Di dunia, setiap dua menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks (kanker leher rahim). Sekitar 500 ribu perempuan di diagnosa menderita kanker serviks dengan rata-rata 270 ribu kematian tiap tahunnya.
Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker nomor satu yang paling umum diderita perempuan. Setiap hari terjadi 40-45 kasus baru kanker serviks dengan jumlah kematian mencapai 20-25 orang. Setiap satu jam, seorang perempuan meninggal karena kanker serviks.
Demikian fakta yang diungkapkan oleh Dr. dr. Andrijono, SpOG(K) dalam presentasinya pada acara peluncuran vaksin kanker serviks produksi GlaxoSmithKline (GSK) di Blitzmegaplex, Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (14/2).
“Kanker serviks merupakan suatu beban” tegasnya. Hal ini karena kanker serviks seringkali menyerang dan dapat membunuh perempuan di puncak usia produktif (30-50 tahun), seringkali pada saat mereka masih memiliki tanggung jawab ekonomi dan sosial terhadap anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Belum lagi gangguan kualitas hidup menyangkut perubahan psikis, fisik dan kesehatan seksual.
HPV, Virus Penyebab Kanker Serviks
Kanker serviks disebabkan oleh virus yang disebut Human Papillomavirus (HPV). Terdapat lebih dari 100 jenis HPV, tetapi hanya beberapa diantaranya yang menjadi penyebab kanker (onkogenik). HPV tipe 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70% kasus kanker serviks di dunia.
Setiap perempuan beresiko terkena HPV penyebab kanker serviks dalam masa hidupnya tanpa memandang usia dan gaya hidup. Virus ini mudah ditularkan melalui kontak kelamin dari kulit ke kulit. Penggunaan kondom dapat mengurangi resiko, namun tidak sepenuhnya melindungi perempuan dari infeksi HPV.
Yang perlu diwaspadai, kebanyakan infeksi HPV berlangsung tanpa gejala. “Umumnya pasien kanker serviks yang datang ke dokter sudah dalam stadium lanjut sehingga terapi menjadi tidak maksimal,” tambah Konsultan Onkologi Ginekologi ini.
Kanker serviks dapat dideteksi dini dengan melakukan pap smear, yakni tes skrining yang dapat mengidentifikasi perubahan sel pada serviks. Skrining penting dilakukan karena dapat membantu mendeteksi perkembangan kanker serviks, tetapi tidak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV.
Vaksinasi Untuk Melawan Kanker Serviks
Berita baik saat ini adalah kanker serviks dapat dicegah. Telah tersedia vaksin kanker serviks yang cocok bagi remaja putri dan perempuan dewasa. Vaksin ini bekerja dengan cara membantu tubuh membangun kekebalan terhadap tipe HPV tertentu.
Vaksin ini secara aktif melawan berbagai tipe HPV penyebab kanker dan memberikan tingkat antibodi/kekebalan awal yang tinggi dan menjaganya tetap tinggi. Ini akan membantu memastikan tingkat perlindungan yang tinggi terhadap HPV penyebab kanker.
Berikut beberapa panduan HOGI (Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia) tentang vaksin HPV yang disampaikan oleh Dr. dr. Andrijono, SpOG(K):
- Vaksin HPV ditujukan untuk perempuan usia 10-55 tahun.
- Jadwal pemberian vaksin dalam 3 dosis pada bulan ke-0, ke-1 dan ke-6.
- Sebelum vaksinasi, bagi yang telah melakukan hubungan seksual lakukan pap smear terlebih dahulu, jika hasil pap smear negatif maka boleh dilakukan vaksinasi, sedangkan bagi yang belum pernah melakukan hubungan seksual dapat langsung divaksinasi.
- Vaksin sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil, walaupun dilaporkan aman. Vaksin dapat diberikan pada wanita menyusui.
Peluncuran vaksin kanker serviks dari GSK ini merupakan lanjutan dari kampanye Help X-Out Cervical Cancer di Indonesia yang telah diluncurkan oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Yayasan Kanker Indonesia pada tanggal 4 November 2007 yang lalu.
Kampanye ini diadakan sebagai bentuk perhatian GSK terhadap tingginya angka kejadian kanker serviks dan rendahnya jumlah pemeriksaan di Indonesia, termasuk pencegahan akan penyakit tersebut. Melalui kampanye ini, diharapkan setiap perempuan Indonesia bisa menjadi duta kanker serviks. Sehingga informasi mengenai kanker serviks dapat disebarluaskan.
![]() |
Duta Kanker Serviks Kiri ke kanan: Dewi Lestari, Yuanita Rohali, dan Alika |
Yuanita Rohali dan putrinya, Alika, menyambut positif saat didaulat menjadi duta kanker serviks kampanye Help X-Out Cervical Cancer. Yuanita Rohali berkomentar, “Sebagai seorang perempuan dewasa sekaligus seorang ibu dari remaja putri, tentunya ingin melindungi diri dan putri saya dari resiko kanker serviks. Saya percaya dengan seringnya mensosialisasi mengenai kanker serviks maka perempuan Indonesia akan sadar pentingnya perlindungan sejak dini terhadap kanker serviks.”
Dewi Lestari yang juga merupakan duta kanker serviks menambahkan, “Saat ini sebagai perempuan kita memiliki banyak pilihan untuk masa depan yang lebih baik, jangan sampai hal ini terenggut oleh kanker serviks, pastikan perempuan Indonesia mendapatkan informasi bagaimana mendeteksi dan mencegah kanker serviks bagi remaja putri dan perempuan dewasa.”
Untuk undangan liputan seminar dan kegiatan lain kirim ke redaksi kami di fax. 021-7397069 atau redaksi@medicastore.