Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah yang mungkin akan dialami oleh masyarakat korban banjir. Setelah bencana banjir, bila tidak waspada masyarakat akan menghadapi permasalahan kesehatan yang sangat mengganggu.
Timbulnya permasalahan kesehatan di masyarakat atau timbulnya kejadian penyakit salah satunya tergantung faktor perubahan lingkungan, khususnya banjir. Demikian pula ancaman banjir yang seperti saat ini melanda Jakarta atau di beberapa daerah lainnya saat ini.
Permasalahan Saat Banjir
sumber : viva.co.id
Bencana banjir dengan berbagai permasalahan menyebabkan lingkungan yang tidak sehat. Lingkungan demikian akan berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Penyediaan air bersih seringkali terganggu, demikian pula masyarakat akan kesulitan mencari sarana kamar mandi dan WC. Buang air besar dan air kecil yang sembarangan dapat mempermudah penularan penyakit. Bila hal ini terjadi maka kebutuhan untuk pola hidup bersih jauh dari sempurna.
Keadaan lingkungan akan semakin buruk bila terjadi pada daerah pengungsian. Jumlah manusia yang sangat banyak dan berjejal dalam satu ruangan memudahkan penyebaran penyakit baik lewat penularan melalui udara atau kontak langsung.
Bencana banjir dalam kondisi tertentu akan mengakibatkan harta benda dan nyawa bisa terancam. Kondisi ini akan mengganggu ekonomi dan psikologis masyarakat. Bila ekonomi terganggu maka penyediaan kebutuhan hidup khususnya makan dan minum yang berakibat kondisi tubuh tidak optimal.
Anak balita merupakan korban yang paling menderita. Daya tahan tubuh mereka sangat rentan, ditambah faktor gizi yang pasti berkurang akibat keterbatasan suplai makanan. Bila psikologis terguncang maka berimbas pada daya tahan tubuh menurun dan mempermudah masuknya berbagai penyakit ke dalam tubuh.
Gangguan alam ini bukan hanya mengganggu manusia, binatang juga tak luput dari ancaman. Berbagai binatang seperti tikus, kucing dan anjing dapat mati karena bencana ini. Bangkai binatang ini juga dapat menimbulkan masalah kesehatan lainnya.
Penyakit yang Ditimbulkan
Dalam keadaan banjir ternyata dapat mengakibatkan banyak permasalahan secara bersamaan yang dapat berpotensi menimbulkan berbagai penyakit. Air banjir sebagai sarana yang paling mudah untuk penularan penyakit berbagai penyakit seperti infeksi saluran cerna, infeksi mata, infeksi pernapasan, infeksi kulit, bahkan infeksi otak dapat ditularkan lewat air.
Penyakit infeksi saluran cerna dengan gejala demam, diare dan muntah sering ditularkan melalui air. Penyakit tersebut meliputi gastroenteritis (infeksi saluran cerna) karena virus rota, disentri, kolera, tifus, hepatitis A, giardiasis, cryptosporidiosis, E coli, giardia, norovirus, salmonelosis atau sigelosis.
Penyakit infeksi mata dapat ditularkan melalui air adalah moluskum kontagiosum dan konjungtivitis (adenovirus). Otitis eksterna adalah infeksi telinga yang disebabkan karena Pseudomonas aeruginosa juga ditularkan lewat air.
Infeksi kulit yang yang penularannya dapat melalui air adalah "Hot Tub Rash". Penyebabnya adalah bakteri Pseudomonas. Penyakit kulit lainnya adalah Cercarial Dermatitis. Gejalanya berupa kulit yang terasa panas terbakar, gatal, pada kulit tampak bintil seperti jerawat kecil kemerah-merahan kadang disertai melepuh.
Penyakit ini disebabkan karena paparan dengan parasit yang terdapat pada burung dan hewan mamalia lainnya. Parasit tersebut mengkontaminasi manusia melalui perantara binatang keong yang terdapat dalam genangan air. Parasit ini terpapar pada kulit manusia yang mengalami rash atau kulit terkelupas karena sensitif atau alergi. Dalam keadaan luka terbuka pada kulit infeksi yang bisa terjadi adalah terkena kuman vibrio parahemolitikus atau vibrio vulnifikus.
Infeksi Pernapasan yang bisa ditularkan melalui air adalah faringokonjungtiva (infeksi tenggorok dan mata ?belekan? yang disebabkan adenovirus), legionellosis (demam pontiak dan penyakit Legionnaires) dan mikobakterium avium kompleks. Gejala infeksi saluran napas tersebut pada umumnya adalah demam, batuk atau pilek.
