Tak Hanya Lasik, Ini Pilihan Bedah Mata Korektif Lainnya yang Aman

Saat membahas keinginan untuk bebas dari kacamata, prosedur LASIK memang sering jadi sorotan utama. Namun, dunia bedah mata korektif modern kini menawarkan berbagai pilihan lain yang tidak kalah canggih dan tentunya terbukti aman.

 

Mulai dari ReLEx SMILE hingga implan lensa, setiap metode punya keunggulan tersendiri. Opsi terbaik sangat bergantung pada hasil pemeriksaan dokter serta kebutuhan spesifik dari kondisi penglihatan yang ingin diperbaiki, bukan sekadar ikut-ikutan tren.

 

Jenis Bedah Mata Korektif yang Sering Dilakukan Selain Lasik

 

Jenis Bedah Mata Korektif yang Sering Dilakukan Selain Lasik

 

Jika prosedur LASIK bukan pilihan tepat bagi Anda, jangan khawatir. Dunia medis modern menawarkan beragam alternatif. Berikut sembilan jenis bedah mata korektif lain yang dapat dipertimbangkan setelah Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis mata.

 

1. Intacs

 

Prosedur ini melibatkan penanaman segmen cincin kecil berbahan polymethyl methacrylate (PMMA) ke dalam lapisan stroma kornea. Tujuannya bukan untuk mengatasi rabun biasa, melainkan untuk menstabilkan dan membentuk ulang permukaan kornea secara mekanis.

 

Secara khusus, metode ini ditujukan bagi penderita keratokonus, sebuah kondisi penipisan dan penonjolan kornea. Salah satu keunggulannya adalah sifat reversibel, di mana cincin Intacs dapat diangkat atau diganti jika diperlukan untuk penyesuaian.

 

2. RLE (Refractive Lens Exchange)

 

Untuk mencapai koreksi penglihatan permanen, RLE mengganti lensa alami mata dengan lensa buatan atau intraocular lens (IOL). Prosedur ini sangat efektif untuk pasien dengan tingkat rabun dekat (hiperopia) yang sangat tinggi.

 

Tekniknya identik dengan operasi katarak, namun dilakukan pada mata yang belum mengalami katarak secara signifikan. Jenis bedah mata korektif ini menjadi solusi bagi mereka yang tidak cocok untuk prosedur berbasis laser kornea.

 

3. RK (Radial Keratotomy)

 

Sebagai salah satu pelopor operasi refraktif, Radial Keratotomy menggunakan pisau bedah berlian untuk membuat sayatan radial. Sayatan-sayatan ini didesain dari tepi luar kornea menuju ke tengah untuk meratakan kelengkungan sentralnya.

 

Prosedur ini sudah sangat jarang dilakukan karena hasilnya yang kurang stabil dalam jangka panjang. Banyak pasien melaporkan adanya fluktuasi penglihatan dan peningkatan risiko silau (glare) seiring berjalannya waktu setelah menjalani operasi RK.

 

4. Epi-LASIK

 

Metode ini merupakan variasi dari LASIK dan LASEK yang memisahkan lapisan epitel kornea menggunakan alat khusus bernama epikeratome. Tujuannya adalah untuk membuat lembaran epitel yang sangat tipis tanpa menggunakan alkohol.

 

Setelah lapisan epitel diangkat, laser excimer akan membentuk ulang jaringan kornea di bawahnya, sama seperti pada prosedur lain. Teknik ini dirancang untuk mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul dan mempercepat proses pemulihan.

 

5. AK atau LRI (Astigmatic Keratotomy)

 

Astigmatic Keratotomy secara spesifik menargetkan koreksi untuk mata silinder atau astigmatisme. Tekniknya mengandalkan sayatan kecil pada bagian tercuram di kornea untuk membuatnya menjadi lebih rileks dan berbentuk lebih bulat atau simetris.

 

Tindakan ini sering kali dilakukan bersamaan dengan prosedur lain, seperti operasi katarak, untuk menyempurnakan hasil visual. Pilihan bedah mata korektif ini sangat efektif untuk mengatasi astigmatisme tingkat rendah hingga sedang pada pasien.

 

6. PRELEX (Presbyopic Lens Exchange)

 

Prosedur bedah ini secara khusus dirancang untuk mengatasi presbiopia atau rabun tua, yaitu kondisi sulitnya mata fokus pada objek dekat. PRELEX bekerja dengan mengganti lensa alami mata yang sudah kehilangan elastisitasnya.

 

Lensa alami tersebut digantikan dengan lensa intraokuler multifokal atau akomodatif. Lensa buatan ini memungkinkan mata untuk dapat kembali fokus pada berbagai jarak, baik dekat, menengah, maupun jauh, secara bersamaan dan efektif.

 

7. Implan Lensa Intraokuler Phakic

 

Bedah koreksi ini sedikit berbeda karena tidak mengangkat lensa alami mata. Sebaliknya, sebuah lensa buatan yang tipis dan fleksibel ditanamkan di dalam mata, tepatnya di antara iris dan lensa alami, untuk memperbaiki daya fokus.

