Kanker serviks adalah kanker kedua terbanyak pada wanita setelah kanker payudara. Meskipun angka kejadiannya cukup tinggi, masih banyak yang belum mengetahui tentang kanker ini.
Satu hal yang penting untuk diketahui adalah kanker serviks dapat dicegah dan dapat ditangani dengan baik jika terdeteksi sejak awal.
Serviks
Serviks adalah jaringan berbentuk silinder yang berada di bagian paling bawah rahim yang menghubungkan vagina dengan rahim.
Sumber gambar: www.cancer.org
Ada dua bagian utama dari serviks:
- Bagian yang terlihat dari bagian dalam vagina ketika dilakukan pemeriksaan ginekologi, yang disebut dengan ektoserviks.
- Saluran yang menghubungkan antara lubang saluran luar dengan bagian dalam rahim, disebut dengan endoserviks.
Batas yang tumpang tindih antara endoserviks dan ektoserviks disebut dengan zona transformasi.
Apa Penyebab Kanker Serviks?
Kanker serviks terjadi ketika ada perubahan tidak normal pada sel-sel serviks.
Perubahan ini disebabkan oleh berbagai hal, yang paling sering adalah akibat infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
HPV adalah virus yang sering ditemukan yang dapat ditularkan dari kontak seksual.
Dua strain virus HPV, HPV 16 dan HPV 18 diketahui bertanggung jawab atas sebagian besar kasus kanker serviks.
Bagaimana Gejala Kanker Serviks?
Pada stadium awal, bisa tidak ditemukan gejala.
Gejala awal yang mungkin dialami yaitu perdarahan vagina yang tidak normal yang dapat terjadi selama atau setelah berhubungan seksual, diantara waktu menstruasi, atau perdarahan yang keluar saat sudah menopause.
Akan tetapi perdarahan tidak normal tidak berarti Anda terkena kanker serviks, tetapi sebaiknya Anda memeriksakan diri bila mengalami gejala ini.
Gejala lainnya dapat berupa nyeri ketika berhubungan seksual, atau cairan vagina yang berbeda dari biasanya.
Bila kanker sudah menyebar, gejala yang dapat dijumpai yaitu:
- Nyeri panggul, nyeri tulang
- Sulit buang air kecil
- Gagal ginjal
- Kaki bengkak
- Kelelahan
- Berat badan turun dan tidak nafsu makan
Siapa Saja yang Berisiko Terkena Kanker Serviks?
Wanita berusia 35 hingga 44 tahun adalah kelompok yang paling sering terkena kanker ini.
Ada faktor-faktor tertentu yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker serviks:
- Merokok. Wanita yang merokok dua kali lebih rentan terkena kanker serviks dibandingkan yang tidak merokok
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
- Mengkonsumsi pil KB lebih dari 5 tahun
- Memiliki lebih dari 5 orang anak, atau melahirkan di usia yang masih sangat muda (di bawah 17 tahun)
- Berhubungan seksual sebelum usia 16 tahun
- Berganti-ganti pasangan seksual
- Menderita penyakit menular seksual
Apa Pemeriksaan untuk Memastikan Kanker Serviks?
- Pemeriksaan skrining yang utama adalah tes Papanicolaou (Pap smear). Pemeriksaan ini adalah bagian dari pemeriksaan panggul wanita yang umum dilakukan.
- Pemeriksaan kolposkopi dilakukan bila pada pemeriksaan Pap smear ditemukan sel-sel yang tidak normal.
- Pemeriksaan dengan loop electrosurgical excision procedure (LEEP).
Bagaimana Pengobatan Kanker Serviks?
Kanker ini berkembang dengan lambat, sehingga biasanya dapat ditemukan dan ditangani sebelum menjadi lebih berat.
- Penanganan untuk Lesi Pra-kanker
Bila Anda memiliki lesi dengan grade rendah, Anda mungkin tidak memerlukan penanganan tertentu, terutama bila dokter mengambil area tersebut saat tindakan biopsi. Anda hanya perlu melakukan pemeriksaan dengan teratur.
Prosedur LEEP
Sumber gambar: womenobgyn.net
Dokter mungkin akan menggunakan LEEP conization, cold knife conization, cryosurgery, kauterisasi (atau pembakaran, disebut juga dengan diatermi) atau pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel pra-kanker. Prosedur ini tidak menyebabkan banyak kerusakan jaringan sekitarnya.
