Dalam sebuah email dikatakan bahwa terdapat kaitan antara pemakaian antiperspirant dengan meningkatnya risiko terjadinya kanker payudara. Walaupun email tersebut berasal dari sumber yang kelihatannya dapat dipercaya, beberapa ahli menyarankan agar yang membacanya harus mencari bukti-bukti medisnya. Di bawah ini isi dari email tersebut dan penjelasan yang sebenarnya.
Email Rumor: Saya pernah menderita Sindroma Syok Toksik kurang lebih dua tahun yang lalu, akibat adanya infeksi pada kelenjar getah bening di ketiak. Infeksi tersebut menyebabkan terlepasnya sebuah toksin (zat racun) ke dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan terjadinya kolaps pada liver, ginjal dan paru-paru saya. Saya tidak menyangka sama sekali hat tersebut bisa terjadi pada diri saya. Lalu Dokter berpesan agar saya hanya menggunakan deodoran aerosol saja dan jangan mencukur bulu ketiak dengan pisau cukur, tetapi ganti dengan menggunakan gunting.
Fakta: Potongan email diatas bisa saja benar. Wanita yang menulis email itu kemungkinan mendapatkan hidradenitis supurativa, yaitu infeksi yang bermula pada kelenjar keringat di daerah ketiak atau daerah lipatan lainnya. Infeksi ini dapat menyebabkan suatu kondisi yang disebut bakteremia (masuknya bakteri di dalam darah) dan bisa terjadi syok bila tidak segera ditangani. Mencukur dengan pisau dapat memperparah keadaan infeksi pada ketiak. Kemudian penggunaan antiperspirant dapat mengiritasi kulit pada kondisi dalam masa penyembuhan sesudah infeksi atau setelah dilakukan pembedahan tumor.
Email selanjutnya: Penyebab terjadinya kanker payudara adalah akibat penggunaan antiperspirant. Ya, ANTIPERSPIRANT. Kebanyakan produk yang dijual di pasaran mengandung bahan kombinasi antiperspirant/deodoran, oleh karena itu coba cek label produk yang anda gunakan. Deodoran tidak masalah, tapi jangan antiperspirant.
Fakta: Pernyataan tersebut tidak benar. Banyak sekali penelitian tentang faktor-faktor resiko terjadinya kanker payudara yang sudah dipublikasikan. Hasilnya tidak ada bukti maupun dugaan bahwa penggunaan antiperspirant merupakan faktor resiko untuk terjadinya kanker payudara.
Email selanjutnya: Tubuh manusia memiliki beberapa area tempat pembuangan racun; di belakang lutut, belakang telinga, lipat paha, dan ketiak. Racun tersebut dibuang bersama keringat (perspirant). Antiperspirant, seperti namanya, mencegah pengeluaran keringat berlebih dari dalam tubuh, yang berarti menghambat pembuangan racun dari tubuh (ketiak). Racun yang tidak bisa keluar tersebut tidak bisa hilang begitu saja. Tubuh akan menyimpannya di dalam kelenjar getah bening di ketiak. Hal ini mengakibatkan meningginya konsentrasi racun dan dapat memicu terjadinya mutasi sel: alias KANKER.
Fakta: Kelenjar getah bening memang bertugas membersihkan racun dari dalam tubuh. Tetapi tidak dibuang melalui keringat. The American Cancer Society menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa substansi yang terkandung di dalam deodoran ataupun antiperspirant dapat meracuni atau merusak DNA pada sel tubuh sehingga memicu terjadinya kanker. Biasanya produk-produk tersebut telah diuji coba sebelum dipasarkan.
Email selanjutnya: Hampir semua kanker payudara terletak di kuadran luar atas. Tempat tersebut merupakan lokasi dari kelenjar getah bening.
Fakta: Kira-kira separuh dari kasus kanker payudara memang terletak di kuadran luar atas. Hal ini karena sebagian besar jaringan payudara berlokasi di kuadran ini. Penggunaan istilah kuadran bukanlah ukuran yang sebenarnya, karena puting bukan titik tengah dari payudara, dan karena jaringan payudara yang sebenarnya terletak sampai sepanjang ketiak, disebut axillary tail. Letak kanker payudara tadi sesuai dengan axillary tail tersebut. Jadi tidak ada hubungan antara lokasi terjadinya kanker dengan penggunaan antiperspirant atau pencukuran ketiak.
Kesimpulan dalam email: Pria lebih sedikit risikonya terkena kanker payudara, karena antiperspirant tertahan oleh rambut ketiak, yang biasanya tidak dicukur oleh kaum pria, sehingga tidak langsung mengkontaminasi kulit. Risiko meningkat pada wanita yang menggunakan antiperspirant segera setelah mencukur bulu ketiaknya, karena dapat menggores kulit dan menyebabkan zat kimia dapat masuk melalui luka yang tak kelihatan tersebut.
Fakta: Risiko terjadinya kanker pada pria memang 100 kali lebih sedikit dari pada wanita. Tapi hal ini disebabkan karena kaum pria memiliki 100 kali lebih sedikit jaringan dan kelenjar pada payudaranya. Faktor hormonal juga berperan memicu terjadinya kanker. Jadi deodoran ataupun antiperspirant bukan merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara baik pada wanita maupun pria. Sedangkan luka akibat pisau cukur dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi kulit, bukan kanker.