Pada keadaan daya tahan tubuh lemah dapat berpotensi menjadi pneumonia (radang paru). Dalam lingkungan penampungan pengungsi penyakit yang mudah menular adalah diare, infeksi saluran napas akut, campak, cacar air atau infeksi mata.
Meskipun jarang terjadi, ternyata penularan penyakit lewat air dapat mengakibatkan infeksi otak. Infeksi susunan saraf pusat yang dapat terjadi adalah infeksi selaput otak atau meningitis aseptik yang disebabkan enterovirus dan infeksi neigleria. Gejala yang dapat terjadi adalah demam tinggi, muntah, kejang, dan kesadaran menurun.
Infeksi lainnya yang dapat terjadi adalah Hepatitis A atau penyakit infeksi virus yang terjadi pada hati atau ?lever?. Gejala yang timbul adalah kulit dan mata tampak kuning, mual, muntah, demam dan badan lemas. Leptospirosis adalah infeksi yang disebabkan karena kuman leptospira juga dapat ditularkan lewat air.
Mungkin dalam minggu awal saat hujan lebat dan aliran air banjir masih deras dapat menghilangkan jentik dan nyamuk penyebab demam berdarah. Tetapi setelah bulan pertama banjir, kasus penyakit demam berdarah cenderung bertambah, karena banyak terjadi genangan air dimana-mana yang menjadi berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Antipasi
Identifikasi daerah yang 'bersih' atau yang 'terkontaminasi' di dalam dan di sekitar rumah dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit. Air sumur dan air keran dapat dianggap berpotensi terkontaminasi, dan sebaiknya tidak digunakan untuk konsumsi meskipun hanya untuk dimasak atau menyikat gigi.
Konsumsi air minum sebaiknya menggunakan air minum dalam kemasan. Gunakan air yang dimasak atau air matang atau air yang dikemas untuk menyirami tangan setelah mencuci tangan dan sebelum memasak. Kebiasaan cuci tangan bila hendak makan atau menyiapkan makanan dapat menghindari penularan berbagai penyakit.
Banyak penyakit yang tersebar oleh air melalui kotoran yang tidak sengaja masuk ke dalam mulut, penyiapan makanan di daerah banjir, berkemungkinan besar menyebabkan siklus ini. Makanan yang tersentuh oleh banjir tidak aman untuk dikonsumsi, dan sebaiknya dibuang. Hindari konsumsi sayuran mentah atau yang belum dimasak.
Tikus dan lalat sering membawa penyakit yang disebarkan air, simpanlah makanan diluar jangkauan kontaminasi dan tutuplah masakan sebelum disajikan. Penyimpanan makanan yang sudah dimasak untuk jangka waktu yang lama sebaiknya dihindari kapanpun bisa.
Jangan memasukan tangan ke dalam sudut ruangan atau lemari yang gelap karena mungkin merupakan tempat sembunyi binatang yang terkena stres dari banjir, seperti tikus, serangga dan binatang peliharaan.
Anak-anak sebaiknya dilarang bermain di daerah banjir. Bila tidak bisa dihindari setelah bermain air harus mandi dan cuci tangan yang bersih. Lantai dan dinding di dalam rumah sebaiknya dibersihkan dengan cairan desinfektan, seperti klorin atau bayclin.
Mainan-mainan seharusnya dicuci dengan desinfektan, boneka kain basah yang berpotensi menjadi sumber pertumbuhan bakteri dan jamur mungkin harus dibuang.
Bila berjalan di dalam air banjir harus memakai sepatu yang beralas keras. Lubang-lubang baru dan sampah-sampah yang tertutup air banjir sebaiknya di antisipasi, untuk mencegah luka di kaki. Luka apapun yang terletak di kulit sebaiknya diobati dan ditutup dengan perban.
Lingkungan yang kotor dan basah dapat mengakibatkan luka terinfeksi, dan penyembuhan bertambah lama. Pengunaan sepatu bot karet untuk jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan infeksi jamur dan luka kaki.
Bila tempat pengungsian sudah ada yang terjangkit penyakit menular seperti campak maka instansi kesehatan seperti puskesmas atau dinas kesehatan harus segera melakukan imunisasi masal di daerah tersebut.
Semua lapisan masyarakat dan pemerintah tidak terkecuali harus bahu membahu dalam membantu korban banjir. Ancaman berbagai penyakit akan menambah beban masalah baru pada korban banjir.