Disinfektan atau Antiseptik? Kenali bedanya

Kita sering mendengar tentang disinfektan maupun antiseptik. Sebenarnya samakah kedua produk tersebut? Bila tidak, apa bedanya? Apa yang aman untuk kulit?

Simak informasinya berikut ini yang medicastore rangkum dari berbagai sumber.

Disinfektan atau Antiseptik, Apa Bedanya?

Disinfektan dan antiseptik sama-sama dapat membunuh mikroorganisme. Namun sebenarnya, disinfektan dan antiseptik memiliki perbedaan, yaitu:  

Disinfektan digunakan untuk membunuh atau mengurangi jumlah mikroorganisme dan/atau menonaktifkan virus pada permukaan benda mati (misalnya alat-alat kedokteran, dinding, lantai).

Antiseptik digunakan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme dan/atau menonaktifkan virus pada tubuh/jaringan hidup (kulit dan membran mukosa).

Antiseptik tersedia dalam berbagai jenis, misalnya yang digunakan untuk membersihkan tangan tanpa air, dalam bentuk sabun cuci tangan, dan dalam sediaan untuk kulit.

disinfektan atau antiseptik, apa bedanya

Sumber gambar:byjus.com

Disinfektan maupun antiseptik sama-sama mengandung bahan kimia yang terkadang disebut dengan biosida. Contoh bahan yang sering digunakan dalam disinfektan maupun antiseptik adalah hidrogen peroksida.

Akan tetapi jangan salah, antiseptik biasanya mengandung kadar biosida yang lebih rendah dibandingkan dengan disinfektan, dan kandungan dalam disinfektan dapat berbahaya karena dapat mengiritasi kulit dan mukosa.

Perbedaan Disinfektan dan Antiseptik

  1. Peruntukan pemakaian. Seperti sudah dijelaskan di atas, disinfektan digunakan pada permukaan benda mati sedangkan antiseptik digunakan untuk tubuh.
  2. Komposisi. Disinfektan tidak dapat digunakan sebagai antiseptik dan sebaliknya karena kandungannya yang berbeda. Disinfektan dapat bersifat korosif atau mengiritasi, contohnya yang sering digunakan adalah pemutih. Berbeda dengan alkohol. Alkohol adalah zat yang dapat digunakan sebagai disinfektan maupun antiseptik.

Disinfeksi Tidak Sama dengan Sterilisasi

Bagaimana dengan sterilisasi? Apa bedanya?

Disinfeksi secara umum adalah membunuh sebagian besar bakteri berbahaya, sedangkan sterilisasi adalah membunuh semua bakteri dan hanya dilakukan pada prosedur medis.

Jenis-jenis Antiseptik

Antiseptik biasanya dikelompokkan berdasarkan struktur kimiawinya. Beberapa jenis yang sering digunakan misalnya:

  1. Chlorhexidine dan biguanid lain. Digunakan untuk luka terbuka dan untuk irigasi kandung kemih.
  2. Zat pewarna antibakteri. Membantu mengobati luka dan akibat terbakar.
  3. Peroksida dan permanganat. Sering digunakan sebagai obat kumur antiseptik dan luka terbuka.
  4. Derivat halogenated phenol. Digunakan pada sabun grade medis dan untuk larutan pembersih.

Amankah Penggunaan Disinfektan dan Antiseptik Terus-Menerus?

Disinfektan dan antiseptik harus digunakan dengan bijaksana. Ketika digunakan dengan benar, disinfektan dan antiseptik dapat melindungi kita dari infeksi dan penyakit.

Beberapa antiseptik dapat menyebabkan luka bakar kimia atau iritasi berat bila digunakan di kulit tanpa dilarutkan dengan air. Bahkan antiseptik yang dilarutkan dengan air juga dapat menyebabkan iritasi bila didiamkan dalam waktu yang lama.

Hindari penggunaan antiseptik yang dijual bebas untuk luka yang serius, misalnya:

  1. Cedera mata
  2. Luka gigitan (baik manusia maupun hewan)
  3. Luka dalam atau luas
  4. Luka bakar berat
  5. Luka dengan benda asing di dalamnya

Luka-luka tersebut sebaiknya ditangani oleh tenaga medis.

Antiseptik yang Direkomendasikan

Beberapa jenis antiseptik berikut ini dapat digunakan:

  1. Etanol dan isopropanol.

Alkohol sangat bermanfaat sebagai disinfektan karena kerjanya yang cepat (<30 detik). Alkohol juga bekerja lebih cepat dibandingkan dengan povidone iodine, akan tetapi durasi kerjanya lebih singkat.

Penggunaan pada membran mukosa atau kulit yang terbuka dikontraindikasikan, akan tetapi alkohol dapat digunakan pada kulit terbuka yang tidak sengaja terpapar oleh darah.

Alkohol lebih efektif pada konsentrasi 60–70% dibandingkan konsentrasi 90–95%.

  1. Larutan hand rub berbahan dasar alkohol.

Hand rub berbahan dasar alkohol digunakan sebagai antiseptik tangan standar. Beberapa (tidak semua jenis) juga digunakan sebagai antiseptik tangan saat pembedahan.

alkohol antiseptik

Semua alkohol dan produk berbahan dasar alkohol bersifat mudah terbakar. Hati-hati ketika menyimpan dan menggunakan produk berbahan dasar alkohol. Hindari sumber panas (api atau listrik).

  1. Larutan scrub povidone iodine

Larutan povidone iodine 7.5% atau 4% digunakan untuk antiseptik kulit yang sehat, luka terkontaminasi dan daerah pembedahan. Selain itu juga digunakan sebagai antiseptik cuci tangan dan cuci tangan sebelum pembedahan.

Antiseptik yang Tidak Direkomendasikan

  1. Hidrogen peroksida (3%) memiliki efikasi (kemanjuran) terbatas sebagai zat antiseptik, dan larutan hidrogen peroksida yang terkonsentrasi berbahaya untuk dipindahkan. Akan tetapi hidrogen peroksida dapat digunakan untuk membersihkan luka yang terkontaminasi.
  2. Komponen merkuri, misalnya phenylmercuric borate, merbromin, mercurobutol, thimerosal, yang memiliki efikasi terbatas, dapat menyebabkan efek samping serius (beracun bagi ginjal, sistem saraf pusat dan saluran cerna, alergi) dan dapat menjadi polusi bagi lingkungan. Penggunaannya harus dihindari.
  3. Heksaklorofen bersifat toksik bagi sistem saraf pusat dan efikasinya terbatas.
  4. Eter seringkali disalahgunakan sebagai antiseptik.
  5. Eosin juga seringkali disalahgunakan sebagai antiseptik. Eosin merupakan zat pewaran dan juga pengering.

 

 

 

 

 

Referensi:

  • https://medicalguidelines.msf.org/viewport/EssDr/english/antiseptics-and-disinfectants-16688206.html
  • https://www.broschdirect.com/blog/how-disinfectants-and-antiseptics-work
  • https://www.healthline.com/health/what-is-antiseptic