Internet, aspek yang mungkin paling tidak dikembangkan dalam industri kesehatan, kelak akan menjadi cara bertukar informasi antara penyedia layanan dan pasien. Pertukaran informasi ini bukan sekedar pembayaran ke perusahaan asuransi.
Meningkatnya komunikasi antara penyedia layanan kesehatan dan pasien, membuat diagnosa semakin akurat, semakin efektif, dan semakin berhasil dalam melakukan pencegahan, kata Mary Jo Deering seorang pejabat Health and Human Services kepada National Academy of Sciences and Engineering. Ia mengatakan bahwa internet hanya merupakan salah satu cara menghubungi konsumen, dalam hal ini pasien.
Menurut Deering penyedia layanan kesehatan bisa menggunakan internet untuk membuat janji, meminta kembali resep, dan mengetahui keuntungan yang didapat dari asuransi kesehatan. Selain itu, pasien tersebut masih bisa mengontrol informasi yang dikeluarkannya.
Sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan oleh perusahaannya di AS menemukan bahwa 8 persen pengguna internet sudah pernah mengirim e-mail kepada dokternya, dan 45 persen akan melakukan hal tersebut.
Selain itu, sekitar 3 juta orang ternyata mencari nasehat mengenai kesehatan secara online. Menurut Deering, mereka mungkin ingin agar identitasnya tidak diketahui, atau ingin mencari pendapat kedua.
Namun, komunikasi kesehatan online antara penyedia layanan kesehatan dan pasiennya ini jelas berbeda dengan contoh di atas, jelas Deering. Saat ini, seorang pasien akan pergi ke dokter yang sama untuk berbagai keluhan, kemudian baru akan pergi ke dokter spesialis jika perlu. Selanjutnya agar e-health berhasil, pasien harus berkonsultasi dengan berbagai penyedia layanan kesehatan yang berbeda, atau melakukan rotasi terhadap beberapa kelompok yang ada pada penyedia yang sama.
Suatu hari nanti, pasien dan penyedia layanan kesehatan akan mengirimkan catatan kesehatan dan informasi lainnya di internet karena memang diharuskan. Tetapi pada saat itu pertukaran informasi secara online harus sudah dijamin aman. Saat ini sudah ada sebagian orang yang memeriksa informasi kesehatan secara online, tetapi tindakan ini dinilai Deering tidak praktis dan belum aman.
Meningkatnya komunikasi antara penyedia layanan kesehatan dan pasien, membuat diagnosa semakin akurat, semakin efektif, dan semakin berhasil dalam melakukan pencegahan, kata Mary Jo Deering seorang pejabat Health and Human Services kepada National Academy of Sciences and Engineering. Ia mengatakan bahwa internet hanya merupakan salah satu cara menghubungi konsumen, dalam hal ini pasien.
Menurut Deering penyedia layanan kesehatan bisa menggunakan internet untuk membuat janji, meminta kembali resep, dan mengetahui keuntungan yang didapat dari asuransi kesehatan. Selain itu, pasien tersebut masih bisa mengontrol informasi yang dikeluarkannya.
Sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan oleh perusahaannya di AS menemukan bahwa 8 persen pengguna internet sudah pernah mengirim e-mail kepada dokternya, dan 45 persen akan melakukan hal tersebut.
Selain itu, sekitar 3 juta orang ternyata mencari nasehat mengenai kesehatan secara online. Menurut Deering, mereka mungkin ingin agar identitasnya tidak diketahui, atau ingin mencari pendapat kedua.
Namun, komunikasi kesehatan online antara penyedia layanan kesehatan dan pasiennya ini jelas berbeda dengan contoh di atas, jelas Deering. Saat ini, seorang pasien akan pergi ke dokter yang sama untuk berbagai keluhan, kemudian baru akan pergi ke dokter spesialis jika perlu. Selanjutnya agar e-health berhasil, pasien harus berkonsultasi dengan berbagai penyedia layanan kesehatan yang berbeda, atau melakukan rotasi terhadap beberapa kelompok yang ada pada penyedia yang sama.
Suatu hari nanti, pasien dan penyedia layanan kesehatan akan mengirimkan catatan kesehatan dan informasi lainnya di internet karena memang diharuskan. Tetapi pada saat itu pertukaran informasi secara online harus sudah dijamin aman. Saat ini sudah ada sebagian orang yang memeriksa informasi kesehatan secara online, tetapi tindakan ini dinilai Deering tidak praktis dan belum aman.