 

Teknik ini ideal bagi pasien berusia muda dengan tingkat kelainan refraksi sangat tinggi, baik rabun jauh maupun dekat. Karena lensa asli tidak dihilangkan, kemampuan alami mata untuk akomodasi (fokus dekat) tetap terjaga.

 

8. LASEK (Laser Epithelial Keratomileusis)

 

LASEK dimulai dengan penggunaan larutan alkohol encer untuk melunakkan dan mengangkat lapisan terluar kornea (epitel). Lapisan ini disisihkan sementara tanpa dipotong, menjaga keutuhannya selama proses berlangsung di bawahnya.

 

Kemudian, laser excimer digunakan untuk membentuk ulang stroma kornea. Jenis bedah mata korektif ini sering menjadi pilihan bagi individu dengan kornea tipis yang tidak memungkinkan untuk prosedur LASIK konvensional.

 

9. PRK (Photorefractive Keratectomy)

 

Sebagai generasi pertama bedah laser, Photorefractive Keratectomy (PRK) mengoreksi refraksi dengan mengangkat lapisan epitel kornea sepenuhnya. Pengangkatan ini dilakukan untuk membuka akses ke jaringan stroma yang ada di bawahnya.

 

Setelah itu, laser excimer akan mengablasi atau membentuk ulang permukaan stroma untuk memperbaiki kelainan penglihatan. Epitel yang diangkat akan beregenerasi atau tumbuh kembali secara alami dalam beberapa hari setelah prosedur selesai dilakukan.

 

Risiko Melakukan Bedah pada Mata

 

Sebelum memutuskan menjalani bedah mata, penting bagi Anda untuk memahami potensi risikonya. Berikut adalah lima kemungkinan efek samping yang perlu diwaspadai agar Anda dapat mengambil keputusan terbaik bersama dokter spesialis mata Anda.

 

1. Sindrom Mata Kering Kronis Pascaoperasi

 

Prosedur laser pada kornea dapat mengganggu sebagian saraf mata yang bertanggung jawab atas produksi air mata. Kondisi ini berpotensi menyebabkan berkurangnya lubrikasi alami, sehingga memicu gejala mata kering yang bersifat sementara ataupun kronis.

 

2. Gangguan Penglihatan seperti Efek Silau dan Halo

 

Beberapa pasien melaporkan adanya gangguan visual berupa lingkaran cahaya (halo) atau kilatan (glare) di sekitar sumber cahaya. Efek ini umumnya bersifat temporer dan terasa lebih signifikan saat melihat lampu pada kondisi malam hari atau remang-remang.

 

3. Hasil Koreksi Kurang Akurat atau Terjadinya Regresi

 

Ada kemungkinan hasil akhir tidak sepenuhnya sesuai dengan target refraksi yang diharapkan. Proses bedah mata korektif dapat menghasilkan undercorrection (kurang) atau overcorrection (berlebih), serta potensi regresi atau kembalinya minus secara bertahap.

 

4. Risiko Infeksi dan Proses Peradangan pada Mata

 

Setiap tindakan bedah menciptakan celah mikroskopis pada permukaan mata yang dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri. Risiko ini, meskipun kecil, berpotensi memicu terjadinya infeksi serius atau kondisi peradangan kornea yang dikenal sebagai keratitis

 

5. Komplikasi Prosedural Terkait Lapisan Flap Kornea

 

Khusus pada prosedur berbasis flap seperti LASIK, bisa timbul komplikasi pada lapisan kornea yang diangkat. Masalah tersebut meliputi posisi flap yang tidak sempurna, timbulnya kerutan (striae), atau pertumbuhan sel epitel di bawahnya.

 

Bantu Penyembuhan Bedah Mata Korektif dengan Beli Suplemen di Medicastore

 

Pada akhirnya, LASIK bukanlah satu-satunya jawaban untuk penglihatan yang lebih baik. Ada beragam jenis bedah mata korektif yang bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan spesifik setiap individu, dari LASEK hingga implan lensa.

 

Setelah tindakan berhasil, fase penyembuhan menjadi babak krusial selanjutnya. Untuk mendukungnya secara optimal, asupan nutrisi yang tepat, seperti vitamin dan antioksidan, berperan penting dalam membantu pemulihan jaringan pada area mata.

 

Apabila dokter menganjurkan konsumsi suplemen, tak perlu repot mencarinya. Medicastore menyediakan berbagai produk kesehatan mata orisinal dan tepercaya, yang siap diantar langsung ke rumah demi kenyamanan selama masa pemulihan pasca-operasi.

 

Referensi:

  1. https://hellosehat.com/mata/gangguan-penglihatan/bedah-refraktif/
  2. https://www.aao.org/eye-health/treatments/what-is-refractive-surgery
  3. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=85&contentid=P00515
  4. https://www.dragarwal.com/eye-treatment/refractive-surgery/