Sebagian besar wanita mengalami nyeri perut saat haid. Nyeri yang dirasakan dapat bervariasi, mulai dari kram perut ringan, hingga nyeri berat yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dalam istilah medis, nyeri haid atau kram perut saat haid disebut dengan dismenore. Kram perut paling sering dialami satu hari sebelum haid dimulai, dan biasanya gejala akan berkurang setelah dua atau tiga hari.
Pada sebagian besar kasus, nyeri saat haid akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia, dan juga akan berkurang setelah melahirkan.
Sebagian wanita lebih mungkin mengalami nyeri saat haid bila termasuk dalam kategori berikut ini:
- haid pertama kali sebelum berusia 12 tahun
- saat ini berusia kurang dari 20 tahun
- haid sangat banyak atau lama (lebih dari 7 hari)
- merokok
- ibu kandung juga mengalami nyeri saat haid
Penyebab Nyeri Haid
Pada nyeri haid primer, nyeri dirasakan karena rahim mengencang dan mengendur (kontraksi) karena pengaruh hormon prostaglandin. Kontraksi rahim saat haid bertujuan untuk membantu rahim meluruhkan dinding rahim, yang akan keluar sebagai darah haid.
Tepat sebelum haid dimulai, kadar prostaglandin meningkat, sehingga rahim berkontraksi lebih kuat. Jumlahnya menurun setelah haid dimulai, sehingga nyeri cenderung akan berkurang setelah beberapa hari.
Penyebab Nyeri Haid Lainnya
Berbeda dengan nyeri haid primer, nyeri haid sekunder terjadi akibat adanya gangguan atau penyakit pada organ-organ reproduksi, misalnya:
- Endometriosis. Endometriosis adalah kondisi di mana ada jaringan lapisan dalam dinding rahim (endometrium) yang tumbuh di luar rahim. Ketika siklus haid terjadi, jaringan tersebut juga akan mengalami perdarahan, yang kemudian akan menyebabkan terbentuknya kista berisi darah, jaringan parut, pembengkakan, dan nyeri.
- Adenomyosis. Adenomyosis adalah kondisi di mana jaringan lapisan dalam dinding rahim (endometrium) tumbuh di dalam otot rahim. Kondisi ini menyebabkan rahim membesar dari ukuran normal, dan disertai dengan perdarahan dan nyeri.
- Fibroid. Fibroid adalah tumor jinak yang tumbuh di bagian dalam, luar atau di dinding rahim.
- Penyakit radang panggul. Adalah infeksi bakteri yang dimulai di rahim dan dapat menyebar ke organ reproduksi lainnya. Radang panggul dapat menyebabkan nyeri perut atau nyeri saat berhubungan seksual.
- Stenosis leher rahim. Adalah kondisi di mana leher rahim mengalami penyempitan akibat pembedahan, terapi, atau kondisi lainnya.
- Kondisi kongenital (bawaan lahir). Kondisi bawaan lahir dapat menyebabkan nyeri saat haid, misalnya bentuk rahim yang tidak normal, atau kondisi lain yang mempengaruhi indung telur atau saluran telur.
Alat kontrasepsi IUD juga dapat menyebabkan nyeri saat haid, terutama selama 3–6 bulan pertama setelah pemasangan.
Apakah Nyeri saat Haid Berbahaya? Adakah Komplikasinya?
Nyeri haid sendiri tidak menyebabkan komplikasi selain dapat mengganggu penderitanya beraktivitas sehari-hari. Akan tetapi bila ada kondisi medis atau penyakit tertentu, komplikasi dapat terjadi.
Misalnya bila nyeri saat haid disebabkan karena endometriosis atau infeksi radang panggul, bila tidak ditangani dapat terjadi infertilitas atau kehamilan di luar rahim.
Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan untuk mengetahui penyebab nyeri haid Anda dan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Bagaimana Membedakan Nyeri Haid Biasa dengan Endometriosis?
Ada lima tanda umum dari endometriosis yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Haid yang sangat nyeri. Nyeri endometriosis sangat berat sampai dapat menyebabkan penderitanya tidak dapat bekerja atau beraktivitas sehari-hari.
- Nyeri panggul menahun. Terkadang, wanita dengan endometriosis mengalami nyeri panggul berat dalam waktu lama, bahkan saat tidak sedang haid.