Email Rumor: Saya pernah menderita Sindroma Syok Toksik kurang lebih dua tahun yang lalu, akibat adanya infeksi pada kelenjar getah bening di ketiak. Infeksi tersebut menyebabkan terlepasnya sebuah toksin (zat racun) ke dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan terjadinya kolaps pada liver, ginjal dan paru-paru saya. Saya tidak menyangka sama sekali hat tersebut bisa terjadi pada diri saya. Lalu Dokter berpesan agar saya hanya menggunakan deodoran aerosol saja dan jangan mencukur bulu ketiak dengan pisau cukur, tetapi ganti dengan menggunakan gunting.
Fakta: Potongan email diatas bisa saja benar. Wanita yang menulis email itu kemungkinan mendapatkan hidradenitis supurativa, yaitu infeksi yang bermula pada kelenjar keringat di daerah ketiak atau daerah lipatan lainnya. Infeksi ini dapat menyebabkan suatu kondisi yang disebut bakteremia (masuknya bakteri di dalam darah) dan bisa terjadi syok bila tidak segera ditangani. Mencukur dengan pisau dapat memperparah keadaan infeksi pada ketiak. Kemudian penggunaan antiperspirant dapat mengiritasi kulit pada kondisi dalam masa penyembuhan sesudah infeksi atau setelah dilakukan pembedahan tumor.
Email selanjutnya: Penyebab terjadinya kanker payudara adalah akibat penggunaan antiperspirant. Ya, ANTIPERSPIRANT. Kebanyakan produk yang dijual di pasaran mengandung bahan kombinasi antiperspirant/deodoran, oleh karena itu coba cek label produk yang anda gunakan. Deodoran tidak masalah, tapi jangan antiperspirant.
Fakta: Pernyataan tersebut tidak benar. Banyak sekali penelitian tentang faktor-faktor resiko terjadinya kanker payudara yang sudah dipublikasikan. Hasilnya tidak ada bukti maupun dugaan bahwa penggunaan antiperspirant merupakan faktor resiko untuk terjadinya kanker payudara.
Email selanjutnya: Tubuh manusia memiliki beberapa area tempat pembuangan racun; di belakang lutut, belakang telinga, lipat paha, dan ketiak. Racun tersebut dibuang bersama keringat (perspirant). Antiperspirant, seperti namanya, mencegah pengeluaran keringat berlebih dari dalam tubuh, yang berarti menghambat pembuangan racun dari tubuh (ketiak). Racun yang tidak bisa keluar tersebut tidak bisa hilang begitu saja. Tubuh akan menyimpannya di dalam kelenjar getah bening di ketiak. Hal ini mengakibatkan meningginya konsentrasi racun dan dapat memicu terjadinya mutasi sel: alias KANKER.
Fakta: Kelenjar getah bening memang bertugas membersihkan racun dari dalam tubuh. Tetapi tidak dibuang melalui keringat. The American Cancer Society menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa substansi yang terkandung di dalam deodoran ataupun antiperspirant dapat meracuni atau merusak DNA pada sel tubuh sehingga memicu terjadinya kanker. Biasanya produk-produk tersebut telah diuji coba sebelum dipasarkan.
Email selanjutnya: Hampir semua kanker payudara terletak di kuadran luar atas. Tempat tersebut merupakan lokasi dari kelenjar getah bening.
Fakta: Kira-kira separuh dari kasus kanker payudara memang terletak di kuadran luar atas. Hal ini karena sebagian besar jaringan payudara berlokasi di kuadran ini. Penggunaan istilah kuadran bukanlah ukuran yang sebenarnya, karena puting bukan titik tengah dari payudara, dan karena jaringan payudara yang sebenarnya terletak sampai sepanjang ketiak, disebut axillary tail. Letak kanker payudara tadi sesuai dengan axillary tail tersebut. Jadi tidak ada hubungan antara lokasi terjadinya kanker dengan penggunaan antiperspirant atau pencukuran ketiak.
Kesimpulan dalam email: Pria lebih sedikit risikonya terkena kanker payudara, karena antiperspirant tertahan oleh rambut ketiak, yang biasanya tidak dicukur oleh kaum pria, sehingga tidak langsung mengkontaminasi kulit. Risiko meningkat pada wanita yang menggunakan antiperspirant segera setelah mencukur bulu ketiaknya, karena dapat menggores kulit dan menyebabkan zat kimia dapat masuk melalui luka yang tak kelihatan tersebut.
Fakta: Risiko terjadinya kanker pada pria memang 100 kali lebih sedikit dari pada wanita. Tapi hal ini disebabkan karena kaum pria memiliki 100 kali lebih sedikit jaringan dan kelenjar pada payudaranya. Faktor hormonal juga berperan memicu terjadinya kanker. Jadi deodoran ataupun antiperspirant bukan merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara baik pada wanita maupun pria. Sedangkan luka akibat pisau cukur dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi kulit, bukan kanker.