Penyakit yang Menular Melalui Udara

Saat ini kita sangat familiar dengan penggunaan masker karena wabah COVID-19. Penggunaan masker disebut dapat mengurangi risiko penularannya. Sebenarnya, ada beberapa penyakit lainnya yang dengan penggunaan masker penularannya juga ikut berkurang karena penyakit-penyakit tersebut menular melalui udara yang kita hirup.

Penyakit apa saja yang dapat menular melalui udara? Medicastore.com telah merangkumnya dari berbagai sumber berikut ini.

Ada berbagai macam penyakit yang dapat menular melalui udara. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus, yang ditularkan melalui kontak udara.

Apa yang dimaksud dengan kontak udara? Pada sebagian besar kasus, penyakit yang menular melalui udara ditularkan ketika sesorang menghirup udara yang terdapat kuman penyebab penyakit.  Seseorang dapat menyebarkan kuman ke udara ketika berbicara, bersin, batuk, dan membuang dahak. Hal ini yang membuat kendali penyakit yang menular melalui udara sulit dilakukan.

Jenis-jenis Penyakit yang Menular Melalui Udara

Partikel yang menyebabkan penyakit menular melalui udara sangat kecil sehingga dapat bertahan di udara. Partikel-partikel tersebut tertahan di partikel debu, atau dalam droplet/tetesan.

Beberapa jenis penyakit yang menular melalui udara antara lain:

  1. Flu. Virus flu sangat mudah menular. Ada banyak jenis virus flu, dan virus flu mudah beradaptasi dalam sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga seseorang dapat menderita flu berulang kali karena tubuh kesulitan untuk membentuk daya tahan terhadap virus ini.
  2. Pilek. Pilek biasanya disebabkan oleh rhinovirus.
  3. Varisela (cacar air). Virus ini menyebar dengan mudah pada anak-anak. Cacar air menular sekitar 2 hari sebelum ruam merah muncul, oleh karena itu penularannya sulit dicegah karena umumnya penderitanya tidak mengetahui dirinya terkena cacar air. Sejak tertular, perlu waktu hingga 21 hari sampai penyakit berkembang. Umumnya bila sudah pernah terkena penyakit ini, penyakit tidak akan muncul kembali, kecuali virus teraktivasi dan menyebabkan penyakit herpes (umumnya pada lansia).
  4. Mumps (gondongan). Virus mumps sangat mudah menular. Seseorang dapat dengan mudah menularkan mumps sebelum gejala muncul hingga 5 hari setelahnya. Virus mumps menyebabkan kelanjar di bawah telinga membengkak.
  5. Campak. Ya, campak termasuk penyakit yang menular melalui udara. Seseorang yang menderita campak dapat menularkan penyakitnya melalui bersin atau batuk. Virus campak dapat tetap aktif di udara atau permukaan hingga 2 jam. Pasien campak dapat menularkan penyakit ini 4 hari sebelum hingga 4 hari sesudah ruam muncul.
  6. Pertussis (batuk rejan). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan jalan napas membengkak sehingga batuk menetap.
  7. Tuberculosis (TB). Penyakit TB disebabkan oleh bakteri tuberculosis. Penyakit ini tidak mudah menular. Penularannya harus melalui kontak erat dengan penderita dalam waktu yang lama. Gejala dapat muncul dalam beberapa hari setelah terpapar, hingga beberapa bulan bahkan tahun hingga penyakit aktif.

penyakit yang menular melalui udara

Cacar air (varisela)

Penyakit yang menular melalui udara lainnya yang lebih jarang:

  1. Difteri. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang merusak sistem pernapasan dan menyerang jantung, ginjal dan saraf. Dahulu pernah mewabah dan menjadi penyebab banyak kematian pada anak-anak, tetapi saat ini sudah jarang terjadi berkat vaksin yang sudah tersedia.
  2. Anthraks. Penyakit ini juga disebabkan oleh bakteri. Penularannya terjadi ketika seseorang menghirup spora anthraks. Gejalanya mual dan seperti flu sehingga sulit didiagnosis. Penyakit ini diobati dengan antibiotik.

penyakit anthraks

Anthraks

Lamanya penyakit yang menular melalui udara berbeda-beda, akan tetapi umumnya mudah disembuhkan. Penyakit yang menular melalui udara yang lebih jarang dapat memerlukan penanganan tambahan.