- Nyeri saat berhubungan seksual. Gejala ini terjadi bila endometriosis terdapat di bawah rahim.
- Kista ovarium. Tanda khas dari endometriosis lainnya adalah kista. Kista endometrium akan semakin besar dan nyeri.
- Infertilitas. Seseorang dikatakan infertil apabila dalam satu tahun berhubungan seksual dengan teratur tetapi belum dapat hamil. Sekitar 25–50% wanita dengan infertilitas memiliki endometriosis.
Infertilitas terjadi karena jaringan parut yang terbentuk akibat endometriosis dan peradangan pada saluran tuba. Endometriosis juga dapat mempengaruhi kualitas sel telur dan mengurangi jumlah sel telur dalam tubuh.
Akan tetapi, untuk memastikan diagnosis endometriosis, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, tidak hanya berdasarkan gejala-gejala atau tanda di atas.
Diagnosis pasti dari endometriosis ditegakkan dengan tindakan laparaskopi invasif minimal. Selama prosedur, akan dimasukkan alat ke dalam perut melalui irisan kecil di perut. Kemudian akan diambil contoh jaringan untuk diperiksa untuk menentukan diagnosis.
Cara Mengurangi Nyeri Haid
Untuk membantu mengurangi nyeri saat haid, beberapa cara berikut ini dapat Anda coba:
- banyak beristirahat
- mandi air hangat
- gunakan kompres hangat (dengan heat pad atau botol berisi air hangat) untuk mengompres perut
- memijat perut dan punggung
- melakukan olahraga ringan, seperti yoga, berjalan atau bersepeda
- tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein
Berhenti merokok dan minum alkohol juga dapat membantu mengurangi nyeri saat haid.
Pemeriksaan untuk Nyeri Haid
Bila Anda mengalami nyeri berat saat haid, atau nyeri yang berlangsung lebih dari tiga hari, periksakan diri ke dokter. Baik nyeri haid primer maupun sekunder dapat diobati, oleh karena itu sebaiknya Anda konsultasikan dengan dokter.
Dokter akan menanyakan riwayat keluhan dan siklus haid Anda. Selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk mengetahui kondisi organ-organ reproduksi Anda.
Apabila diperlukan, dokter akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut, misalnya histeroskopi, atau laparoskopi.
Obat Nyeri Haid
Bila nyeri yang Anda rasakan saat haid sangat berat, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan seperti berikut ini:
- Pereda nyeri golongan OAINS (obat anti-inflamasi non steroid)
Obat golongan ini seringkali digunakan sebagai terapi pertama untuk nyeri saat haid. Contoh obat golongan ini adalah ibuprofen.
Sebaiknya obat segera dikonsumsi saat kram perut mulai dirasakan. Bila Anda tidak dapat mengkonsumsi obat golongan OAINS, Anda dapat minum obat pereda nyeri lainnya, misalnya parasetamol.
Ibuprofen dan parasetamol dapat Anda beli tanpa resep dokter, akan tetapi perhatikan aturan pakainya.
Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri lainnya yang lebih kuat dibandingkan dengan yang dijual bebas apabila nyeri tidak berkurang dengan obat-obatan tersebut.
- Obat-obat hormon
Dokter mungkin juga akan meresepkan obat kontrasepsi untuk Anda bila diperlukan. Keluhan nyeri saat haid cenderung berkurang pada wanita yang mengkonsumsi obat hormon karena obat-obat kontrasepsi dapat membuat lapisan rahim menipis sehingga haid lebih sedikit.
Selain tips-tips di atas, cara lain yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengurangi kram atau nyeri saat haid yaitu dengan:
- akupuntur dan acupressure
- relaksasi dan latihan pernapasan
- mengkonsumsi makanan anti radang, misalnya jahe, kunyit, sayuran hijau, dan teh hijau
- mengkonsumsi suplemen seperti vitamin D atau magnesium yang dapat membantu mengurangi peradangan
Bergantung pada penyebab nyeri saat haid yang Anda alami, tindakan selanjutnya dapat berupa pembedahan bila ada fibroid, kista, endometriosis, atau adenomyosis.
Referensi:
- my.clevelandclinic.org/health/diseases/4148-dysmenorrhea. 2023.
- www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/period-pain-could-it-be-endometriosis
- www.nhs.uk/conditions/period-pain/