Kanker prostat saat ini menjadi penyebab kematian akibat kanker yang ketiga pada pria setelah kanker paru & kanker usus besar. Bahkan pada pria dengan usia diatas 74 tahun, kanker prostat ini merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Berdasarkan sebuah studi, prevalensi kanker prostat di Indonesia adalah 11 orang per 100.000 penduduk, dimana 58,8 % penderita kanker prostat yang datang untuk memeriksakan diri ke dokter ternyata sudah berada dalam stadium lanjut.

Hal ini karena kanker prostat merupakan salah satu jenis keganasan yang tidak memiliki gejala khas, sehingga sebagian besar penderita kanker prostat baru akan memeriksakan diri ke dokter bila mengalami masalah kesehatan lain seperti misalnya rasa nyeri pada tulang. Padahal rasa nyeri pada tulang tersebut merupakan tanda bahwa kanker prostatnya sudah berada dalam stadium lanjut & telah menyebar ke tulang (terutama tulang panggul & tulang belakang). Demikian hal tersebut diungkapkan oleh Prof. dr. Rainy Umbas, PhD, SpU, Spesialis bedah urologi dalam acara seminar media tentang kanker prostat, hari Rabu 15 Mei 2013 kemarin.

Nara sumber & pembicara dalam acara seminar media tentang kanker prostat.

Masih menurut Prof.Umbas, penyebaran kanker prostat ke tulang selain akan menimbulkan nyeri juga bisa membuat tulang menjadi rapuh, akibatnya tulang menjadi lebih mudah patah. Kanker prostat juga bisa menyebar ke daerah otak, yang dapat menyebabkan timbulnya kejang serta gejala mental & neurologis lainnya. Tetapi pada tahap ini maka resiko terjadinya kematian akan sangat tinggi, oleh karena itulah kanker prostat sering disebut juga sebagai pembunuh diam-diam untuk para pria.

Oleh karena itu, pemeriksaan dini terhadap kanker prostat sangat penting untuk dilakukan, supaya kanker prostat bisa ditemukan dalam stadium dini, sehingga dapat dilakukan tidnakan yang sesuai untuk mempertahankan kualitas hidup penderitanya. Pemeriksaan dini yang bisa dilakukan antara lain adalah dengan pemeriksaan colok dubur (Digital Rectal Examination / DRE). Pria dengan riwayat anggota keluarga ada yang terkena kanker prostat, sebaiknya mulai melakukan pemeriksaan dini ini sejak usia 40 tahun. Sedangkan untuk pria yang tidak mempunyai riwayat keturunan, bisa melakukan pemeriksaan tersebut sejak usia 50 tahun.

Untuk pengobatan kanker prostat sendiri bisa melalui berbagai cara, tergantung dari tingkat stadium kanker, penyebaran kanker & angka perkiraan hidupnya. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengobati kanker prostat antara lain melalui : pembedahan, radioterapi & juga kemoterapi atau pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker.  Tetapi sebenarnya pilihan yang lebih baik untuk menghadapi kanker prostat adalah melalui deteksi dini, karena bisa mencegah keterlambatan penanganan akibat sudah berada dalam stadium lanjut.