Cara Penularan Penyakit yang Menular Melalui Udara

Virus yang menular di udara berukuran sangat kecil sehingga mudah sekali ditularkan bahkan melalui napas seseorang. Beberapa jenis dapat bertahan di permukaan sehingga bila tersentuh orang lain dan orang tersebut menggosok mata, hidung dan mulutnya, maka ia berisiko tertular.

Faktor cuaca dan sinar ultraviolet juga berpengaruh pada penularan penyakit melalui udara. Selain itu, curah hujan dan kelembaban juga berperan. Kelembaban yang tinggi memudahkan penyebaran penyakit yang menular melalui udara.

Gejala Penyakit yang Menular Melalui Udara

Umumnya gejala penyakit yang menular melalui udara serupa dengan gejala pilek atau flu, yaitu batuk, demam, nyeri otot, badan lemas, bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, sakit kepala dan hilang nafsu makan.

Gejala cacar air yaitu muncul ruam gatal yang menyebar ke seluruh tubuh. Ruam akan berubah menjadi vesikel (ruam berisi cairan) yang kemudian pecah dan mengelupas.

campak

Campak

Ruam pada campak biasanya dimulai dari wajah dan leher, kemudian menyebar dalam beberapa hari. Komplikasi campak dapat serius, seperti misalnya timbul infeksi telinga, diare, dehidrasi, infeksi pernapasan berat, kebutaan, atau pembengkakan otak.

Gejala penyakit TB bervariasi bergantung bagian tubuh mana yang terkena penyakit.

Difteri dapat menyebabkan pembengkakan yang jelas di daerah leher, sehingga penderitanya kesulitan bernapas dan menelan.

Komplikasi dari penyakit yang menular melalui udara lebih sering dialami anak yang masih kecil, lansia, dan penderita gangguan sistem kekebalan tubuh.

Pengobatan Penyakit yang Menular Melalui Udara

Secara umum, penyakit karena virus tidak dapat diobati dengan obat-obatan (kecuali flu dengan antivirus). Sebagian besar hanya memerlukan istirahat dan cukup cairan.

Obat-obatan yang diberikan umumnya hanya sebagai penunjang dan meredakan gejala yang muncul, misalnya obat penurun panas. Pengobatan selanjutnya bergantung pada masing-masing penyakit.

Penyakit yang disebabkan karena bakteri akan memerlukan antibiotik, dan pada kasus difteri diperlukan antitoksin.

Cara Mencegah Penularan Penyakit yang Menular Melalui Udara

Sulit untuk melakukan pencegahan menyeluruh. Meskipun begitu ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularannya:

  1. Hindari kontak dengan orang yang sakit atau bergejala. Bila Anda sakit, tetaplah di rumah bila untuk menghindari menularkan penyakit ke orang lain.
  2. Praktikkan hygiene yang baik. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama setidaknya 20 detik, terutama setelah Anda batuk atau bersin dan sebelum makan. Bila Anda batuk atau bersin, tutup dengan siku Anda atau dengan tissue kemudian buang tissue dengan aman. Jangan menyentuh wajah Anda ataupun wajah orang lain dengan tangan yang belum dicuci dengan sabun.
  3. Ventilasi yang baik sangat penting untuk mencegah penyebaran virus. Dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk, kuman berbahaya, polusi, dan kelembaban dapat terkumpul hingga kadar yang membahayakan.
  4. Vaksin. Cara terbaik untuk melindungi diri dari berbagai penyakit adalah dengan vaksin. Saat ini tersedia berbagai jenis vaksin seperti vaksin campak, mumps, cacar air, difteri, flu, dan TB. Vaksin sangat penting untuk mengurangi jumlah infeksi dan kematian akibat virus.
  5. Masker. Masker dapat mengurangi risiko penularan penyakit yang menular melalui udara. Pada penyakit-penyakit yang telah disebutkan di atas, penggunaan masker umumnya tidak disarankan. Akan tetapi di masa wabah COVID-19 saat ini di mana obat dan vaksinnya belum ditemukan, penggunaan masker menjadi wajib untuk mencegah dan mengurangi penularannya.

 

Tetap jaga kesehatan Anda.

 

Salam Sehat!

 

 

 

 

 

Referensi:

  • https://www.healthline.com/health/airborne-diseases
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/317632
  • https://www.verywellhealth.com/airborne-viruses-4797457