Suatu faktor resiko adalah segala sesuatu yang menyebabkan meningkatnya kemungkinan seseorang menderita suatu penyakit.
Kanker yang berbeda memiliki faktor resiko yang berlainan. Sebagai contoh, terpapar sinar matahari yang kuat merupakan suatu faktor resiko untuk terjadinya kanker kulit, sementara merokok merupakan faktor resiko untuk kanker paru-paru, mulut, laring, kandung kemih, ginjal dan beberapa organ lainnya.
Adapun faktor resiko kanker payudara pada pria adalah
Kanker yang berbeda memiliki faktor resiko yang berlainan. Sebagai contoh, terpapar sinar matahari yang kuat merupakan suatu faktor resiko untuk terjadinya kanker kulit, sementara merokok merupakan faktor resiko untuk kanker paru-paru, mulut, laring, kandung kemih, ginjal dan beberapa organ lainnya.
Adapun faktor resiko kanker payudara pada pria adalah
- Usia
Usia merupakan suatu faktor resiko yang penting dalam terjadinya kanker payudara pada pria. Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada usia 65 tahun. - Riwayat keluarga dengan kanker payudara
Resiko kanker payudara meningkat jika anggota keluarga (yang memiliki hubungan darah) ada yang menderita kanker. Sekitar 20% pria yang menderita kanker payudara memiliki saudara laki-laki atau perempuan yang juga menderita penyakit ini. - Sindroma Klinefelter
Sindroma Klinefelter merupakan suatu penyakit bawaan yang ditemukan pada 1 diantara 1000 pria. Dalam keadaan normal, pria memiliki 1 kromosom X dan 1 kromosom Y, sedangkan wanita memiliki 2 kromosom X. Pada sindroma Klinefelter, pria memiliki 2 kromosom X dan 1 kromosom Y; hal ini menyebabkan mereka memiliki testis (buah zakar) yang lebih kecil dan tidak menghasilkan sel-sel sperma yang fungsional, sehingga mereka menjadi mandul.
Bila dibandingkan dengan pria lainnya, kadar hormon androgen (hormon pria) pada penderita sindroma ini lebih sedikit, sedangkan kadar hormon estrogen (hormon wanita) lebih tinggi; karena itu penderita sindroma ini mengalami ginekomastia (pembesaran payudara yang sifatnya jinak) dan memiliki faktor resiko kanker payudara yang lebih tinggi. - Radiasi
Seorang pria yang daerah dadanya pernah terkena radiasi (biasanya untuk pengobatan kanker di dalam dada, misalnya limfoma Hodgkin atau non-Hodgkin) memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker payudara. - Penyakit hati
Hati memegang peranan penting dalam metabolisme hormon seksual dengan menghasilkan binding proteins (protein pengikat) yang membawa hormon di dalam darah. Protein pengikat ini mempengaruhi aktivitas hormon. Pria yang menderita penyakit hati yang berat (seperti sirosis), memiliki tingkat aktivitas hormon androgen yang rendah dan tingkat aktivitas estrogen yang lebih tinggi. Karena itu, mereka memiliki resiko tinggi untuk mengalami ginekomastia dan kanker payudara. - Pengobatan estrogen
Obat-obatan yang mengandung estrogen kadang digunakan sebagai terapi hormonal pada pria yang menderita kanker prostat. Pengobatan ini sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Meskipun demikian, resiko ini lebih kecil bila dibandingkan dengan keuntungan dari pengobatan dalam memperlambat pertumbuhan kanker prostat.
Estrogen dosis tinggi yang diminum sebagai bagian dari prosedur perubahan jenis kelamin membawa resiko kanker payudara yang lebih tinggi. - Kurang aktif dan obesitas
Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik mengurangi resiko kanker payudara pada wanita dan bahwa resiko kanker payudara meningkat akibat obesitas pada masa dewasa.
Obesitas mungkin merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara pada pria karena sel-sel lemak mengubah hormon pria (androgen) menjadi hormon wanita (estrogen) sehingga pria obes memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Pria obes tidak perlu bercukur sesering pria lainnya, mereka juga mengalami kesulitan dalam memiliki anak karena kemungkinan mereka mandul. Olah raga yang teratur dan menjaga berat badan yang ideal bisa mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit dan kanker.