
Setiap anak dianugerahkan bermacam-macam potensi kecerdasan. Logika matematika, visual spatial, gerak tubuh, musikal, emosi, dan naturalis merupakan potensi-potensi kecerdasan anak yang perlu dirangsang dan dikembangkan.
Otak merupakan pusat tumbuh kembang anak. Saat dilahirkan, setiap bayi memiliki 100 milyar sel otak. Namun belum semua sel otak tersebut terhubung dengan sempurna. Otak mengalami masa konstruksi sejak janin hingga dekade pertama masa kanak-kanak. Selama masa konstruksi ini lebih banyak sel syaraf yang terbentuk dan terpakai. Kekuatan dan jumlah hubungan baru antarsel syaraf menjadi dasar memori seorang anak hingga dewasa. Pemberian nutrisi yang cukup akan mengoptimalkan hubungan antarsel syaraf tersebut.
Dalam sebuah seminar yang bertajuk “Building Your Child’s Brain Connection” terungkap bahwa kualitas otak, kecerdasan, kreativitas dan perilaku anak bergantung pada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor genetik sedangkan faktor eksternal meliputi nutrisi dan pola pengasuhan (kasih sayang dan stimulasi bermain) dari orang-orang di sekitar anak, termasuk guru, teman, dan tetangga.

Dalam seminar yang diadakan di Balai Kartini, 24 Januari 2009 lalu, disebutkan bahwa orang tua harus bijak dalam memberikan asupan nutrisi kepada anaknya. DR. Dwi Putro Widodo, Sp.A(K), M.Med menyebutkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak bayi adalah nutrisi atau gizi yang diberikan, terlebih pada periode percepatan pertumbuhan otak. Ada banyak zat gizi yang diperlukan untuk perkembangan otak yaitu protein dan asam amino, AA-DHA, gangliosida, kolin, serta zat gizi mikro (zat besi, zat seng, tembaga, iodium, folat, dan vitamin A).
![]() |
Kiri-kanan : dr. Muliaman Mansyur; DR. Dwi Putro Widodo, Sp.A(K) M.Med; Dr. Soedjatmiko, SpA(K) |
Kurangnya asupan gizi akan menghambat kecerdasan anak. Nutrisi-nutrisi tersebut lengkap tersedia dalam ASI. Gangliosida yang terdapat dalam ASI berperan penting untuk pembentukan memori dan fungsi umum otak besar, pertumbuhan dan pembentukan sel syaraf serta sebagai modulator, yang melakukan transmisi dan informasi serta menyimpan data. Makin banyak sel syaraf yang terbentuk, makin besar kapasitas memori yang disediakan dalam otak anak.


Floor time merupakan metode stimulasi otak yang saat ini sedang dikembangkan. Metode floor time bertujuan untuk mengembangkan semua potensi anak, membantu kedekatan emosional antara orangtua dan anak, melatih kemampuan berkomunikasi, kemampuan berfikir, serta meningkatkan kepercayaan diri anak. Secara sederhana, floor time dapat diartikan sebagai sarana berinteraksi dan bermain bagi orang tua kepada anak selama 20-30 menit bersama anak. Berinteraksi dan bermain dapat diulang beberapa kali per hari.
Dalam metode floor time, orang tua harus memfokuskan pada keinginan anak (inisiatif dari anak, orang tua hanya sebagai fasilitator). Menurut dokter spesialis anak dengan peminatan tumbuh kembang, Dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), MSi, selama tidak membahayakan, hindari melarang anak yang berumur di bawah tiga tahun dalam mengerjakan sesuatu. Bila anak terlalu sering dilarang oleh orang tua, kreativitas anak tidak bisa berkembang dengan baik.
Seminar yang dibuka dr. Muliaman Mansyur, Brand Manager Anmum System, ini memberikan informasi yang bermanfaat mengenai metode floor time:
- Orangtua dan anak bermain interaktif setiap hari selama sekitar 30 menit
- Fokus penuh pada keinginan anak (selesaikan tugas rumah tangga terlebih dahulu, matikan TV, radio)
- Inisiatif oleh anak (turutilah ide anak, misalnya anak ingin bermain, atau menggambar)
- Beri kebebasan anak dalam menentukan (bermain apa, dengan cara apa atau membicarakan apa)
- Pesan untuk orangtua/pengasuh dari Dr. Soedjatmiko, SpA(K) yaitu hargailah dan turutilah keinginan anak, jangan menolak atau mengambil alih pimpinan permainan, dan aktif bermain sesuai keinginan anak
Untuk undangan liputan seminar dan kegiatan lain hubungi redaksi kami di 021-5355822