan mood, bibir kering, sakit kepala, dan suhu tubuh meningkat. Pada kondisi lebih lanjut, dehidrasi dapat menurunkan konsentrasi berpikir, menurunkan stamina dan gangguan kesehatan lainnya.

 

Disamping itu, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) , dr. Prijo Sidipratomo, SpRad (K) menjelaskan bahwa selain menjaga keseimbangan air di dalam tubuh, masyarakat juga perlu memperhatikan kebersihan dari air yang dikonsumsi. Hal tersebut menjadi sangat penting dimana masyarakat masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih dan tak layak untuk dikonsumsi. Berdasarkan sebuah penelitian, ditemukan bahwa 80% penduduk Indonesia mengkonsumsi air yang tak layak bagi kesehatan dan WHO mencatat bahwa 3800 anak meninggal setiap harinya karena kekurangan pasokan air bersih.

 

Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa setiap tahun terdapat 1.5 juta anak meninggal akibat diare dimana dari 5798 kasus diare terdapat 94 orang meninggal. “Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk mewaspadai penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum (water borne disease), yaitu kondisi pada saat air minum yang mengandung kuman patogen terminum oleh manusia maka dapat terjadi penyakit. Di antara penyakit tersebut adalah kolera, penyakit tipus, penyakit Hepatitis, penyakit Disentri dan Gastroenteritis.” diungkapkan oleh dr. Prijo.

 

 

sumber : chamberswater.com

 

“Ciri-ciri air yang aman dikonsumsi adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung zat berbahaya, dan tidak mengandung cemaran pestisida, jamur dan bahan lain yang membahayakan tubuh (berasal dari sumber air yang tidak terkontaminasi),” demikian diungkapkan lebih lanjut oleh dr. Prijo Sidipratomo, SpRad (K).

 

Memilih air yang berkualitas guna menjaga keseimbangan air dalam tubuh merupakan hal yang penting karena berdasarkan penelitian TRIP, lama air berada di dalam tubuh berkisar antara 10-50 hari. Hal tersebut tergantung berapa jumlah air yang dikonsumsi. Sebagai contoh, 2 liter air yang dikonsumsi setiap hari akan bertahan di dalam tubuh selama 10 hari yang kemudian akan dikeluarkan melalui urin, keringat, uap pernafasan dan tinja. Selain itu, ketika mengkonsumsi 2 liter air, maka 99% dari total air di dalam tubuh akan terganti untuk 50 hari. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan kualitas air yang dikonsumsi