Anda akan memerlukan pemeriksaan rutin untuk memastikan sel-sel pra-kanker telah hilang.
- Penanganan Kanker Serviks
Pembedahan dan terapi radiasi adalah penanganan yang paling sering, selain itu kemoterapi dan terapi biologis juga menjadi pilihan.
Bila sel-sel kanker telah melewati lapisan yang disebut dengan membran basal, Anda mungkin memerlukan pembedahan.
Pembedahan
Ada tiga jenis pembedahan:
- Trachelectomy. Pembedahan ini tidak mengangkat rahim, hanya serviks dan jaringan di sekitarnya.
- Histerektomi. Serviks dan rahim diangkat, dan bergantung pada stadium kanker, indung telur dan saluran telur mungkin juga diangkat.
- Eksenterasi pelvis. Prosedur pembedahan ini merupakan tindakan besar di mana serviks, vagina, rahim, indung telur, saluran telur, kandung kemih dan rectum diangkat. Tindakan ini dilakukan bila kanker serviks kambuh.
Terapi Radiasi (Radioterapi)
Radioterapi dapat dilakukan sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan pembedahan pada kanker stadium awal.
Radioterapi dikombinasikan dengan kemoterapi pada kanker stadium lanjut, yang dapat mengendalikan perdarahan dan nyeri.
Radioterapi biasanya dilakukan selama 5 hingga 8 minggu.
Efek samping yang dapat timbul pada radioterapi misalnya diare, nyeri saat buang air kecil, perdarahan dari vagina atau rectum, merasa kelelahan, mual, kulit nyeri seperti terbakar di area panggul, nyeri saat berhubungan seksual, infertilitas, kerusakan indung telur, dan kerusakan kandung kemih dan usus.
Sebagian besar efek samping ini akan hilang dalam 8 minggu setelah terapi, meskipun pada beberapa kasus dapat menjadi permanen.
Kemoterapi
Kemoterapi dapat dikombinasikan dengan radioterapi atau digunakan sebagai terapi tunggal.
Seperti radioterapi, kemoterapi juga dapat merusak sel sehat.
Efek samping kemoterapi antara lain mual muntah, diare, kelelahan, penurunan pembentukan sel darah putih (sehingga rentan terhadap infeksi), hilang nafsu makan, luka-luka di mulut dan kerontokan rambut.
Terapi Biologis (Imunoterapi)
Dokter menggunakan imunoterapi bila kemoterapi tidak dapat bekerja atau bila kanker telah menyebar.
Perawatan Kanker di Rumah
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah selama menjalani perawatan kanker.
Hal yang terpenting adalah nutirisi yang baik, selain itu :
- Lakukan olahraga ringan
- Cukup istirahat di malam hari, dan tidur siang bila perlu
- Berhenti merokok
Pencegahan Kanker Serviks
Kunci dari pencegahan adalah mendeteksi perubahan sel sejak dini, sebelum berubah menjadi sel kanker.
- Hindari terinfeksi virus HPV dengan melakukan seks yang aman (satu pasangan, menggunakan pengaman/kondom).
- Bila Anda secara seksual aktif dan berisiko menderita penyakit menular seksual, lakukan pemeriksaan untuk chlamydia, gonorrhea dan sifilis setiap tahun.
- Lakukan tes Pap smear setiap 3 tahun sekali setelah Anda berusia 21 tahun.
- Dapatkan vaksinasi HPV. Vaksin HPV bisa diberikan mulai dari usia 12-13 tahun. Akan tetapi, meskipun vaksin HPV dapat secara signifikan mengurangi risiko, tidak ada jaminan seseorang tidak akan terkena kanker serviks. Anda tetap harus melakukan pemeriksaan skrining dengan teratur.
- Karena merokok meningkatkan risiko, sebaiknya Anda tidak merokok dan menghindari asap rokok.
Referensi:
- http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/deteksi-dini-kanker-serviks-dengan-iva
- https://www.nhs.uk/conditions/cervical-cancer/
- https://www.webmd.com/cancer/cervical-cancer/cervical-cancer#1
- https://www.webmd.com/women/picture-of-the-cervix#1